Masa pensiun sering kali dipandang sebagai fase tenang setelah puluhan tahun bekerja keras. Namun kenyataannya, banyak orang justru menghadapi masa-masa sulit di usia senja karena kurangnya persiapan keuangan.
Menurut Perencana Keuangan Andy Nugroho, ada sejumlah indikator yang menunjukkan seseorang akan mengalami kesulitan finansial saat pensiun. Salah satunya adalah tidak memiliki tabungan atau sumber pendapatan pasif yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Jika sebelum pensiun seseorang tidak memiliki simpanan atau sumber penghasilan pasif, maka besar kemungkinan ia akan kesulitan secara finansial di masa tua,” jelas Andy.
Andy menambahkan, tantangan ini semakin berat apabila yang bersangkutan tidak memiliki dukungan keluarga, seperti anak atau kerabat dekat yang bisa membantu secara ekonomi. Dalam konteks budaya Indonesia yang mengedepankan kekeluargaan, ketiadaan dukungan tersebut bisa menjadi pukulan ganda.
Tanda lain yang kerap muncul adalah ketika seseorang yang telah memasuki usia pensiun, sekitar 56 hingga 60 tahun, masih harus bekerja demi mencukupi kebutuhan pokok. Bukan sekadar untuk mengisi waktu atau menyalurkan hobi, tetapi karena memang tidak ada pilihan lain secara ekonomi.
“Idealnya, pekerjaan di masa pensiun bersifat opsional. Namun jika seseorang tetap bekerja karena terpaksa, itu tanda bahwa ia belum siap secara finansial,” tambah Andy.
Untuk menghindari kesulitan tersebut, Andy menyarankan agar setiap pekerja mulai menyiapkan dana pensiun sedini mungkin, baik dalam bentuk tabungan maupun penghasilan pasif seperti investasi atau bisnis. Ia juga menekankan pentingnya memiliki perlindungan kesehatan melalui asuransi, minimal BPJS Kesehatan.
“Seiring bertambahnya usia, risiko penyakit meningkat, begitu pula biaya pengobatan. Tanpa perlindungan asuransi, tabungan yang sudah disiapkan bisa terkuras untuk biaya medis,” ujarnya.
Sementara itu, Eko Endarto dari Finansia Consulting mengungkapkan bahwa beban finansial seperti utang menjadi indikator lain seseorang akan kesulitan di masa pensiun. Jika dalam lima tahun menjelang pensiun masih ada kewajiban utang atau belum memiliki aset memadai, maka besar kemungkinan individu tersebut tidak akan siap secara keuangan.
“Utang menjelang pensiun adalah red flag. Begitu juga jika belum memiliki investasi atau aset yang bisa diandalkan untuk menopang kebutuhan hidup setelah berhenti bekerja,” terang Eko.
Eko menekankan pentingnya memulai perencanaan pensiun sedini mungkin. Investasi menjadi salah satu cara yang efektif untuk menjaga nilai aset dari laju inflasi serta menghasilkan pendapatan pasif. Ia juga menyarankan agar urusan penting seperti pendidikan anak sudah tuntas sebelum memasuki masa pensiun.
“Penting untuk memastikan tidak ada beban finansial besar saat pensiun. Pekerja perlu memiliki dana kesehatan, asuransi, dan investasi yang cukup agar hidup lebih tenang di usia senja,” tutup Eko.