Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat: Kolom Abu Setinggi 350 Meter

2 April 2025 08:46 WIB
erupsi-gunung-marapi-pukul-0625-wib-dengan-tinggi-kolom-abu-teramati-sekitar-350-meter-di-atas-puncak-gunung-di-kabupaten-agam-1743555505077_169.jpeg

Kuatbaca.com - Pada pagi hari Rabu, 2 April 2025, Gunung Marapi yang terletak di Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat, mengalami erupsi yang cukup signifikan. Erupsi ini tercatat oleh Pos Gunung Api (PGA) Gunung Marapi, dan mendapatkan perhatian karena kolom abu yang teramati mencapai ketinggian 350 meter di atas puncak gunung. Erupsi ini berlangsung selama sekitar 57 detik dengan amplitudo seismik sebesar 1,6 milimeter.

1. Waktu dan Durasi Erupsi Gunung Marapi

Erupsi yang terjadi pada pagi hari tersebut berlangsung pada pukul 06.25 WIB. Kolom abu yang muncul dari kawah Gunung Marapi berwarna kelabu dengan intensitas yang bervariasi, mulai dari sedang hingga tebal. Kolom abu ini kemudian condong ke arah timur laut, mengarah ke wilayah-wilayah sekitarnya. Erupsi yang hanya berlangsung sekitar satu menit ini terdeteksi melalui seismograf dengan amplitudo maksimum 1,6 milimeter, menandakan adanya aktivitas vulkanik yang cukup signifikan meskipun durasinya relatif singkat.

2. Aktivitas Gunung Marapi Sebelumnya

Sebelumnya, pada malam hari tanggal 1 April 2025, Gunung Marapi juga mengalami erupsi, meskipun pada kejadian tersebut tinggi kolom abu tidak dapat teramati. Erupsi yang terjadi pada sekitar pukul 22.33 WIB itu terekam di seismogram dengan amplitudo 30,6 milimeter dan berdurasi 34 detik. Meskipun kolom abu tidak terlihat, peristiwa ini tetap menunjukkan adanya aktivitas vulkanik yang aktif di Gunung Marapi. Selain itu, erupsi malam itu juga disertai dengan dentuman keras yang terdengar di beberapa wilayah, seperti di Kabupaten Tanah Datar dan Nagari Padang Lua di Kabupaten Agam.

3. Dampak Erupsi dan Potensi Ancaman

Gunung Marapi, yang memiliki ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl), saat ini berada pada status Level II atau Waspada berdasarkan pemantauan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Status ini mengindikasikan bahwa gunung api tersebut menunjukkan gejala-gejala yang bisa berpotensi membahayakan, meskipun tidak dalam tingkat yang sangat kritis. Dengan status ini, masyarakat diminta untuk tetap waspada dan mengikuti rekomendasi yang dikeluarkan oleh pihak berwenang.

4. Rekomendasi dan Peringatan Bagi Masyarakat

Berdasarkan status waspada, PVMBG mengeluarkan sejumlah rekomendasi kepada masyarakat dan pengunjung yang berada di sekitar kawasan Gunung Marapi. Masyarakat, pendaki, dan wisatawan diimbau untuk tidak memasuki wilayah dalam radius tiga kilometer dari pusat erupsi, yaitu Kawah Verbeek, yang merupakan area paling berisiko. Hal ini bertujuan untuk menghindari potensi bahaya yang bisa ditimbulkan dari aktivitas vulkanik yang tidak dapat diprediksi sepenuhnya.

Selain itu, PVMBG juga mengingatkan masyarakat yang tinggal di sekitar lembah atau bantaran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi untuk selalu waspada terhadap kemungkinan bahaya lahar hujan. Terutama pada musim hujan, aliran lahar yang terbawa air hujan bisa menambah ancaman bencana, mengingat potensi terjadinya banjir lahar yang bisa merusak infrastruktur dan membahayakan keselamatan.

5. Langkah Mitigasi dan Pemantauan Terus Dilakukan

Pihak berwenang, baik PVMBG maupun Pos Gunung Api, terus memantau aktivitas vulkanik Gunung Marapi dengan menggunakan teknologi seismograf dan visual. Mereka juga bekerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk memastikan agar masyarakat sekitar selalu mendapatkan informasi terbaru terkait kondisi gunung berapi tersebut. Pengawasan secara intensif dilakukan agar dapat mengurangi risiko bagi masyarakat yang berada di sekitar kawasan yang terpengaruh.

Masyarakat juga diharapkan untuk selalu memperhatikan peringatan dini dan mengikuti instruksi yang diberikan oleh otoritas terkait. Dengan adanya mitigasi yang tepat, diharapkan potensi bahaya dari aktivitas Gunung Marapi dapat diminimalkan, dan masyarakat dapat menjalani kehidupan mereka dengan lebih aman.

geografi

Fenomena Terkini






Trending