Adelia Pasha Tanggapi dengan Bijak Insiden Kekerasan yang Libatkan Dimas Anggara dan Kiesha Alvaro

Kuatbaca - Dalam pusaran isu kekerasan fisik yang menyeret nama dua artis muda, Dimas Anggara dan Kiesha Alvaro, muncul suara bijak dari sosok yang tak asing di dunia hiburan tanah air: Adelia Pasha. Istri musisi sekaligus mantan Wakil Wali Kota Palu, Pasha Ungu, ini memilih meredam emosi dan memberikan pandangan yang menyejukkan di tengah riuhnya perbincangan publik soal insiden yang cukup mengejutkan itu.
Melalui unggahan di Instagram Stories, Adelia mengungkapkan rasa syukurnya bahwa konflik yang sempat memanas itu telah selesai secara damai dan kekeluargaan. Ia menekankan pentingnya menjaga sikap dan tidak bertindak semena-mena, terutama dalam situasi emosional. Bagi Adelia, tindakan kekerasan dalam bentuk apa pun tidak bisa dibenarkan, sekalipun itu terjadi di dunia yang penuh tekanan seperti industri hiburan.
Sikap Orang Tua yang Wajar
Sebagai seorang ibu dari Kiesha Alvaro—anak kandung Okie Agustina dari pernikahan sebelumnya dengan Pasha Ungu—Adelia mengerti betul naluri protektif orang tua. Menurutnya, reaksi Pasha dan Okie yang langsung turun tangan saat mengetahui insiden tersebut adalah sesuatu yang manusiawi dan bisa dipahami oleh siapa pun yang memiliki anak.
Dalam dunia hiburan yang kadang tak mengenal batas waktu dan tekanan kerja tinggi, hubungan antarpemain bisa saja mengalami gesekan. Namun bagi Adelia, apapun persoalannya, solusi damai selalu menjadi pilihan terbaik, terutama jika menyangkut anak-anak muda yang masih dalam proses tumbuh dan belajar dari kesalahan.
Dimas Anggara Akui Kesalahan dan Minta Maaf
Puncak ketegangan mereda ketika Dimas Anggara akhirnya mengakui kesalahannya dan meminta maaf secara terbuka kepada Kiesha dan keluarganya. Dalam sebuah unggahan di media sosial, aktor yang dikenal lewat peran-peran romantis itu menyampaikan penyesalannya atas tindakan yang telah mencoreng profesionalisme kerja dan merugikan rekan seprofesinya.
Permintaan maaf tersebut disambut baik oleh pihak Kiesha. Sebagai seorang anak muda yang sudah cukup matang menyikapi konflik, Kiesha memilih membuka pintu maaf dan berharap agar hubungan mereka bisa kembali membaik, terutama dalam hal profesionalisme kerja di masa depan.
Momen Damai yang Menyejukkan
Kisah ini tidak berhenti pada saling meminta maaf saja. Pertemuan langsung antara Dimas dan Kiesha terekam dalam sebuah video yang memperlihatkan keduanya saling berjabat tangan dan berpelukan—sebuah simbol perdamaian yang langka di tengah seringnya konflik artis berlarut-larut di ruang publik.
Momen ini menjadi pelajaran penting tentang bagaimana konflik bisa diredam, bukan dengan ego, tapi dengan keterbukaan hati dan keberanian untuk mengakui kesalahan. Langkah yang ditempuh Dimas dianggap sebagai bentuk tanggung jawab moral yang patut diapresiasi, bukan hanya oleh publik, tapi juga oleh sesama pekerja seni.
Tak kalah penting, sikap Pasha Ungu sebagai ayah dari Kiesha juga patut dicontoh. Dalam sebuah pernyataan yang dibagikan melalui akun Instagram miliknya, Pasha menyampaikan apresiasi kepada Dimas atas keberaniannya mengakui kesalahan. Ia juga menegaskan bahwa kejadian ini bisa menjadi pembelajaran berharga bagi semua pihak, terutama para pekerja seni yang berada di lingkungan kerja penuh tekanan.
Sebagai publik figur yang juga memiliki latar belakang di dunia politik, Pasha menunjukkan ketenangan dan kedewasaan dalam menyikapi persoalan keluarga yang menjadi konsumsi publik. Ia berharap tidak ada lagi insiden serupa yang mencoreng nama baik industri hiburan dan memecah keharmonisan antar artis muda.
Insiden antara Dimas Anggara dan Kiesha Alvaro sebenarnya mencerminkan dinamika dunia hiburan yang tidak selalu glamor. Tekanan kerja, jam syuting panjang, dan dinamika karakter di lokasi bisa memicu konflik, terlebih bila komunikasi tidak terjalin dengan baik. Namun, seperti yang ditunjukkan oleh seluruh pihak dalam kasus ini, penyelesaian secara damai, terbuka, dan penuh empati selalu menjadi jalan terbaik.
Kini, usai insiden tersebut, publik berharap para artis muda bisa menjadikan pengalaman ini sebagai titik balik menuju sikap profesionalisme yang lebih tinggi. Dunia hiburan membutuhkan kerja sama, saling menghargai, dan empati antarsesama pelaku industri—bukan hanya demi karya, tapi juga demi menjaga iklim kerja yang sehat dan saling membangun.