Hendry Halim: Sosok Misterius di Balik Peredaran 40 Kg Sabu dari Asia Tenggara

11 June 2025 10:06 WIB
handry-halim-buron-40-kg-sabu-yang-tengah-diburu-bareskrim-polri-1749559889231_169.jpeg

Kuatbaca - Sosok Hendry Halim kini menjadi buronan paling dicari oleh kepolisian Indonesia. Pria berusia 38 tahun ini diduga kuat sebagai otak di balik pengiriman puluhan kilogram sabu ke wilayah Jabodetabek. Yang membuat kasus ini makin pelik, Hendry diyakini mengendalikan jaringan narkotika lintas negara dari persembunyiannya di Asia Tenggara.

Tampang Rapi, Peran Mematikan

Dari penampakan fisik, Hendry Halim tak menunjukkan kesan mengintimidasi. Rambutnya pendek rapi, mengenakan batik seperti pejabat kantor atau eksekutif muda. Namun di balik penampilan santunnya itu, pria yang tercatat sebagai warga Gambir, Jakarta Pusat, ini diduga menjalankan bisnis haram bernilai miliaran rupiah lintas batas negara.

Bareskrim Polri resmi memasukkan nama Hendry ke dalam daftar pencarian orang (DPO). Ia dicurigai sebagai pengendali jaringan distribusi narkoba skala besar yang beroperasi dari kawasan Asia Tenggara, termasuk Thailand dan Kamboja.

Pengakuan Kurir Menyingkap Identitas Bos

Nama Hendry mencuat ke permukaan setelah aparat Direktorat IV Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri membekuk seorang pria bernama Suryadi Gunawan di Gading Serpong, Tangerang, pada awal Juni lalu. Suryadi bukan siapa-siapa dalam hierarki jaringan, ia hanya kurir. Namun keterangannya sangat krusial.

Dalam pemeriksaan, Suryadi mengaku hanya menjalankan perintah dari "bosnya" yang bernama Hendry Halim. Tugasnya cukup sederhana, membawa mobil Toyota Rush berisi sabu dari Aceh menuju kawasan Tangerang dan menyerahkannya kepada seseorang di dekat sebuah restoran cepat saji.

Rencana tersebut gagal total. Polisi yang telah lama membuntuti pergerakan Suryadi berhasil meringkusnya sebelum serah terima terjadi.

Pelacakan Panjang dari Aceh ke Jakarta

Operasi penangkapan terhadap Suryadi tidak terjadi dalam semalam. Tim Subdit IV Dittipidnarkoba Bareskrim, yang dipimpin Kombes Handik Zusen, telah melacak pergerakan kendaraan Suryadi sejak dari Aceh Utara. Mereka sempat kehilangan jejak, namun kembali mendapat informasi penting: mobil Toyota Rush bernomor polisi BL-1956-EZO tengah melaju ke arah Jakarta.

Mobil itu akhirnya ditemukan dalam posisi terparkir di halaman sebuah hotel di Gading Serpong. Polisi langsung melakukan pengintaian ketat. Begitu Suryadi keluar hotel, penyergapan dilakukan secara cepat dan terkoordinasi. Dalam penggeledahan yang melibatkan anjing pelacak (K9) Bea-Cukai, petugas menemukan barang bukti berupa 40 kilogram sabu yang disembunyikan di dalam mobil.

Temuan ini membuka tabir jaringan narkoba yang jauh lebih kompleks. Dengan bukti sebanyak itu, Bareskrim menduga ada struktur organisasi yang rapi dan terorganisir. Hendry Halim, sebagai pengendali, diduga memiliki koneksi kuat di luar negeri dan beroperasi secara mobile.

Koordinasi dengan Interpol pun telah dilakukan melalui Divhubinter Polri untuk memperluas perburuan, terutama mengantisipasi jika Hendry telah melarikan diri ke negara tetangga. Skema pelariannya dinilai sangat mungkin terjadi karena pola distribusi sabu ini tidak hanya melibatkan jalur darat, tetapi juga laut dan udara.

Yang membuat penyidik miris adalah kenyataan bahwa perdagangan sabu ini dilakukan dengan strategi yang sangat profesional. Dari pergerakan mobil, pola komunikasi, hingga upaya penyamaran lokasi penyerahan, semuanya dirancang agar tidak terdeteksi.

Namun kesigapan aparat membuahkan hasil. Meski baru satu pelaku ditangkap, rantai distribusi mulai terlihat. Dengan Suryadi sebagai titik masuk, Bareskrim kini punya pijakan kuat untuk membongkar jaringan yang lebih besar dan menjaring pelaku lainnya.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa ancaman narkotika bukan lagi soal pengguna atau pengedar eceran. Ini adalah persoalan lintas negara yang mengancam masa depan generasi dan kestabilan sosial.

Hendry Halim mungkin masih bersembunyi, tapi waktunya terus berjalan. Aparat penegak hukum tampak serius dan sistematis dalam memburu tokoh ini. Harapannya, jaringan yang dikelola Hendry bisa segera dibongkar hingga ke akar-akarnya.

kriminal

Fenomena Terkini






Trending