Tantangan Ekonomi Global yang Memengaruhi Transisi Energi

12 May 2025 12:42 WIB
sri-mulyani-umumkan-apbn-tekor-rp-312-t-1741840505913_169.jpeg

Kuatbaca.com - Pelemahan ekonomi global yang tengah berlangsung memberikan dampak yang signifikan terhadap berbagai sektor, termasuk sektor energi. Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, baru-baru ini menyoroti dampak negatif dari kondisi ekonomi global yang melemah terhadap transisi energi menuju sumber daya yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dalam pertemuannya dengan Rachel Kyte, UK Special Representative for Climate, Sri Mulyani menekankan bahwa transisi energi yang lebih bersih dan hijau semakin terhambat oleh ketidakpastian ekonomi.

Menurut Sri Mulyani, meskipun transisi energi merupakan langkah penting untuk mengurangi dampak perubahan iklim, tantangan ekonomi global, seperti disrupsi rantai pasok dan penurunan investasi, dapat memperlambat proses tersebut. Situasi ini bisa memaksa banyak negara untuk mempertahankan penggunaan energi fosil, seperti batu bara, yang lebih murah dan lebih mudah diakses, namun berdampak buruk bagi lingkungan.

1. Dampak Pelemahan Ekonomi terhadap Investasi Energi Hijau

Salah satu dampak besar dari pelemahan ekonomi global adalah berkurangnya minat investasi di sektor energi hijau atau green energy. Investasi yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan menjadi terhambat ketika situasi ekonomi memburuk. Negara-negara yang seharusnya beralih ke sumber energi terbarukan bisa terpaksa menunda atau mengurangi investasi ini karena kekhawatiran akan kestabilan ekonomi.

Menurut Sri Mulyani, jika investasi pada energi hijau tidak segera diperbaiki, proses transisi energi akan semakin lambat. Akibatnya, penggunaan energi tak terbarukan, seperti batu bara, yang lebih mudah diakses dan lebih murah, kemungkinan besar akan terus berlangsung dalam waktu yang lebih lama. Sementara itu, dampak perubahan iklim yang semakin jelas, seperti peningkatan suhu global dan cuaca ekstrem, akan semakin terasa.

2. Pentingnya Aksi Klimat yang Berkelanjutan

Aksi iklim atau climate action yang lebih agresif dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin nyata. Sri Mulyani dan Rachel Kyte sepakat bahwa transisi energi harus tetap menjadi prioritas utama meskipun dalam situasi ekonomi yang penuh ketidakpastian. Proses transisi menuju energi hijau memang memerlukan biaya dan waktu, namun manfaat jangka panjang yang bisa didapatkan jauh lebih besar, baik dari segi lingkungan maupun ekonomi.

Selain itu, Sri Mulyani juga menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam menangani isu perubahan iklim ini. Dengan adanya kerja sama antara negara-negara besar dan negara berkembang, serta sektor swasta, transisi energi bisa dilakukan dengan lebih efektif dan lebih cepat. Pemerintah harus mendorong kebijakan yang mendukung pengembangan energi hijau, serta memastikan bahwa sektor swasta diberi insentif untuk berinvestasi dalam proyek-proyek energi bersih.

3. Peran Pemerintah dalam Mempercepat Transisi Energi

Pemerintah Indonesia, di bawah kepemimpinan Sri Mulyani, memiliki peran penting dalam memastikan bahwa transisi energi tidak terhambat oleh masalah ekonomi. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan mempercepat pembangunan infrastruktur energi terbarukan dan memberikan insentif bagi pengembangan teknologi hijau. Ini akan mendorong lebih banyak investor untuk menanamkan modalnya dalam sektor energi bersih.

Sri Mulyani juga berharap bahwa Indonesia dapat memanfaatkan potensi besar energi terbarukan, seperti energi surya dan angin, untuk memperkuat ketahanan energi domestik. Di sisi lain, pemerintah harus bekerja sama dengan negara lain untuk menciptakan kebijakan global yang mendukung transisi energi secara adil dan inklusif.

4. Urgensi Menghadapi Dampak Perubahan Iklim

Sri Mulyani mengingatkan bahwa meskipun ada banyak tantangan yang dihadapi dalam proses transisi energi, dampak dari perubahan iklim tetap menjadi ancaman yang tidak bisa diabaikan. Meningkatnya suhu global, bencana alam yang lebih sering terjadi, dan krisis air yang semakin meresahkan adalah bukti nyata dari perubahan iklim yang tidak dapat dielakkan. Oleh karena itu, transisi energi yang cepat dan efisien menuju sumber energi terbarukan harus segera dilaksanakan untuk mengurangi dampak buruk perubahan iklim.

Dalam diskusinya dengan Rachel Kyte dan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jermey, Sri Mulyani menekankan pentingnya keseriusan dalam menghadapi tantangan global ini. Menurutnya, meskipun situasi ekonomi sedang tidak mendukung, tindakan segera untuk mempercepat transisi energi akan sangat penting bagi masa depan Indonesia dan dunia. Keberlanjutan ekonomi dan lingkungan harus menjadi dua tujuan yang dapat dicapai bersamaan.

Dengan langkah-langkah tersebut, Sri Mulyani berharap Indonesia dapat tetap menjadi bagian dari solusi global dalam menangani perubahan iklim. Melalui kebijakan yang tepat, pembangunan infrastruktur yang mendukung, dan kolaborasi internasional, transisi energi yang lebih ramah lingkungan diharapkan bisa segera terwujud.

Fenomena Terkini






Trending