Strategi Perum Bulog dalam Menampung Gabah dan Beras Petani

7 May 2025 08:46 WIB
penampakan-stok-beras-bulog-buat-idul-adha-1_169.jpeg

Kuatbaca.com -Perum Bulog, sebagai lembaga yang ditugaskan pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan nasional, menghadapi tantangan besar dalam menampung hasil panen gabah dan beras petani. Dengan target penyerapan hingga 3 juta ton beras pada tahun 2025, Bulog harus memastikan ketersediaan ruang penyimpanan yang memadai.

1. Kerja Sama dengan BUMN dan TNI untuk Penyediaan Gudang

Untuk mengatasi keterbatasan kapasitas gudang internal, Perum Bulog menjalin kerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Melalui sinergi ini, Bulog dapat memanfaatkan gudang-gudang milik BUMN seperti Bhanda Ghara Reksa (BGR) dan ID Food, serta gudang milik TNI yang tersebar di seluruh Indonesia. Kerja sama ini memungkinkan Bulog untuk menyewa gudang dengan kapasitas total mencapai 1,1 juta ton.

2. Penyebaran Gudang di Berbagai Wilayah

Gudang-gudang yang disewa oleh Bulog tersebar di berbagai wilayah strategis, termasuk Jawa, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Penyebaran ini bertujuan untuk mempermudah akses petani dalam menyerahkan hasil panen mereka dan memastikan distribusi beras yang efisien ke seluruh Indonesia.

3. Skema Pembayaran dan Penggunaan Gudang

Dalam kerja sama ini, tidak semua biaya sewa gudang dibayar di awal. Beberapa gudang menggunakan skema pinjam pakai, di mana pembayaran dilakukan berdasarkan kuantitas penggunaan dan jangka waktu pemakaian. Hal ini memungkinkan Bulog untuk mengelola anggaran secara efisien sambil memastikan ketersediaan ruang penyimpanan yang cukup.

4. Peran TNI dalam Mendukung Ketahanan Pangan

Selain menyediakan fasilitas penyimpanan, TNI juga berperan aktif dalam mendukung ketahanan pangan melalui optimalisasi peran Babinsa (Bintara Pembina Desa) dalam pendampingan budidaya pertanian. Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan petani dan memastikan distribusi pangan yang merata ke seluruh wilayah Indonesia.

5. Evaluasi dan Pengawasan terhadap Gudang Penyimpanan

Untuk memastikan kualitas beras yang disimpan tetap terjaga, Bulog melakukan evaluasi rutin terhadap kondisi gudang penyimpanan. Langkah ini penting untuk mencegah kerusakan atau penurunan kualitas beras akibat kondisi penyimpanan yang tidak optimal. Selain itu, Bulog juga bekerja sama dengan instansi terkait untuk melakukan pengawasan terhadap gudang-gudang yang digunakan.


6. Dampak Positif bagi Petani dan Konsumen

Dengan adanya kerja sama ini, petani mendapatkan kepastian harga dan pasar untuk hasil panen mereka, sementara konsumen dapat menikmati harga beras yang stabil. Selain itu, distribusi beras yang efisien membantu mengurangi potensi kelangkaan pangan di beberapa daerah, sehingga ketahanan pangan nasional dapat terjaga dengan baik.

Fenomena Terkini






Trending