Tambak Garam Raksasa Akan Dibangun di Rote Ndao, Anggaran Rp 2 Triliun Disiapkan

4 June 2025 09:36 WIB
melihat-dari-dekat-lokasi-proyek-garam-di-ntt-rp-2-triliun-1748927328672_169.jpeg

Kuatbaca.com -Indonesia bersiap mencatatkan sejarah baru dalam sektor industri garam nasional. Proyek tambak garam raksasa akan segera digarap di Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadikannya kawasan industri garam terbesar pertama di Tanah Air. Proyek ini ditargetkan rampung bertahap hingga tahun 2027, dengan harapan besar mewujudkan swasembada garam nasional.

1. Proyek Strategis Nasional dengan Anggaran Fantastis

Pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 2 triliun untuk merealisasikan proyek tambak garam tersebut dalam periode 2025–2026. Dana tersebut dikucurkan sebagai bentuk dukungan terhadap program swasembada garam dan tidak termasuk dalam pagu anggaran rutin KKP. Dukungan ini menunjukkan betapa strategisnya pembangunan industri garam nasional dalam kerangka ketahanan pangan dan energi nasional.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menyampaikan bahwa proyek ini telah mendapatkan restu penuh dari Presiden Prabowo Subianto dan menjadi salah satu prioritas nasional di sektor maritim.

2. Pembangunan Bertahap, Target Produksi 2,6 Juta Ton per Tahun

Pengembangan kawasan industri garam di Rote Ndao akan dilakukan secara bertahap dalam tiga fase. Tahap pertama mencakup pembangunan tambak seluas 1.193 hektare, dengan alokasi anggaran sekitar Rp 749,91 miliar. Pembangunan tahap ini ditargetkan rampung pada 2025 agar produksi bisa dimulai pada awal 2026.

Tahap kedua akan memperluas tambak hingga 9.541 hektare dengan dana sekitar Rp 853,11 miliar, disusul tahap ketiga seluas 3.135 hektare yang akan dikembangkan pada 2027. Total luas proyek akan mencapai hampir 14.000 hektare. Dengan kapasitas produksi ditargetkan 200 ton per hektare per tahun, total produksi nasional dari kawasan ini bisa menembus 2,6 juta ton per tahun, dengan estimasi nilai produksi mencapai Rp 2,6 triliun per tahun.

3. Rote Ndao Menjadi Pusat Perhatian Nasional

Bagi Kabupaten Rote Ndao, proyek ini bukan sekadar pembangunan infrastruktur, tapi juga titik balik sejarah pembangunan daerah. Bupati Rote Ndao, Paulus Henuk, menyambut penuh haru ketika daerahnya ditetapkan sebagai kawasan industri garam nasional. Dalam sambutannya saat peresmian proyek, ia menyatakan rasa syukur dan bangga karena wilayahnya akhirnya mendapat perhatian besar dari pemerintah pusat.

"Untuk pertama kalinya, republik ini benar-benar melihat Rote Ndao sebagai bagian penting dari pembangunan nasional," ungkap Paulus dengan suara penuh emosi.

4. Potensi Serapan Tenaga Kerja Capai 26.600 Orang

Tak hanya berdampak pada produksi garam, proyek ini juga diharapkan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Berdasarkan perencanaan yang telah disusun, kawasan industri garam ini diprediksi dapat menciptakan lapangan pekerjaan hingga 26.600 orang, mencakup sektor hulu hingga hilir.

Hal ini menjadi angin segar bagi masyarakat lokal, terutama dalam menghadapi kemiskinan ekstrem dan stunting yang masih menjadi tantangan utama di Rote Ndao. Dengan hadirnya kawasan industri, pemerintah daerah optimistis angka stunting yang sempat mencapai hampir 30% akan terus menurun seiring dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

5. Langkah Nyata Menuju Swasembada Garam Nasional

Pembangunan kawasan industri garam di Rote Ndao adalah wujud nyata upaya pemerintah untuk lepas dari ketergantungan impor garam yang selama ini membebani neraca perdagangan. Dengan kapasitas produksi yang besar dan kualitas garam yang ditingkatkan, Indonesia diharapkan mampu memenuhi kebutuhan garam industri dan konsumsi secara mandiri mulai 2027.

Proyek ini juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang nasional dalam mewujudkan kedaulatan pangan berbasis potensi daerah, sekaligus menciptakan transformasi ekonomi di wilayah perbatasan yang selama ini kurang tersentuh pembangunan.

Fenomena Terkini






Trending