Waskita Karya Laksanakan RUPST 2025: Penurunan Utang dan Pencapaian Kinerja Positif di 2024

Kuatbaca.com - Pada tahun 2025, PT Waskita Karya (Persero) Tbk melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Gedung Waskita Karya, Jakarta. Dalam acara rutin tersebut, perusahaan membahas tujuh mata acara penting yang berkaitan dengan laporan tahunan, laporan keuangan, serta program pendanaan usaha mikro dan usaha kecil (PUMK) untuk Tahun Buku 2024. RUPST ini menjadi momen penting bagi perusahaan untuk menunjukkan perkembangan dan kinerja mereka selama tahun 2024 serta menjelaskan langkah-langkah yang diambil dalam proses pemulihan keuangan.
Ermy Puspa Yunita, Corporate Secretary Waskita Karya, menyoroti bahwa pemulihan kinerja keuangan dan operasional melalui restrukturisasi menjadi fokus utama selama tahun 2024. Skema restrukturisasi yang telah dijalankan sejak 17 Oktober 2024 terbukti efektif dan membantu perusahaan menata kembali keuangannya, mempersiapkan Waskita untuk pertumbuhan yang lebih berkelanjutan.
1. Restrukturisasi Utang dan Peningkatan Kinerja Keuangan
Salah satu pencapaian besar yang diumumkan selama RUPST adalah penurunan utang Waskita Karya yang signifikan. Pada tahun 2024, total utang perusahaan berhasil diturunkan sebesar Rp 14,7 triliun, sehingga total utang perseroan menjadi Rp 69,3 triliun. Selain itu, Waskita juga berhasil mencatatkan laba berjalan sebesar Rp 4,8 triliun, yang menunjukkan perbaikan kinerja finansial perusahaan.
Ermy menjelaskan bahwa restrukturisasi utang dilakukan melalui persetujuan 22 kreditur perbankan dalam skema Master Restructuring Agreement (MRA) dan Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) 2021. Ini mencakup utang sebesar Rp 31,65 triliun serta obligasi non-penjaminan yang bernilai Rp 3,35 triliun. Strategi restrukturisasi ini juga didukung oleh upaya pemulihan operasional yang berfokus pada sektor konstruksi inti, memastikan perusahaan tetap menjadi kontraktor murni yang efisien.
2. Pencapaian Laba dan Efisiensi Biaya yang Meningkat
Waskita Karya juga mencatatkan kinerja operasional yang cukup impresif dengan peningkatan margin laba kotor yang signifikan. Pada tahun 2024, perusahaan berhasil meningkatkan margin laba kotor dari 0,6% pada 2023 menjadi 5,7%. Selain itu, EBITDA perusahaan mengalami lonjakan sebesar 347%, dari yang sebelumnya negatif Rp 0,4 triliun menjadi positif Rp 0,9 triliun.
Pencapaian ini disebabkan oleh efisiensi yang diterapkan di berbagai lini operasional, pengelolaan beban usaha yang lebih baik, dan kontribusi positif dari divestasi sebagian saham ruas tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi). Selain itu, Waskita juga berhasil menurunkan beban keuangan sebesar 1,8%, dari Rp 4,4 triliun menjadi Rp 4,3 triliun, berkat penurunan suku bunga pinjaman yang sejalan dengan restrukturisasi yang dilakukan.
3. Kontribusi terhadap Perekonomian dan Tanggung Jawab Sosial
Sebagai perusahaan BUMN yang berperan penting dalam pembangunan infrastruktur nasional, Waskita Karya juga menegaskan komitmennya terhadap tanggung jawab sosial perusahaan (TJSL). Pada tahun 2024, Waskita mencatatkan total dana TJSL sebesar Rp 4,4 miliar, yang disalurkan dalam berbagai program yang memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. Di antaranya adalah penanaman pohon, bantuan kepada korban bencana alam, pembagian sembako, pelatihan untuk UMKM, dan berbagai inisiatif pendidikan.
Sebanyak Rp 2,9 miliar dari total dana TJSL digunakan untuk mendukung Program Pendanaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil (PUMK), yang melibatkan 94 mitra binaan. Program lainnya mencakup penyediaan sarana air bersih, pengelolaan sampah, dan pemberian beasiswa kepada siswa-siswa yang membutuhkan. Ermy menambahkan bahwa Waskita Karya akan terus berkomitmen menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan di masa mendatang, terutama untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.
4. Penghargaan dan Upaya Peningkatan Tata Kelola Perusahaan
Sebagai bukti keberhasilan dalam transparansi dan tata kelola perusahaan yang baik, Waskita Karya berhasil meraih penghargaan tertinggi dalam Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dari Komisi Informasi Pusat pada tahun 2024. Hal ini menegaskan bahwa Waskita terus menjaga prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dengan serius.
Selain itu, perusahaan juga berhasil meningkatkan skor asesmen GCG mereka dari 90,62 menjadi 92,1, yang mengantarkan Waskita mendapatkan predikat "Sangat Baik." Ermy berharap dengan implementasi GCG yang terus ditingkatkan, perusahaan akan semakin kuat dan siap untuk menghadapi tantangan di masa depan, sekaligus menciptakan nilai lebih bagi pemegang saham dan masyarakat.
5. Fokus Masa Depan: Melanjutkan Pemulihan dan Meningkatkan Kinerja
Menyusul hasil positif yang diperoleh selama tahun 2024, Waskita Karya berkomitmen untuk terus melanjutkan pemulihan dan peningkatan kinerjanya. Dalam RUPST 2025, diputuskan bahwa tidak akan ada perubahan pada susunan direksi dan komisaris, yang menunjukkan kontinuitas dalam manajemen perusahaan. Fokus utama ke depan adalah memastikan Waskita dapat kembali menjadi perusahaan konstruksi yang berkelanjutan, kuat dalam tata kelola, dan mampu memberikan kontribusi lebih besar terhadap pembangunan nasional.
Dengan strategi yang matang, Waskita berencana untuk terus memperbaiki kinerja keuangan, mengoptimalkan operasional, serta meningkatkan proyek-proyek strategis guna mempercepat pemulihan dan mencapai target-target jangka panjang. Waskita juga berupaya untuk memperkuat posisi di sektor konstruksi nasional, mengingat peran pentingnya dalam membangun infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.