Peningkatan Aktivitas Gunung Karangetang: Warga dan Wisatawan Diminta Waspada

5 May 2025 10:32 WIB
gunung-karangetang-di-pulau-siau-kabupaten-kepulauan-sitaro-sulut-antarakarel-a-polakitan-1746407944268_169.jpeg

Kuatbaca.com - Gunung Karangetang, yang terletak di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkaniknya. Berdasarkan laporan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA), sebanyak sembilan kali gempa embusan tercatat pada periode 3 Mei 2025. Gempa tersebut memiliki amplitudo antara 5 hingga 20 milimeter dan durasi antara 25 hingga 40 detik. Selain gempa embusan, juga terpantau gempa lainnya yang menandakan adanya potensi bahaya yang semakin meningkat di kawasan gunung berapi ini.

Para ahli geologi dan pengamat aktivitas vulkanik menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh peningkatan aktivitas tersebut. Sifat gempa embusan yang terpantau mengindikasikan adanya pergerakan magma dan gas vulkanik di dalam perut gunung, yang dapat berpotensi menyebabkan letusan atau bahaya lainnya dalam waktu yang tidak dapat diprediksi.

1. Aktivitas Lain yang Teramati: Gempa Vulkanik dan Tektonik

Selain sembilan kali gempa embusan, aktivitas Gunung Karangetang juga mencatatkan beberapa jenis gempa lain, termasuk gempa hybrid atau fase banyak dengan amplitudo 5 hingga 7 milimeter dan durasi sekitar 7 hingga 8 detik. Terekam pula satu kali gempa terasa yang memiliki amplitudo cukup besar, yakni 50 milimeter dengan durasi mencapai 1942 detik.

Sebagai informasi tambahan, pos PGA juga melaporkan adanya beberapa kali gempa tektonik jauh yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut terkait dengan aktivitas geologis di sekitar gunung tersebut. Meskipun aktivitas ini belum mengarah pada letusan besar, pola gempa yang terjadi menunjukkan adanya dinamika internal yang perlu diwaspadai oleh masyarakat sekitar dan pengunjung.

2. Peringatan Dikeluarkan: Wisatawan Dilarang Mendekati Gunung

Dengan peningkatan aktivitas tersebut, pihak berwenang telah mengeluarkan peringatan agar masyarakat dan wisatawan yang berada di sekitar Gunung Karangetang untuk tidak mendekati kawasan tersebut. Zona berbahaya diperkirakan meliputi radius 1,5 kilometer dari puncak kawah utama dan kawah dua, serta area perluasan sektoral ke arah barat daya dan selatan sejauh 2,5 kilometer.

Wisatawan dan pendaki yang berniat untuk berkunjung ke gunung ini juga dihimbau untuk membatalkan rencana mereka demi keselamatan bersama. Gunung Karangetang dikenal dengan letusan-letusan kecilnya yang bisa terjadi secara tiba-tiba, yang membuat pendakian di waktu seperti ini sangat berisiko tinggi.

3. Potensi Bahaya Lain: Lahar dan Awan Panas Guguran

Selain itu, bahaya lain yang perlu diwaspadai adalah potensi guguran lava dan awan panas guguran. Aktivitas vulkanik yang terjadi pada Gunung Karangetang berpotensi menumpuknya material lava di puncak, yang dapat sewaktu-waktu runtuh dan meluncur ke arah lereng gunung. Guguran ini berpotensi menimbulkan bahaya bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan selatan, tenggara, barat, dan barat daya dari puncak gunung.

Guguran lava dan awan panas dapat menyebabkan kebakaran atau kerusakan yang lebih luas, serta meningkatkan risiko cedera bagi siapa saja yang berada di jalur aliran lava. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat di area tersebut untuk selalu mengikuti perkembangan terbaru dan mengutamakan keselamatan.

4. Ancaman Lahar Hujan dan Banjir Bandang di Sekitar Sungai

Tak hanya itu, ancaman lahar hujan dan banjir bandang juga menjadi perhatian besar bagi masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai yang berhulu di Gunung Karangetang. Potensi terjadinya lahar hujan yang dapat mengalir hingga ke pantai sangat tinggi, terutama saat terjadi hujan lebat yang mengikis material vulkanik yang berada di sekitar gunung.

Lahar hujan ini dapat mengalir dengan cepat, membawa serta batu-batu besar, lumpur, dan material vulkanik lainnya yang bisa menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur, serta mengancam keselamatan jiwa. Masyarakat di daerah-daerah yang rawan lahar dan banjir bandang perlu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi ancaman ini.

geografi

Fenomena Terkini






Trending