Banjir Terjang Karawang, 449 Rumah Terendam dan 1.738 Jiwa Terdampak

Kuatbaca.com - Banjir yang melanda Kabupaten Karawang, Jawa Barat, sejak beberapa hari terakhir telah mengakibatkan kerusakan signifikan di sejumlah desa. Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang, dua desa masih terendam banjir hingga 8 Maret 2025, meski sebagian besar wilayah yang terdampak sudah mulai surut. Banjir yang melanda ini turut menggenangi 449 rumah dan mempengaruhi kehidupan lebih dari seribu warga.
1. Dampak Banjir di Karawang
Banjir yang terjadi di Kabupaten Karawang telah menggenangi sejumlah desa di lima kecamatan. Hingga 8 Maret 2025, dua desa yang masih terendam banjir adalah Desa Karangligar di Kecamatan Telukjambe Barat dan Desa Sukamakmur di Kecamatan Telukjambe Timur. Di kedua desa tersebut, sebanyak 449 rumah terendam dengan ketinggian air bervariasi antara 20 hingga 200 sentimeter, membuat banyak warga terpaksa mengungsi.
Berdasarkan data dari BPBD Karawang, sebanyak 556 keluarga yang terdiri dari 1.738 jiwa terdampak oleh bencana banjir ini. Di antaranya, ada sekitar 713 jiwa yang masih berada di lokasi pengungsian, sementara sisanya tinggal di rumah yang tidak terendam. Meskipun sebagian besar desa yang terendam telah mulai surut, proses pemulihan masih membutuhkan perhatian serius.
2. Penyebab dan Penyebaran Banjir
Banjir di Karawang disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi, yang menyebabkan sungai Cibeet dan Citarum meluap. Wilayah yang terdampak tersebar di berbagai kecamatan, antara lain Kecamatan Telukjambe Barat, Telukjambe Timur, Pangkalan, Karawang Barat, dan Pakisjaya.
Desa-desa yang terdampak banjir antara lain Desa Karangligar, Parungsari, Mekarmulya, Mulyajaya, dan Wanakerta di Kecamatan Telukjambe Barat. Di Kecamatan Telukjambe Timur, Desa Sukamakmur dan Purwadana juga terendam banjir. Kecamatan Pangkalan meliputi Desa Mulangsari, Ciptasari, Tamansari, dan Tamanmekar, sementara di Kecamatan Karawang Barat terdapat Kelurahan Tanjungmekar dan Karawang Kulon yang juga terendam. Banjir juga melanda Desa Telukbuyung dan Telukjaya di Kecamatan Pakisjaya.
3. Kerugian Material dan Sosial
Selain merendam pemukiman warga, banjir di Karawang juga menggenangi areal pertanian, peternakan, serta sejumlah fasilitas publik. Sebanyak 6.401 rumah tercatat terendam banjir, dan banyak warga yang mengalami kerugian material, baik rumah rusak maupun hilangnya tanaman pertanian dan ternak. Akibatnya, banyak warga yang harus menghadapi kesulitan, baik dalam hal kebutuhan sehari-hari maupun pekerjaan mereka.
Di sisi lain, fasilitas pendidikan dan rumah ibadah juga terendam banjir, menyebabkan gangguan pada aktivitas belajar-mengajar dan kegiatan sosial keagamaan. Oleh karena itu, selain penanganan bencana, diperlukan upaya pemulihan jangka panjang untuk mengembalikan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.
4. Penanganan dan Pemulihan oleh BPBD
Kepala BPBD Karawang, Mahpudin, mengungkapkan bahwa sebagian besar daerah yang terendam banjir sudah surut. Namun, dua desa yang masih terdampak banjir, yaitu Desa Karangligar dan Desa Sukamakmur, membutuhkan perhatian ekstra. Pemda setempat bekerja keras untuk membantu warga yang terdampak dengan menyalurkan bantuan dan mendirikan posko pengungsian.
Pemerintah daerah juga melakukan evakuasi warga yang rumahnya terendam, dan memberikan bantuan sembako serta perlengkapan dasar lainnya. Mahpudin menyatakan bahwa proses pemulihan masih berlangsung, dengan upaya pembersihan sisa-sisa banjir dan penyediaan bantuan untuk warga yang membutuhkan.
5. Langkah Antisipasi ke Depan
Banjir yang terjadi di Karawang mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Selain mempercepat pemulihan, BPBD dan pemerintah daerah Karawang perlu mengoptimalkan upaya mitigasi bencana. Hal ini meliputi perbaikan sistem drainase, normalisasi sungai, serta pengelolaan aliran air yang lebih baik agar banjir tidak terulang kembali di masa depan.
Kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana juga menjadi faktor penting. Oleh karena itu, penting untuk terus melakukan edukasi kepada warga terkait langkah-langkah yang harus diambil sebelum, selama, dan setelah bencana. Dengan kesiapsiagaan yang lebih baik, diharapkan dampak dari bencana banjir dapat dikurangi, dan proses pemulihan dapat berjalan lebih cepat.