Gempa Magnitudo 4,1 Guncang Bogor, Disusul Empat Kali Gempa Susulan

Kuatbaca.com - Kota Bogor, Jawa Barat, diguncang gempa dengan kekuatan magnitudo 4,1 pada Kamis malam, 10 April 2025, sekitar pukul 22.16 WIB. Getaran gempa terasa cukup kuat di beberapa wilayah sekitar seperti Kabupaten Bogor, Kota Bogor, hingga Kota Depok. Menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hingga Jumat pagi, 11 April 2025 pukul 06.00 WIB, tercatat telah terjadi empat kali gempa susulan pasca gempa utama tersebut.
Intensitas gempa yang tercatat berada pada skala III hingga IV Modified Mercalli Intensity (MMI), menandakan bahwa getaran dirasakan nyata di dalam rumah, beberapa benda ringan tergoyang, dan terdapat laporan kerusakan ringan pada bangunan warga. Meski tergolong tidak besar, gempa ini cukup membuat kepanikan masyarakat yang merasakan guncangannya secara langsung.
1. Suara Dentuman dan Gemuruh Warnai Gempa Bogor
Fenomena gempa ini tidak hanya ditandai dengan getaran, tetapi juga diiringi suara dentuman dan gemuruh yang terdengar oleh sejumlah warga. Hal tersebut dijelaskan sebagai karakteristik umum dari gempa dengan kedalaman hiposenter sangat dangkal. Suara gemuruh terjadi akibat getaran frekuensi tinggi yang menjalar dekat permukaan tanah.
Jenis gempa seperti ini sering kali menimbulkan suara yang menyerupai ledakan atau dentuman keras, dan bisa memicu kepanikan, terutama bagi warga yang tidak familiar dengan karakteristik gempa dangkal. Hal ini turut memperjelas bahwa gempa di Bogor bukan berasal dari dalam perut bumi yang dalam, melainkan dari kerak dangkal.
2. Gempa Dipicu Aktivitas Sesar Aktif, Diduga Sesar Citarik
BMKG mengidentifikasi bahwa gempa yang terjadi merupakan gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake). Dari hasil analisis mekanisme sumber, gempa ini memiliki pola geser (strike-slip), yang menunjukkan adanya pergeseran lempeng secara horizontal.
Lebih lanjut, sumber gempa diduga kuat berasal dari aktivitas sesar Citarik, yang memang telah dikenal sebagai sesar aktif di wilayah Jawa Barat. Karakteristik gelombang gempa yang direkam dari sensor seismik di daerah Darmaga dan Citeko juga memperlihatkan gelombang shear (S-wave) yang dominan, mengindikasikan aktivitas tektonik yang cukup signifikan di wilayah tersebut.
3. Kesaksian Warga: Getaran Terasa Kuat, Kepanikan Tak Terhindarkan
Salah satu warga Bogor, Yaya, mengaku merasakan guncangan yang cukup hebat ketika gempa terjadi. Ia sedang berada di lantai dua rumah kontrakannya saat merasakan getaran yang cukup mengagetkan. Menurut Yaya, seumur hidupnya, belum pernah merasakan gempa sekuat ini di wilayah Bogor.
“Kaca yang nempel di dinding sama gantungan baju langsung gerak semua. Kita langsung lari keluar bareng-bareng,” ujar Yaya saat ditemui usai kejadian. Cerita seperti ini mencerminkan betapa besar dampak psikologis dari gempa meski secara kekuatan tergolong sedang. Banyak warga yang panik dan langsung menyelamatkan diri ke luar rumah demi menghindari kemungkinan terburuk.
4. Kedalaman Gempa Hanya 5 Kilometer, Ancaman Potensial Sesar Aktif
Gempa ini tercatat terjadi di titik koordinat 6,62 Lintang Selatan dan 106,80 Bujur Timur, dengan kedalaman hanya 5 kilometer. Kedalaman yang sangat dangkal seperti ini memperbesar potensi guncangan terasa kuat di permukaan, walau dengan magnitudo relatif kecil.
Kondisi geografis dan keberadaan sesar-sesar aktif seperti sesar Citarik, menjadikan wilayah Bogor dan sekitarnya memiliki risiko gempa yang cukup signifikan. Oleh karena itu, warga diimbau untuk selalu waspada dan memahami mitigasi bencana gempa bumi. Pemerintah daerah dan BMKG pun terus melakukan pemantauan untuk memastikan tidak ada aktivitas gempa lanjutan yang membahayakan.