Fenomena Ekuinoks: Pengaruh dan Dampak Terhadap Bumi

23 September 2023 14:12 WIB
planet-bumi-dan-matahari-ekuinoks.jpeg

KuatBaca.com - Fenomena ekuinoks yang terjadi pada 23 September kembali menjadi sorotan, mengingat efek yang dihasilkannya pada Bumi. Fenomena ini mengacu pada momen ketika Matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa, sehingga menghasilkan durasi siang dan malam yang hampir sama di seluruh dunia.

1. Penjelasan Fenomena Ekuinoks

Ketika ekuinoks terjadi, baik Bumi Belahan Utara maupun Bumi Belahan Selatan mendapat paparan sinar matahari yang hampir setara. Ini berarti, durasi siang dan malam di kedua belahan Bumi menjadi hampir sama.

Selain itu, saat ekuinoks berlangsung, Matahari akan terbit dan terbenam tepat di arah timur dan barat. Hal ini terjadi karena posisi khatulistiwa Bumi, yang sedikit miring sekitar 23,4 derajat terhadap bidang ekliptika (jalur yang dilalui Bumi saat mengorbit Matahari).

2. Ekuinoks Sebagai Tanda Pergantian Musim

Ekuinoks, yang terjadi dua kali dalam setahun ketika Bumi mengorbit Matahari, merupakan tanda penting pergantian musim. Ekuinoks pada bulan Maret menandai dimulainya musim semi dan berakhirnya musim dingin di Bumi Belahan Utara, sementara di Bumi Belahan Selatan menandai awal musim gugur dan berakhirnya musim panas.

Sedangkan pada ekuinoks September, perubahan musimnya berkebalikan. Bumi Belahan Utara memasuki musim gugur, sedangkan Belahan Bumi Selatan memulai musim semi.

3. Dampak Ekuinoks di Indonesia

Untuk negara-negara yang berada di kawasan tropis seperti Indonesia, ekuinoks memiliki arti khusus dalam hal perubahan cuaca. Ekuinoks Maret di Indonesia menjadi pertanda peralihan dari musim hujan menuju musim kemarau. Sebaliknya, ketika ekuinoks September tiba, ini menjadi isyarat bahwa musim kemarau akan segera berakhir dan musim hujan akan segera dimulai. (*)

fenomena alam
Ekuinoks

geografi

Fenomena Terkini






Trending