Tragedi di Tengah Keramaian: Bocah Diduga Disiksa Ortu Ditemukan di Pasar Kebayoran Lama

Kuatbaca - Keramaian pasar yang biasanya dipenuhi hiruk-pikuk transaksi jual beli mendadak diwarnai suasana haru dan kepedihan. Seorang bocah perempuan ditemukan dalam kondisi mengenaskan di area Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Dugaan kekerasan dalam rumah tangga pun mencuat, mengundang keprihatinan banyak pihak.
Anak Kecil, Luka Besar
Kehadiran bocah perempuan itu awalnya tak terlalu menarik perhatian. Namun, ketika beberapa pengunjung pasar melihat kondisinya yang memprihatinkan, sejumlah petugas segera mendekat. Bocah itu terlihat ketakutan, dengan tubuh mungilnya menunjukkan tanda-tanda yang tak bisa diabaikan—bekas luka dan ekspresi trauma mendalam.
Ia tampak sendirian tanpa pendamping, dan saat ditanya, jawabannya hanya terbata. Dugaan pun muncul bahwa anak ini telah mengalami kekerasan, yang ironisnya diduga dilakukan oleh orang yang seharusnya melindunginya—orang tuanya sendiri.
Evakuasi Darurat oleh Satpol PP
Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dari Kecamatan Kebayoran Lama segera bertindak. Anak itu dievakuasi dari lokasi dan dibawa ke tempat yang lebih aman. Evakuasi berlangsung cepat dan hati-hati mengingat kondisi korban yang masih labil secara emosional maupun fisik.
Meski sempat mencoba berbicara, sang bocah kesulitan mengungkapkan informasi detail, termasuk identitas orang tua maupun tempat tinggalnya. Trauma yang ia alami tampaknya begitu dalam, hingga menyulitkannya untuk sekadar menyusun kalimat.
Penanganan Medis Jadi Prioritas
Setelah dievakuasi, langkah pertama yang diambil pihak berwenang adalah memberikan pertolongan medis. Bocah itu sempat ditangani oleh tim medis di Puskesmas terdekat untuk penanganan awal. Mengingat luka yang diderita serta kondisi psikologisnya, ia kemudian dirujuk ke RSUD Kebayoran Lama untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dari dokter spesialis anak.
Pihak dinas kesehatan menyebutkan bahwa rujukan ini penting agar anak tersebut tidak hanya mendapatkan perawatan fisik, tetapi juga bisa didampingi oleh tenaga medis yang memahami kondisi psikologis anak korban kekerasan.
Hingga kini, identitas orang tua sang bocah masih menjadi misteri. Tidak ada dokumen atau informasi yang menyertai saat ia ditemukan. Warga sekitar pasar juga tidak mengenal siapa anak itu, menandakan kemungkinan bahwa ia bukan berasal dari lingkungan sekitar.
Pihak berwajib saat ini sedang melakukan penelusuran lebih lanjut, termasuk mencoba melacak jejak keluarga sang bocah. Sejumlah pihak, termasuk Dinas Sosial dan Perlindungan Anak, turut dilibatkan dalam upaya ini.
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa kekerasan terhadap anak sering kali terjadi di tempat-tempat yang tak terduga, bahkan di tengah keramaian sekalipun. Luka fisik mungkin bisa diobati, namun luka emosional dan psikologis yang ditinggalkan oleh kekerasan dalam keluarga jauh lebih sulit disembuhkan.
Penting bagi masyarakat untuk lebih peka terhadap keberadaan anak-anak di sekitar mereka. Tanda-tanda kekerasan, meski samar, kadang bisa terlihat jika kita mau peduli.
Kini, bocah perempuan itu berada di bawah pengawasan medis dan pihak berwenang. Kasusnya menjadi perhatian serius, tidak hanya karena menyangkut kekerasan terhadap anak, tetapi juga karena menunjukkan adanya celah besar dalam sistem perlindungan anak yang harus segera dibenahi.
Selagi proses identifikasi dan penyelidikan terus berjalan, harapannya satu: semoga anak ini bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik ke depannya—bebas dari kekerasan, dan tumbuh di lingkungan yang mencintainya.