Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat, Kolom Abu Capai 1.200 Meter

Kuatbaca.com - Pada pagi hari, tepatnya sekitar pukul 02.45 WIB, Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) kembali mengalami erupsi. Erupsi tersebut terekam jelas oleh Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Marapi, dengan kolom abu yang teramati mencapai ketinggian sekitar 1.200 meter dari puncak gunung. Fenomena alam ini berlangsung sekitar 2 menit dan 4 detik, serta terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum mencapai 30,7 milimeter.
Kolom abu yang terlepas dari puncak Gunung Marapi terlihat berwarna kelabu dengan intensitas tebal. Abu vulkanik tersebut mengarah ke arah utara, yang tentunya bisa berdampak pada kawasan sekitarnya. Peristiwa erupsi ini menambah catatan aktivitas vulkanik Gunung Marapi yang terus diperhatikan oleh pihak berwenang untuk menghindari potensi bahaya yang lebih besar.
1. Status Gunung Marapi Tetap Waspada
Setelah erupsi yang terjadi, status Gunung Marapi tetap berada pada level II atau waspada. Pihak berwenang mengimbau agar masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan gunung tetap menjaga jarak dan tidak mendekati kawah atau beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari puncak. Ini bertujuan untuk menghindari potensi bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas vulkanik gunung tersebut.
Selain itu, warga yang tinggal di sekitar aliran sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Marapi diminta untuk selalu waspada terhadap potensi aliran lahar dingin. Aliran lahar dingin yang biasanya terjadi setelah erupsi bisa mengalir dengan cepat dan membahayakan siapa saja yang berada di jalurnya. Karena itu, kewaspadaan masyarakat di sekitar gunung sangat diperlukan untuk mengurangi risiko yang dapat terjadi.
2. Imbauan kepada Masyarakat yang Terpapar Abu Vulkanik
Erupsi Gunung Marapi kali ini juga mengakibatkan hujan abu di beberapa kawasan sekitar. Bagi warga yang terpapar abu vulkanik, disarankan untuk mengenakan masker untuk melindungi saluran pernapasan mereka. Abu vulkanik dapat mengandung bahan kimia berbahaya dan dapat menimbulkan gangguan pernapasan jika terhirup dalam jumlah banyak.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengikuti petunjuk dari pihak berwenang untuk mengurangi dampak negatif dari abu yang jatuh. Terlebih lagi, abu yang jatuh juga bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti transportasi, kesehatan, dan bahkan sektor pertanian. Karena itu, langkah mitigasi untuk melindungi diri sangat diperlukan.
3. Potensi Ancaman Lahar Dingin Pasca-Erupsi
Lahar dingin merupakan salah satu potensi bahaya yang bisa terjadi setelah erupsi Gunung Marapi. Lahar dingin adalah campuran antara air hujan dan material vulkanik yang mengalir ke lembah dan sungai-sungai yang ada di sekitar gunung. Masyarakat yang tinggal di daerah yang menjadi jalur aliran lahar dingin harus selalu waspada dan mematuhi arahan dari pihak berwenang.
Pihak PGA Marapi telah mengimbau agar masyarakat di sepanjang jalur aliran sungai yang berhulu di Gunung Marapi untuk memperhatikan peringatan dini terkait potensi lahar dingin. Hal ini penting untuk menghindari risiko bencana yang bisa datang secara mendadak setelah terjadinya erupsi. Mengingat bahaya yang bisa ditimbulkan, kesiapsiagaan masyarakat sangat diperlukan untuk meminimalkan kerugian akibat bencana alam ini.
4. Langkah Pemerintah dalam Menangani Erupsi
Pemerintah, melalui berbagai instansi terkait, terus memantau perkembangan Gunung Marapi dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak bencana. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada masyarakat mengenai kondisi terkini gunung dan potensi bahaya yang mungkin terjadi. Hal ini penting agar masyarakat bisa menjaga kewaspadaan dan melindungi diri dari kemungkinan bencana.
Selain itu, pemerintah juga berkomitmen untuk memberikan bantuan jika terjadi kerusakan yang disebabkan oleh erupsi, baik itu terhadap infrastruktur maupun pada warga yang terdampak. Tim SAR dan petugas dari berbagai lembaga pemerintah juga siap siaga untuk melakukan evakuasi jika diperlukan, demi keselamatan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan rawan erupsi.