Kasus Pelecehan Penari Jathil Reog Ponorogo Viral, Pelaku Akhirnya Minta Maaf Secara Terbuka

14 May 2025 14:12 WIB
penari-jathil-di-ponorogo-mengalami-pelecehan-1747197345688_169.jpeg

Kuatbaca.com - Sebuah insiden tak pantas terjadi dalam pertunjukan budaya Reog Ponorogo yang digelar di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Seorang pria terekam melakukan pelecehan terhadap seorang penari jathil saat pertunjukan berlangsung. Video kejadian tersebut tersebar luas di media sosial dan memicu kemarahan publik, khususnya dari kalangan pecinta budaya dan masyarakat Ponorogo.

Dalam video tersebut, tampak seorang pria yang diduga dalam pengaruh minuman keras melakukan tindakan tak senonoh terhadap penari perempuan yang sedang tampil. Momen yang seharusnya menjadi ajang pelestarian budaya lokal berubah menjadi sorotan negatif akibat perilaku tidak beradab.

1. Penyelesaian Secara Kekeluargaan Dihadiri Tokoh Budaya

Menyadari kesalahan besar yang telah diperbuat, pelaku pelecehan yang diketahui bernama Djemono, warga Kecamatan Sawoo, akhirnya meminta maaf secara terbuka dalam sebuah forum yang dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk korban, komunitas seniman Reog, dan aparat kepolisian.

Pertemuan tersebut digelar pada Selasa malam, 13 Mei 2025, di kediaman salah satu tokoh sesepuh Reog Ponorogo, Hari Purnomo atau akrab disapa Mbah Pur, di Jalan Puspowarno, Kelurahan Mangkujayan. Kehadiran para seniman serta tokoh adat menunjukkan betapa seriusnya komunitas budaya setempat dalam menjaga kehormatan pertunjukan tradisional mereka.

2. Pengakuan dan Permintaan Maaf Pelaku di Hadapan Publik

Dengan kepala tertunduk, Djemono mengenakan pakaian batik biru saat menyampaikan permintaan maaf. Ia mengakui bahwa tindakannya adalah bentuk kecerobohan yang dipengaruhi oleh konsumsi minuman keras. Dirinya mengungkapkan penyesalan mendalam atas kejadian yang mencoreng pertunjukan seni budaya tersebut.

"Saya ceroboh, saya minta maaf. Saya tidak kontrol karena pengaruh miras," ujar Djemono dengan suara pelan di hadapan para seniman Reog dan korban.

Ia juga secara terbuka meminta maaf kepada seluruh seniman Reog Ponorogo, komunitas budaya, dan warga yang tersinggung atas tindakan tidak terpuji yang ia lakukan. Dalam pernyataannya, Djemono berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya dan siap menerima segala konsekuensi hukum atau adat.

3. Dukungan Komunitas Reog Terhadap Korban dan Budaya Lokal

Komunitas Reog Ponorogo menunjukkan solidaritas penuh kepada korban dan mengecam keras tindakan pelaku. Bagi mereka, pertunjukan Reog bukan hanya hiburan, melainkan warisan budaya leluhur yang harus dijaga kesakralannya. Para seniman menegaskan bahwa pelecehan terhadap salah satu penari merupakan pelecehan terhadap budaya dan identitas masyarakat Ponorogo secara keseluruhan.

Pihak kepolisian juga turut hadir dalam pertemuan tersebut untuk memastikan bahwa proses penyelesaian berjalan secara damai namun tetap dalam koridor hukum. Meskipun penyelesaian dilakukan secara kekeluargaan, tidak menutup kemungkinan kasus ini tetap ditindak sesuai hukum yang berlaku jika korban menginginkan proses hukum lanjutan.

kriminal

Fenomena Terkini






Trending