Balita 2 Tahun Tewas Dianiaya di Bawah Flyover Blok M: Ibu dan Pacar Jadi Tersangka

10 May 2025 13:20 WIB
3dd84a0a-630a-4c23-be1b-b21545eac19d_169.jpg

Kuatbaca.com - Kisah memilukan datang dari Jakarta Selatan, tepatnya di kawasan Blok M. Seorang balita perempuan berusia 2 tahun ditemukan dalam kondisi mengenaskan usai mengalami tindak kekerasan yang berujung pada kematian. Sang ibu kandung berinisial N dan kekasihnya berinisial E, yang diketahui bukan ayah kandung korban, kini ditetapkan sebagai tersangka utama dalam kasus tersebut.

Pasangan ini diketahui hidup dengan berpindah-pindah tempat. Mereka menjalani kehidupan jalanan dan tidak memiliki tempat tinggal tetap. Dalam beberapa bulan terakhir, keduanya tinggal di bawah kolong flyover Blok M. Tempat yang menjadi saksi bisu dari penganiayaan tragis terhadap anak tak berdosa tersebut.

1. Kehidupan Tanpa Kepastian: Mengamen dan Menjual Bunga

Untuk bertahan hidup, N dan E menjalani pekerjaan serabutan. Mereka mengamen dari pagi hingga malam hari di kawasan ramai lalu lintas seperti Blok M. Terkadang, mereka juga menjual bunga mawar di pinggir jalan demi mendapatkan uang recehan. Tidak ada penghasilan tetap yang bisa menjamin kebutuhan dasar, apalagi untuk merawat anak-anak.

Kondisi ekonomi yang sangat terbatas ini ditengarai menjadi salah satu faktor yang memicu stres dan kekerasan dalam kehidupan pasangan tersebut. Namun, alasan ekonomi tentu tidak bisa membenarkan tindakan kekerasan terhadap anak, terlebih sampai menyebabkan kematian.


2. Kekerasan yang Berulang: Luka-Luka di Tubuh Kecil Korban

Berdasarkan hasil penyelidikan, korban bukan hanya mengalami satu kali kekerasan. Dalam pengakuan saksi dan hasil pemeriksaan, balita malang itu kerap menerima perlakuan kasar. Luka-luka di tubuh korban seperti lebam, bekas pukulan, dan memar telah terlihat sejak lama.

Beberapa saksi yang merasa iba bahkan sempat membawa korban ke puskesmas beberapa minggu sebelum kejadian nahas itu terjadi.

Bentuk kekerasan yang dilakukan sangat variatif. Dari mencubit, memukul dengan benda keras seperti gitar, hingga menampar dan menabok korban. Perilaku ini diduga telah berlangsung cukup lama dan berulang, namun tidak banyak yang bisa dilakukan oleh orang-orang sekitar karena keterbatasan akses informasi dan ketakutan akan intervensi sosial.

3. Upaya Menutupi Kekerasan: Alasan yang Tidak Masuk Akal

Dalam proses pemeriksaan awal, tersangka sempat memberikan alasan bahwa luka-luka pada tubuh korban disebabkan oleh kakaknya yang lebih tua. Namun, saksi yang mendengar pengakuan itu merasa janggal, karena kondisi korban menunjukkan adanya luka yang tidak mungkin diakibatkan oleh sesama anak kecil.

Polisi mendalami keterangan para saksi, termasuk informasi bahwa korban sebelumnya juga sudah dibawa ke fasilitas kesehatan karena kondisi fisiknya yang memprihatinkan. Dugaan bahwa korban telah lama menjadi korban kekerasan kini diperkuat oleh berbagai bukti dan kesaksian warga sekitar.


4. Balita Tak Tertolong Saat Dilarikan ke Puskesmas

Peristiwa puncak terjadi ketika korban dibawa ke Puskesmas Kebayoran Baru dalam kondisi kritis. Sayangnya, nyawa balita itu tak dapat diselamatkan saat dalam perjalanan. Petugas medis yang menangani langsung melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian. Dari laporan tersebut, penyidik bergerak cepat dan menetapkan N dan E sebagai tersangka penganiayaan yang menyebabkan kematian.

Kini, proses penyidikan masih terus berjalan untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban. Sementara itu, kakak korban yang berusia 5 tahun telah diamankan dan ditempatkan di rumah aman guna menghindari kemungkinan trauma atau kekerasan lanjutan.

kriminal

Fenomena Terkini






Trending