Kasus Bocah Diceburkan ke Sumur di Bandung, DPR Desak Proses Hukum Tegas

Kuatbaca.com -Kasus kekerasan terhadap seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, memantik perhatian luas dari publik, termasuk dari kalangan legislatif. Peristiwa memilukan ini terjadi saat korban diceburkan ke dalam sumur oleh beberapa orang yang diduga teman sebayanya, setelah menolak mengonsumsi minuman beralkohol. Aksi tersebut bahkan direkam dan videonya menyebar luas di media sosial, memunculkan gelombang kecaman dari masyarakat.
Dalam video yang viral, terlihat kondisi korban yang lemah dan wajahnya penuh luka. Ia tampak terjebak dalam sumur sebelum akhirnya ditarik paksa ke atas oleh para pelaku. Sayangnya, suasana dalam video justru dipenuhi suara tawa pelaku, menambah kesan kejam dalam insiden ini. Perilaku tersebut menunjukkan bahwa kasus perundungan di kalangan remaja masih menjadi ancaman serius yang membutuhkan penanganan menyeluruh.
1. DPR: Penanganan Harus Lebih dari Sekadar Administratif
Menanggapi insiden tersebut, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian, menyuarakan keprihatinan mendalam dan menegaskan pentingnya penanganan kasus kekerasan di lingkungan sekolah secara tegas dan menyeluruh. Ia menyampaikan bahwa kasus seperti ini tidak cukup hanya diselesaikan di tingkat administratif atau sekolah saja, melainkan perlu dilanjutkan ke proses hukum agar menimbulkan efek jera dan perlindungan maksimal bagi korban.
Lalu juga menekankan pentingnya kerja sama antara lembaga seperti Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), serta aparat penegak hukum. Koordinasi antarlembaga ini dinilai krusial untuk memastikan setiap kasus kekerasan terhadap anak mendapat perhatian dan penyelesaian secara adil dan transparan.
2. Pencegahan Melalui Keterlibatan Komunitas Sekolah
Masalah perundungan di sekolah tidak bisa dipandang sebelah mata. Diperlukan langkah konkret dari pihak sekolah dalam mencegah dan menangani kekerasan di lingkungan pendidikan. Salah satu langkah yang diusulkan adalah pembentukan tim pencegahan kekerasan di setiap sekolah, yang melibatkan guru, siswa, hingga orang tua murid. Dengan keterlibatan aktif dari semua elemen sekolah, diharapkan tercipta lingkungan yang aman, kondusif, dan bebas dari intimidasi.
Tim ini tidak hanya berfungsi sebagai pengawas, tetapi juga harus mampu memberikan edukasi secara rutin tentang pentingnya saling menghormati dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan di antara para siswa. Program pendidikan karakter harus digalakkan untuk membentuk perilaku positif yang tertanam sejak dini.
3. Penguatan Regulasi dan Protokol Penanganan Kekerasan
Pengawasan dan penegakan hukum terhadap kasus kekerasan di sekolah juga menjadi sorotan penting. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Dinas Pendidikan di daerah harus memastikan bahwa setiap sekolah memiliki protokol yang jelas dan tegas dalam menangani kekerasan fisik, verbal, hingga psikologis. Prosedur penanganan yang lambat atau tidak jelas hanya akan memperparah trauma korban dan membuka peluang terulangnya kejadian serupa.
Langkah-langkah penting seperti pendampingan psikologis terhadap korban, rehabilitasi pelaku, serta pemberian sanksi sesuai peraturan hukum harus dilakukan secara konsisten. Penegakan aturan yang tegas adalah bentuk perlindungan nyata terhadap hak anak dalam mendapatkan pendidikan yang aman dan bermartabat.
4. Pentingnya Literasi Anti-Kekerasan Sejak Dini
Peristiwa di Ciparay ini menjadi peringatan bahwa upaya pencegahan kekerasan harus dimulai sejak usia dini. Literasi mengenai bahaya perundungan dan kekerasan harus menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan. Anak-anak perlu diajarkan keterampilan sosial, empati, serta cara menghadapi konflik secara damai tanpa kekerasan.
Peran keluarga juga tidak kalah penting. Orang tua harus terlibat aktif dalam memantau perilaku anak, membangun komunikasi terbuka, dan menjadi tempat aman bagi anak untuk bercerita ketika mengalami masalah. Dukungan psikososial dari keluarga adalah fondasi penting dalam membentuk anak yang tangguh dan berkarakter baik.