Kuatbaca - Bulan Sutena, bintang utama dari film Eva: Pendakian Terakhir, mengaku sangat senang dengan penerimaan film pertamanya. Sejak dirilis, film horor yang menghadirkan cerita mendalam ini mendapatkan respons positif dari berbagai kalangan, termasuk komunitas pendaki gunung.
Antusiasme yang Menggembirakan
Film Eva: Pendakian Terakhir resmi tayang pada awal Januari 2025 dan sejak itu menarik perhatian banyak penonton. Bulan Sutena mengungkapkan rasa bangganya atas antusiasme masyarakat yang begitu tinggi terhadap karya pertamanya ini. Tidak hanya mendapatkan pujian dari para penonton umum, tetapi juga mendapat apresiasi dari pendaki yang merasa terhubung dengan cerita yang disajikan.
“Senang sekali rasanya melihat banyak yang antusias menonton film ini. Saya merasa bangga bisa ikut berkontribusi dalam proyek yang begitu positif ini,” ungkap Bulan Sutena dalam keterangannya pada Selasa (21/1/2025).
Film yang Mendapatkan Rating Tinggi
Tidak hanya dari segi apresiasi penonton, Eva: Pendakian Terakhir juga meraih rating yang cukup tinggi. Keberhasilan ini membuat Bulan Sutena semakin percaya diri untuk melanjutkan kariernya di dunia akting. Film ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga membawa pesan yang dalam tentang bagaimana manusia seharusnya bersikap terhadap alam.
"Jadi makin percaya diri saja untuk bermain film. Saya merasa film ini punya banyak makna yang bisa diterima oleh banyak orang," tambahnya dengan penuh semangat.
Produser Eksekutif Eva: Pendakian Terakhir, Anwar Mattawape, juga memberikan respons positif terhadap film ini. Menurutnya, film ini berhasil menyentuh hati para pendaki karena menghadirkan semangat yang sama dalam melestarikan lingkungan, khususnya kawasan pegunungan. Komunitas pendaki gunung, yang biasanya jarang terekspose, merasa bahwa kisah yang ditampilkan dalam film ini begitu dekat dengan pengalaman mereka.
“Kami melihat turunnya para pendaki ini adalah indikasi dari kisah Eva yang diterima oleh semua kalangan. Selama ini, para pendaki memiliki banyak cerita dan pengalaman di pegunungan, tetapi kisah itu hanya mereka simpan sendiri. Film ini membuka ruang bagi mereka untuk menemukan kesamaan,” ujar Anwar Mattawape.
Respons Positif dari Komunitas Pendaki
Tidak hanya sebatas dari penonton umum, tetapi juga dari komunitas pendaki gunung. Beberapa komunitas seperti Komunitas Pendaki Urang Bandung telah turun gunung untuk menonton Eva: Pendakian Terakhir. Mereka bahkan datang ke bioskop dengan mengenakan pakaian khas para pecinta alam. Selain itu, komunitas pendaki dari Makassar, Pekanbaru, Denpasar, dan berbagai daerah lain turut menyambut baik film ini.
“Banyak dari komunitas pendaki yang kami temui mengatakan film ini sangat mewakili cerita mereka di pegunungan. Selain itu, mereka juga memuji nilai-nilai yang dibawa dalam film ini, seperti menjaga kelestarian alam,” kata Anwar.
Untuk semakin mendukung antusiasme penonton, produksi film Eva: Pendakian Terakhir yang digawangi oleh Citra Visual Sinema (CVS) dan Titah Entertainment juga menghadirkan berbagai giveaway menarik. Selain itu, pihak produksi menyediakan hadiah utama berupa uang tunai sebesar Rp 50 juta, yang akan dibagikan kepada 50 pemenang dengan masing-masing mendapatkan Rp 1 juta.
“Kami menantang para penonton untuk bermain games berhadiah. Setiap orang yang memposting fotonya mengenakan pakaian ala pendaki sambil memegang tiket bioskop akan berkesempatan memenangkan hadiah ini,” ujar Anwar dengan antusias.
Tidak hanya menawarkan genre horor, film ini juga memiliki pesan moral yang sangat kuat. Salah seorang pendaki bernama Loly mengungkapkan bahwa film ini membawa pesan penting untuk memperlakukan alam dengan hormat dan tidak bertindak semena-mena.
“Pesan utama yang kami tangkap adalah bahwa kita tidak boleh memperlakukan alam sebagai obyek. Kita harus menjaga kebersihan dan tidak buang air sembarangan. Bahkan, ada aturan yang perlu diikuti, seperti tidak mendaki saat sedang datang bulan karena bisa membahayakan,” ungkap Loly saat ditemui di Makassar.
Anwar Mattawape juga menjelaskan bahwa dalam film Eva: Pendakian Terakhir terdapat ekspresi jari telunjuk di depan bibir, yang diinterpretasikan oleh para pendaki sebagai kode budaya untuk menjaga ketenangan di alam. Sebagai tamu yang menjelajah alam, penting untuk lebih mendengarkan suara alam tanpa merusaknya.
“Ingin tahu lebih banyak tentang film ini? Datang ke bioskop, tonton filmnya, resapi pesan-pesannya, dan menangkan hadiahnya,” pungkas Anwar.
Dengan segala nilai positif yang diusung dalam film Eva: Pendakian Terakhir, Bulan Sutena berharap film ini dapat terus memberikan inspirasi kepada penontonnya. Tidak hanya sebagai hiburan, tetapi sebagai media yang mengajarkan bagaimana kita harus hidup harmonis dengan alam.