Tragis! Siswa SMP di Bandung Diceburkan ke Sumur karena Tolak Minum Tuak

Kuatbaca.com - Sebuah kasus perundungan mengerikan menimpa siswa SMP berusia 13 tahun di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Insiden ini menyita perhatian publik setelah sebuah video viral memperlihatkan korban dalam kondisi memprihatinkan: wajah berlumuran darah dan tubuhnya lemas setelah diceburkan ke dalam sumur oleh pelaku yang bahkan sempat tertawa saat melakukan kekerasan.
1. Ditolak Minum Tuak, Korban Justru Dianiaya
Peristiwa memilukan itu terjadi di Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung. Berdasarkan laporan dari detikJabar pada Kamis (26/6/2025), aksi perundungan terhadap korban berawal dari ajakan untuk meminum tuak. Saat korban menolak ajakan tersebut, pelaku justru bertindak brutal.
Kapolsek Ciparay IPTU Ilmansyah menjelaskan bahwa korban awalnya ditawari minuman keras jenis tuak oleh tiga pelaku, salah satunya berinisial MF (20), sedangkan dua lainnya masih di bawah umur. Korban sempat menolak, tetapi kemudian dipaksa untuk menenggak setengah gelas tuak.
Tak hanya dipaksa minum alkohol, korban juga dipaksa merokok. Saat korban menolak permintaan itu dan mencoba pulang, pelaku justru melampiaskan kekerasan dengan cara yang keji. Ia diceburkan ke dalam sumur dengan kedalaman sekitar tiga meter.
2. Wajah Penuh Darah, Pelaku Malah Tertawa
Video yang viral di media sosial memperlihatkan kondisi mengerikan saat korban berada dalam sumur. Setelah ditarik kembali ke atas, wajah korban tampak berlumuran darah. Ia tampak syok, lemas, dan hanya mampu mengelap darah di wajahnya.
Yang membuat publik semakin geram, suara tawa pelaku justru terdengar dalam video. Mereka sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalah atau empati. Satu pelaku merekam aksi tersebut, sementara satu lainnya hanya menonton dan ikut tertawa melihat korban kesakitan.
Menurut IPTU Ilmansyah, dari tiga pelaku, hanya satu yang secara langsung melakukan aksi kekerasan fisik. Sementara dua lainnya terlibat secara pasif namun tidak kalah bersalah karena ikut menyaksikan dan mendokumentasikan tindakan itu tanpa berusaha menghentikannya.
3. Polisi Bergerak Cepat, Kasus Ditangani Serius
Setelah video perundungan viral dan mendapat reaksi keras dari masyarakat, pihak kepolisian segera bertindak. Pelaku berinisial MF telah ditangkap dan kini menjalani pemeriksaan intensif. Sementara dua pelaku lainnya yang masih di bawah umur juga telah diamankan untuk proses hukum yang sesuai dengan perlindungan anak.
Kepolisian menegaskan bahwa kasus ini akan diproses secara hukum tanpa pandang bulu. Tindakan kekerasan, apalagi terhadap anak, adalah bentuk pelanggaran berat yang harus ditindak tegas demi memberikan efek jera kepada pelaku dan melindungi korban lainnya.
Kasus ini juga menjadi peringatan keras bagi semua pihak, termasuk keluarga dan sekolah, untuk lebih peduli terhadap perilaku remaja di lingkungan sekitarnya. Kekerasan dan perundungan bisa terjadi kapan saja dan oleh siapa saja jika tidak ada pengawasan dan edukasi sejak dini.
4. Panggilan untuk Bersatu Lawan Perundungan
Kejadian ini menggugah empati masyarakat dan memunculkan seruan untuk lebih aktif melawan segala bentuk perundungan (bullying), terutama di lingkungan pendidikan. Netizen ramai-ramai mengecam tindakan pelaku dan menuntut agar pelaku dihukum berat sesuai hukum yang berlaku.
Banyak yang menilai bahwa perundungan bukan hanya sekadar tindakan iseng atau bercanda yang berlebihan, melainkan bisa berdampak serius secara fisik maupun psikologis terhadap korban. Trauma, ketakutan, bahkan depresi bisa dialami korban dalam jangka panjang.
Penting bagi keluarga, guru, dan aparat setempat untuk menciptakan lingkungan yang aman dan suportif bagi anak-anak. Edukasi mengenai bahaya perundungan serta nilai empati dan toleransi harus diperkuat sejak dini demi mencegah kekerasan serupa terjadi kembali.