Hasil Autopsi Ungkap Dugaan Kekerasan di Kasus Bayi Hasil Inses di Medan

Kuatbaca.com - Kasus mengejutkan kembali mengguncang Kota Medan. Seorang pria bernama Reynaldi (24) dan adik kandungnya, Najma Hamida (21), ditangkap pihak kepolisian setelah diketahui terlibat dalam hubungan inses yang mengakibatkan kehamilan dan kelahiran seorang bayi. Mirisnya, bayi yang baru dilahirkan tersebut ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa saat dikirim menggunakan jasa ojek online ke sebuah lokasi di Medan Timur. Kejadian ini langsung menyita perhatian publik dan menimbulkan kecaman luas atas tindakan yang tidak hanya melanggar norma hukum, tetapi juga norma sosial dan moral.
1. Hasil Autopsi Ungkap Adanya Luka pada Kepala Bayi
Pihak Polrestabes Medan telah melakukan autopsi terhadap jasad bayi tersebut untuk mengungkap penyebab kematiannya. Dalam keterangan resmi, Kapolrestabes Medan, Kombes Gidion Arif Setyawan, menjelaskan bahwa dari hasil autopsi awal ditemukan resapan darah pada bagian kepala bayi, sementara pemeriksaan DNA masih dalam proses laboratorium. Penemuan ini menjadi kunci awal dalam penyelidikan apakah bayi tersebut meninggal secara alami atau terdapat indikasi kekerasan.
“Hasil DNA belum (keluar), tapi hasil autopsi keluar, kemudian kondisi lambung sudah dapat, ada resapan darah di kepala,” ujar Gidion dalam keterangannya pada Rabu, 14 Mei 2025.
2. Dugaan Kekerasan atau Kecelakaan Saat Melahirkan?
Temuan resapan darah pada kepala bayi membuka kemungkinan adanya trauma fisik. Namun, polisi belum dapat memastikan apakah luka tersebut berasal dari tindakan kekerasan atau akibat kecelakaan saat proses persalinan. Gidion menambahkan bahwa penyidik akan melakukan konfirmasi lebih lanjut dengan meminta keterangan dari tenaga medis profesional, termasuk ahli forensik dan bidan, untuk mengkaji kemungkinan luka tersebut muncul akibat melahirkan tanpa bantuan medis.
“Masih kita konfirmasi lebih lanjut, bagaimana dia proses melahirkan? Kan sendiri, apakah dia pas melahirkan jatuh atau ada kekerasan? Itu nanti kita konfirmasi. Termasuk kita minta ahli, bidan, bagaimana logika melahirkan secara mandiri,” jelasnya.
3. Pengiriman Bayi Lewat Ojol: Fakta yang Memperparah Kasus
Salah satu fakta paling mengerikan dari kasus ini adalah cara pasangan kakak-adik tersebut menangani bayi setelah dilahirkan. Alih-alih membawa ke fasilitas medis atau memberi perawatan layak, mereka justru mengirim jasad bayi tersebut menggunakan ojek online ke sebuah masjid di kawasan Medan Timur. Saat sampai di lokasi, bayi sudah dalam keadaan tidak bernyawa. Tindakan ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai kondisi psikologis dan tingkat kesadaran hukum pelaku.
Kepolisian kini mendalami alasan di balik tindakan tersebut, termasuk apakah ada upaya menutupi kelahiran atau menyembunyikan bukti kehamilan yang tidak diinginkan. Penyelidikan secara ilmiah (scientific investigation) terus dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kematian dan peran masing-masing pelaku.
4. Proses Hukum dan Penahanan Kedua Pelaku
Setelah dilakukan penangkapan, Reynaldi dan Najma Hamida saat ini telah ditahan di Mapolrestabes Medan. Proses hukum terus berjalan dengan pengumpulan bukti tambahan dan pemeriksaan intensif. Kasus ini bukan hanya menyangkut tindak pidana umum, tetapi juga menyentuh aspek pelanggaran terhadap nilai-nilai keluarga dan norma sosial yang berlaku di masyarakat Indonesia.
Selain kemungkinan pasal terkait pembunuhan atau kelalaian yang menyebabkan kematian, pelaku juga dapat dijerat dengan pasal-pasal terkait perbuatan cabul dan inses. Kepolisian berkomitmen untuk memproses kasus ini secara transparan dan sesuai aturan hukum yang berlaku.