Transaksi QRIS BCA Melonjak 200%, Masyarakat Mulai Tinggalkan ATM?

Kuatbaca.com - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja, mengungkapkan bahwa penggunaan metode pembayaran QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) mengalami lonjakan pesat di kalangan masyarakat Indonesia. Dalam konferensi pers yang digelar Rabu (23/4/2025), Jahja menyebut QRIS kini lebih digemari dibandingkan kartu ATM atau debit karena kemudahan penggunaannya.
1. QRIS Semakin Populer, Volume Transaksi Meningkat Tajam
Menurut Jahja, pertumbuhan volume transaksi QRIS sangat signifikan karena metode ini menawarkan kemudahan dalam bertransaksi tanpa kartu atau alat fisik lainnya.
“QRIS ini pertumbuhannya spektakuler. Karena simpel, praktis, dan makin disukai oleh masyarakat,” ujar Jahja.
Dengan sekali scan menggunakan ponsel, pengguna bisa langsung menyelesaikan pembayaran di berbagai merchant, dari toko kelontong hingga UMKM modern.
2. QRIS Belum Bisa Tandingi ATM dari Sisi Nominal Transaksi
Meski populer, Jahja mengakui QRIS belum bisa menggantikan peran ATM sepenuhnya, terutama untuk transaksi bernominal besar seperti transfer ratusan juta hingga miliaran rupiah. Selain itu, QRIS juga belum bisa menggantikan fungsi penyetoran dan penarikan tunai seperti ATM.
“QRIS lebih banyak dipakai untuk transaksi puluhan ribu rupiah. Untuk value besar, ATM dan mobile banking masih jadi andalan,” jelasnya.
3. Transaksi QRIS BCA Naik 200% di Kuartal I 2025
Menambah pernyataan Jahja, Direktur Keuangan BCA, Vera Eve Lim, mengungkapkan bahwa transaksi QRIS di BCA tumbuh hingga 200% dibandingkan kuartal pertama tahun lalu. Angka ini menunjukkan adopsi yang cepat di tengah pergeseran preferensi masyarakat terhadap metode pembayaran digital.
Sementara itu, transaksi ATM juga masih menunjukkan pertumbuhan sebesar 19%, didorong oleh peningkatan fungsi mesin ATM BCA yang kini lebih dari 75% sudah mendukung setor dan tarik tunai.
4. Mesin ATM Modern: Tarik & Setor 24/7
BCA kini memiliki sekitar 19.500 unit ATM aktif di seluruh Indonesia, dan lebih dari 75% di antaranya merupakan mesin dual fungsi bisa digunakan untuk menyetor maupun menarik uang tunai.
“Lima tahun lalu mayoritas ATM hanya bisa tarik tunai. Sekarang nasabah bisa setor uang kapan saja, 24 jam, termasuk hari libur,” ujar Vera.
Inovasi ini sangat membantu nasabah, terutama pelaku usaha kecil yang ingin menyetor uang hasil dagangan harian secara cepat dan aman.
5. Mobile Banking Tetap Tumbuh Konsisten 25-26% per Tahun
Selain QRIS dan ATM, mobile banking BCA juga terus mengalami pertumbuhan stabil, yakni sekitar 25–26% per tahun. Platform digital ini masih menjadi pilihan utama untuk transfer antarbank, pembayaran tagihan, top-up e-wallet, hingga investasi.
Dengan tren pertumbuhan yang stabil, mobile banking BCA menjadi tulang punggung digitalisasi layanan keuangan yang menjangkau seluruh segmen pengguna, baik individu maupun korporasi.
6. Arah Masa Depan: Kombinasi QRIS, ATM, dan Mobile Banking
Melihat tren ini, BCA menyadari bahwa masa depan layanan perbankan digital bukan hanya soal memilih satu platform, melainkan mengintegrasikan seluruh ekosistem layanan digital: dari QRIS untuk transaksi mikro, mobile banking untuk aktivitas keuangan lengkap, hingga ATM untuk transaksi tunai yang tetap relevan.
BCA juga terus melakukan edukasi kepada nasabah tentang keamanan transaksi digital dan penggunaan QRIS lintas negara yang sedang dikembangkan bersama Bank Indonesia, seperti di Malaysia, Singapura, dan Thailand.
QRIS Jadi Primadona Baru, Tapi ATM dan Mobile Banking Tetap Relevan
Lompatan pertumbuhan QRIS hingga 200% menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin nyaman bertransaksi digital. Namun, QRIS belum bisa sepenuhnya menggantikan peran ATM dan mobile banking, terutama untuk transaksi bernilai besar dan penarikan tunai. Strategi BCA ke depan akan fokus pada keseimbangan dan integrasi berbagai kanal pembayaran demi memenuhi kebutuhan nasabah yang kian beragam. Digitalisasi bukan soal mengganti, tapi soal menyempurnakan pengalaman perbankan di semua lini.