Eric Hiariej: Dari Sanksi Hingga Pemecatan, Jejak Kasus Pelecehan Seksual di UGM

Kuatbaca - Sebuah babak kelam di Universitas Gadjah Mada (UGM) menemukan puncaknya dengan pemecatan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Eric Hiariej. Kasus pelecehan seksual yang melibatkannya datang ke permukaan pada tahun 2016, dan sejak saat itu, UGM telah mengambil sejumlah langkah sanksi terhadap Eric Hiariej.
1. Sanksi Pertama: Skorsing dan Pembebasan Dari Kewajiban Mengajar
Pada tahun 2016, Fisipol UGM melakukan rapat gabungan yang melibatkan Dekanat, Ketua Senat Fakultas, dan Pengurus Departemen untuk merespons laporan pelecehan seksual yang dilaporkan oleh korban. Hasil rapat menunjukkan beberapa sanksi yang diberikan sebagai respons atas pelanggaran kode etik dosen yang dilakukan oleh Eric Hiariej.
Sanksi pertama yang diberikan adalah skorsing, yang disertai dengan pembebasan Eric Hiariej dari kewajiban mengajar dan membimbing skripsi serta tesis. Langkah ini dimaksudkan sebagai tindakan penahanan dan peringatan atas perilaku yang tidak etis.
2. Sanksi Kedua: Pembatalan Usulan Sebagai Kepala Pusat Kajian
Sanksi kedua yang dijatuhkan terkait dengan jabatan dan tanggung jawab akademik Eric Hiariej. Fisipol UGM membatalkan usulan Eric sebagai kepala pusat kajian, mencerminkan penurunan statusnya dalam lingkup kegiatan akademis di universitas.
3. Sanksi Ketiga: Program Konseling dan Koreksi Perilaku
Fisipol juga mewajibkan Eric Hiariej untuk mengikuti program konseling dengan Rifka Annisa Women's Crisis Center. Sanksi ini dimaksudkan untuk menangani perilaku negatif dan memfasilitasi pemulihan moral dan etika.
Dekan Fisipol UGM, Dr. Erwan Agus Purwanto MSi, menjelaskan bahwa sanksi-sanksi ini akan terus diberlakukan hingga Eric Hiariej dapat memperbaiki perilakunya berdasarkan hasil konseling dari Rifka Annisa Women's Crisis Center. Upaya pemulihan dan pemantapan sanksi ini menjadi bagian integral dari respons UGM terhadap kasus pelecehan seksual yang melibatkan staf pengajar mereka.
Setelah melalui serangkaian sanksi, UGM akhirnya memutuskan untuk memecat Eric Hiariej. Keputusan ini mencerminkan seriusnya kasus pelecehan seksual dan tekad universitas untuk menjaga lingkungan akademis yang aman dan etis.
Pelecehan seksual menjadi sorotan serius di lingkungan perguruan tinggi, dan UGM menunjukkan komitmennya untuk memberikan sanksi yang tepat sebagai respons terhadap pelanggaran etika dan moral yang terjadi di lingkungan kampus.