Fenomena Hujan Es di Medan Viral, BMKG Jelaskan Penyebabnya

Kuatbaca.com - Sebuah fenomena alam yang tak biasa menggegerkan warga Kota Medan, Sumatera Utara. Pada Jumat (31/5/2025), wilayah tersebut diguyur hujan yang tidak hanya membawa air, tetapi juga butiran es. Kejadian ini terekam dalam video yang diunggah ke media sosial dan langsung menjadi viral. Dalam rekaman tersebut, seorang perempuan tampak memperlihatkan potongan es batu kecil yang jatuh bersama air hujan, sambil menyatakan dengan antusias bahwa hujan es benar-benar terjadi.
Fenomena hujan es memang terbilang langka di wilayah tropis seperti Indonesia. Namun, kejadian seperti ini ternyata bukan sesuatu yang mustahil, terutama ketika kondisi atmosfer mendukung terbentuknya awan jenis tertentu. Warga yang menyaksikan langsung peristiwa tersebut mengaku takjub dan sebagian bahkan merasa cemas dengan intensitas hujan yang tiba-tiba disertai es.
1. BMKG Medan Berikan Penjelasan Ilmiah soal Hujan Es
Menanggapi viralnya peristiwa hujan es di Medan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan melalui salah satu prakirawannya, Fauziah Fitri Damanik, memberikan penjelasan lengkap. Menurutnya, hujan es biasanya terjadi saat masa peralihan musim, terutama ketika cuaca sedang tidak stabil, seperti yang terjadi belakangan ini di sebagian besar wilayah Indonesia.
“Fenomena hujan es memang lebih sering terjadi pada periode peralihan musim dan musim panas seperti sekarang ini, terutama saat kondisi cuaca sedang tidak stabil,” jelas Fauziah. Ketidakstabilan ini dipengaruhi oleh faktor lokal hingga regional yang berkaitan dengan dinamika atmosfer, salah satunya adalah peningkatan aktivitas konvektif di udara.
2. Awan Cumulonimbus Jadi Penyebab Utama Terbentuknya Hujan Es
Faktor utama yang menyebabkan turunnya hujan es menurut BMKG adalah keberadaan awan cumulonimbus (Cb), yang terbentuk akibat proses konveksi kuat di atmosfer. Awan jenis ini dikenal dengan bentuknya yang menjulang tinggi dan tebal, serta mampu menghasilkan cuaca ekstrem seperti hujan deras, angin kencang, petir, bahkan butiran es.
Fauziah menjelaskan lebih lanjut bahwa dalam awan cumulonimbus terdapat labilitas udara yang tinggi. Artinya, terdapat perbedaan suhu ekstrem antara permukaan dan lapisan atas atmosfer yang membuat butiran uap air membeku menjadi es sebelum jatuh ke permukaan bumi. “Awan cumulonimbus inilah yang menjadi penyebab terjadinya hujan es. Umumnya memiliki dimensi menjulang tinggi yang menandakan adanya kondisi labilitas udara signifikan,” jelasnya.
3. Fenomena Alam yang Tidak Perlu Ditakuti, Tapi Perlu Diwaspadai
Meskipun terkesan menakutkan, hujan es bukanlah sesuatu yang harus dikhawatirkan secara berlebihan. BMKG menekankan bahwa fenomena ini bersifat temporer dan biasanya berlangsung hanya dalam durasi singkat. Namun, masyarakat tetap diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem lainnya yang bisa menyertai hujan es, seperti petir dan angin kencang.
Fenomena ini juga menjadi pengingat bagi masyarakat untuk rutin memperbarui informasi cuaca dari sumber resmi, terutama saat musim peralihan. Kehadiran hujan es menunjukkan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap dinamika cuaca lokal, agar bisa mengambil langkah preventif untuk menghindari risiko atau dampak buruk, terutama jika berada di luar ruangan saat cuaca berubah drastis.
4. Peningkatan Aktivitas Cuaca Ekstrem Butuh Kesiapan Masyarakat
Seiring dengan perubahan iklim global dan meningkatnya aktivitas atmosfer, kejadian cuaca ekstrem seperti hujan es diperkirakan akan menjadi lebih sering muncul di wilayah-wilayah yang sebelumnya jarang terdampak. Untuk itu, masyarakat, terutama di perkotaan seperti Medan, perlu lebih siap dan tanggap menghadapi fenomena ini.
Upaya edukasi dari lembaga-lembaga seperti BMKG sangat penting untuk meningkatkan literasi iklim dan cuaca di kalangan masyarakat umum. Dengan pemahaman yang lebih baik, masyarakat tidak hanya bisa menghindari dampak buruk dari cuaca ekstrem, tapi juga berperan aktif dalam menyebarkan informasi yang benar dan tidak menimbulkan kepanikan saat kejadian terjadi.