Tantangan Serius dalam Industri Penggilingan Padi di Indonesia

Kuatbaca.com - Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) menghadapi tantangan serius dalam industri penggilingan padi di Indonesia. Menurut Ketua Umum Perpadi, Sutarto Ali Muso, sekitar 40 persen pengusaha penggilingan padi telah tutup atau berhenti beroperasi. Penutupan ini disebabkan oleh stok gabah yang kosong, yang membuat mereka tidak dapat berproduksi.
Krisis Suplai Gabah
Sutarto Ali Muso menjelaskan bahwa saat ini suplai gabah sangat rendah dibandingkan dengan tingkat kebutuhan penggilingan padi secara umum. Kondisi ini telah memaksa sebagian pengusaha penggilingan padi untuk berhenti beroperasi. Banyak dari mereka yang tidak aktif dan sekitar 40 persen dari total pengusaha penggilingan padi telah terdampak oleh krisis suplai ini.
Pengaruh di Pulau Jawa dan Sekitarnya
Mayoritas pengusaha penggilingan padi yang terdampak terletak di sekitar pulau Jawa, seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Lampung. Hal ini mencerminkan dampak serius dari krisis suplai gabah yang telah meluas ke wilayah tersebut.
Pengusaha yang Bertahan
Di sisi lain, pengusaha penggilangan padi yang masih bisa bertahan adalah mereka yang telah memiliki kontrak langsung dengan petani. Mereka yang telah menjalin komitmen kerja sama dengan petani masih dapat bertahan meskipun volume kegiatannya mengalami penurunan. Pengusaha yang tetap aktif sering kali memiliki hubungan yang kuat dengan petani dalam rantai pasokan beras.
Efek Kemarau Panjang El Nino
Penutupan usaha penggilingan padi ini juga terkait dengan efek dari kemarau panjang El Nino yang mengakibatkan penurunan produksi beras yang signifikan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa penurunan produksi beras di Indonesia sepanjang tahun ini mencapai 2,05 persen. Gabah kosong dan penurunan produksi beras adalah dampak langsung dari musim kemarau yang ekstensif.
Prospek untuk Masa Depan
Ali Muso mengingatkan bahwa tantangan dalam industri penggilingan padi ini akan berlanjut, terutama jika faktor-faktor seperti musim kemarau berlanjut. Penurunan produksi beras dapat berdampak negatif pada pasokan beras di pasar dalam negeri. Oleh karena itu, upaya untuk mengatasi masalah ini, seperti diversifikasi tanaman dan pemanfaatan teknologi pertanian yang lebih efisien, akan menjadi kunci untuk memastikan kelangsungan industri penggilingan padi di masa depan.
(*)