Gunung Marapi Meletus, Kolom Abu Capai 1.600 Meter: Warga Diminta Waspada

14 May 2025 12:24 WIB
letusan-gunung-marapi-pada-rabu-1452025-antaraho-warga-1747194334141_169.jpeg

Kuatbaca.com - Gunung Marapi yang terletak di wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan pada Rabu pagi, 14 Mei 2025. Erupsi yang terjadi sekitar pukul 09.42 WIB ini memuntahkan kolom abu setinggi 1.600 meter dari puncak, menciptakan pemandangan dramatis di langit sekitar gunung.

Kolom abu yang membumbung ke udara berwarna kelabu pekat dan memiliki intensitas tebal, dengan arah sebaran cenderung ke timur laut. Aktivitas ini menandakan bahwa Gunung Marapi, salah satu gunung api paling aktif di Pulau Sumatera, masih menyimpan potensi erupsi yang tidak bisa dianggap enteng.

1. Aktivitas Seismik Gunung Marapi Terekam Jelas

Letusan Gunung Marapi terekam dengan jelas melalui alat seismograf yang dipasang di Pos Pemantauan Gunung Api. Erupsi kali ini tercatat dengan amplitudo maksimum mencapai 30,4 milimeter dan berdurasi sekitar 1 menit 2 detik. Aktivitas vulkanik ini mengindikasikan adanya tekanan dari dalam gunung yang cukup kuat hingga mampu melontarkan material vulkanik ke ketinggian yang cukup signifikan.

Para petugas pemantauan tetap siaga, mengawasi perubahan aktivitas Gunung Marapi dari waktu ke waktu. Mereka terus menyampaikan perkembangan terbaru kepada pihak berwenang maupun masyarakat di sekitar kawasan rawan bencana.

2. Status Waspada: Aktivitas Dalam Radius 3 Kilometer Dilarang

Saat ini, Gunung Marapi berada dalam status Waspada atau Level II. Berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), status ini mengharuskan kewaspadaan penuh, baik dari warga setempat maupun para wisatawan yang kerap mengunjungi kawasan sekitar gunung.

PVMBG menegaskan bahwa masyarakat, pendaki, dan pengunjung dilarang melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari pusat aktivitas vulkanik, yakni Kawah Verbeek. Kawasan ini dianggap sebagai zona merah yang memiliki risiko tinggi terhadap bahaya letusan mendadak maupun lontaran material pijar.


3. Waspadai Lahar Dingin dan Dampak Abu Vulkanik

Selain ancaman erupsi langsung, PVMBG juga memperingatkan adanya potensi bahaya sekunder berupa lahar dingin. Ancaman ini meningkat drastis saat hujan turun di sekitar kawasan gunung. Masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai yang berhulu dari Gunung Marapi diminta untuk selalu waspada, karena aliran lahar bisa membawa material vulkanik yang sangat berbahaya bagi keselamatan dan infrastruktur.

Masyarakat juga diimbau untuk mengenakan masker saat terjadi hujan abu guna melindungi saluran pernapasan dari partikel halus yang terbawa angin. Abu vulkanik dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti batuk, iritasi mata, dan infeksi saluran pernapasan atas jika terhirup dalam jumlah besar.

4. Respons dan Antisipasi Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah bergerak cepat dalam merespons erupsi ini. Sosialisasi kepada warga terus dilakukan agar mereka tetap tenang namun waspada terhadap setiap perubahan aktivitas gunung. Tim gabungan dari TNI, Polri, dan relawan juga telah disiagakan untuk membantu evakuasi jika kondisi memburuk.

Sarana komunikasi dan informasi bencana seperti radio komunitas, pengeras suara masjid, serta media sosial resmi pemerintah daerah dimanfaatkan secara maksimal untuk menyebarkan informasi terkini. Masyarakat diimbau tidak mempercayai informasi yang belum terverifikasi guna menghindari kepanikan.

geografi

Fenomena Terkini






Trending