Perjalanan Sejarah Rokok di Indonesia: Dari Tembakau Asing ke Kretek yang Khas

Kuatbaca - Sejarah rokok di Indonesia dimulai pada abad ke-17 ketika tanaman tembakau, yang diduga berasal dari Amerika Selatan atau Amerika Utara, diperkenalkan oleh kolonial Barat. Saat itu, tembakau memiliki nilai perdagangan yang tinggi, dan Gubernur Jenderal Van den Bosch dari Pemerintah Belanda memutuskan untuk menjadikannya sebagai komoditas utama yang harus ditanam secara besar-besaran. Ini merupakan awal dari apa yang disebut "kultur stelsel," di mana tanaman tembakau ditanam dalam perkebunan budidaya yang dikelola secara besar-besaran dengan teknologi modern.
1. Munculnya Industri Tembakau
Pada tahun 1869, seorang pria bernama Nienhuijs mendirikan Deli Maatschappij, sebuah perseroan terbatas pertama yang beroperasi di Hindia Belanda. Dari tahun ke tahun, jumlah perkebunan tembakau terus bertambah pesat. Pada tahun 1891, jumlah perkebunan tembakau mencapai puncaknya dengan 169 perkebunan. Tembakau Indonesia menjadi begitu terkenal di dunia sehingga pada tahun 1959, Indonesia mulai menjalin kerja sama perdagangan dengan pasar lelang tembakau Bremen di Jerman. Tembakau Indonesia, khususnya dari Sumatera, menjadi favorit penggemar cerutu di Eropa.
2. Kretek: Produk Khas Indonesia
Salah satu hal yang membuat Indonesia unik dalam industri tembakau adalah kretek. Kretek adalah jenis rokok khas Indonesia yang berbeda secara spesifik dari rokok konvensional. Seiring dengan perkembangan industri tembakau di Indonesia, kretek berkembang menjadi produk yang sangat populer. Kretek merupakan campuran tembakau, cengkeh, dan saus yang memberikan rasa yang khas dan aroma yang harum.
3. Peran Ekonomi dan Industri Rokok
Industri rokok memiliki peran penting dalam ekonomi Indonesia. Cukai rokok adalah salah satu penyumbang terbesar keuangan negara. Selain itu, industri rokok juga memberikan dampak positif lainnya, seperti menciptakan lapangan pekerjaan mulai dari produksi hingga pemasaran, mendukung para petani tembakau, dan menyumbang pada pengembangan sumber daya manusia melalui yayasan-yayasan yang didirikan oleh perusahaan rokok modern.
Salah satu tokoh terkenal dalam industri rokok Indonesia adalah Nitisemito, yang namanya kini diabadikan sebagai salah satu nama jalan di Kota Kudus. Awalnya, Nitisemito bekerja sebagai kusir dokar, tetapi ia juga berjualan tembakau. Ia kemudian menikahi seorang penjual rokok kretek, Nasilah, yang sebelumnya adalah pembuat rokok kretek. Bersama istrinya, Nitisemito mulai mengembangkan usaha rokok kretek, yang tumbuh menjadi industri besar dengan lebih dari 10 ribu karyawan.
Sejarah rokok di Indonesia adalah cerita yang panjang dan beragam, dari masuknya tanaman tembakau dari luar negeri hingga perkembangan kretek yang khas. Industri tembakau dan rokok tetap menjadi salah satu sektor ekonomi yang penting dalam sejarah dan perkembangan Indonesia.