Strategi BNI Menghadapi Tantangan Ekonomi Global di Tahun 2025

5 January 2025 12:56 WIB
direktur-utama-bni-royke-tumilaar_169.jpeg

Kuatbaca.com - Memasuki tahun 2025, PT Bank Negara Indonesia (BNI) bertekad untuk terus menjaga pertumbuhan kinerjanya meski menghadapi berbagai tantangan global yang semakin kompleks. Seiring dengan ketidakpastian ekonomi global, yang mencakup fluktuasi nilai tukar rupiah dan potensi tekanan pada likuiditas, BNI telah menyiapkan strategi yang matang untuk memastikan keberlanjutan kinerjanya di tengah perubahan ini. Menurut Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, perusahaan tetap optimistis bisa menjalani tahun ular kayu ini dengan fokus pada penguatan berbagai lini bisnis.

Untuk mencapai tujuan tersebut, BNI telah menetapkan lima prioritas strategis yang akan menjadi dasar dari upaya pengembangan mereka di 2025. Salah satunya adalah peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan transaksi dana murah, yang dianggap sebagai salah satu pilar penting dalam menghadapi potensi tekanan likuiditas. Royke menjelaskan bahwa melalui berbagai inovasi digital dalam perbankan, BNI berupaya meningkatkan penyaluran dana yang lebih efisien serta mengoptimalkan transaksi berbasis teknologi untuk mempermudah layanan bagi nasabah.

1. Fokus pada Transformasi Digital dan Human Capital

Sebagai bagian dari strategi untuk mempertahankan kinerja yang baik, BNI akan fokus pada dua elemen penting, yakni transformasi digital dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Royke menegaskan bahwa untuk menghadapi tantangan yang ada, bank BUMN ini akan melakukan transformasi di berbagai aspek, mulai dari perubahan fisik kantor cabang hingga peningkatan produktivitas pegawai. Salah satu langkah konkret yang akan dilakukan adalah memperkuat ekosistem digital melalui platform-platform perbankan yang inovatif, seperti wondr by BNI dan BNIdirect.

Selain itu, pengembangan SDM juga menjadi perhatian utama BNI. Dengan meningkatkan keterampilan dan efisiensi para pegawai, diharapkan produktivitas perusahaan dapat meningkat, yang pada gilirannya akan berkontribusi pada pencapaian tujuan jangka panjang BNI. Royke menambahkan bahwa pencapaian tujuan ini hanya bisa terwujud dengan adanya kolaborasi yang solid antara semua elemen yang terlibat, baik itu internal perusahaan maupun dengan para mitra strategis.

2. Meningkatkan Kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Ekspansi Jaringan Internasional

Untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang, BNI berfokus pada peningkatan DPK, khususnya melalui penguatan transaksi berbasis tabungan. Menurut Royke, salah satu upaya yang akan dilakukan adalah memperkuat sektor korporasi dan konsumer melalui pendekatan yang lebih customer-centric. Dengan cara ini, BNI berupaya untuk menciptakan nilai tambah bagi para nasabah dan meningkatkan loyalitas mereka terhadap layanan perbankan BNI.

Tak hanya itu, BNI juga berencana untuk memperluas jaringan internasional mereka dengan selektif membuka cabang di luar negeri yang dianggap strategis. Langkah ini dimaksudkan untuk meningkatkan konektivitas dan memperluas pasar bagi nasabah korporasi, terutama yang memiliki aktivitas internasional. Hal ini sekaligus memperkuat posisi BNI sebagai bank yang siap bersaing di tingkat global.

3. Meningkatkan Pembiayaan Hijau untuk Masa Depan yang Berkelanjutan

BNI tidak hanya berfokus pada aspek finansial saja, tetapi juga memandang pentingnya keberlanjutan lingkungan dalam menjalankan operasional perbankannya. Salah satu fokus utama yang akan diperkuat adalah green financing atau pembiayaan hijau. Royke menjelaskan bahwa BNI berkomitmen untuk mendukung proyek-proyek yang ramah lingkungan, baik itu di sektor energi terbarukan maupun infrastruktur yang berkelanjutan. Dengan langkah ini, BNI berharap bisa berperan aktif dalam menciptakan ekonomi yang lebih hijau, sesuai dengan tuntutan global yang semakin memperhatikan keberlanjutan.

Melalui peningkatan green financing, BNI berencana untuk menarik minat investor yang peduli terhadap proyek-proyek yang mendukung pelestarian lingkungan. Ini juga sejalan dengan tujuan besar pemerintah Indonesia untuk memajukan ekonomi hijau dan mempercepat transisi menuju energi yang lebih bersih. Dengan langkah-langkah ini, BNI ingin menunjukkan bahwa mereka tidak hanya mengutamakan keuntungan finansial, tetapi juga berperan dalam menciptakan dunia yang lebih baik.

4. Digitalisasi untuk Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Layanan

Dalam upayanya menghadapi tantangan ekonomi dan memenuhi harapan nasabah, BNI juga akan terus mempercepat digitalisasi dalam seluruh proses bisnisnya. Penggunaan mobile banking dan platform digital lainnya diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mempercepat transaksi. Royke mengungkapkan bahwa dengan adanya aplikasi wondr by BNI dan BNIdirect, nasabah dapat lebih mudah mengakses layanan perbankan kapan saja dan di mana saja, tanpa terbatas oleh waktu dan tempat.

Selain itu, digitalisasi juga memungkinkan BNI untuk mengurangi biaya operasional dan meningkatkan kecepatan pelayanan, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada peningkatan CASA (Current Account Savings Account) dan fee-based income. Dengan memperkenalkan teknologi terkini dalam setiap aspek operasional, BNI berharap dapat memimpin inovasi dalam industri perbankan dan terus menjaga pertumbuhan kinerja mereka di masa depan.

Secara keseluruhan, BNI menghadapi tahun 2025 dengan strategi yang matang dan berfokus pada efisiensi, digitalisasi, serta keberlanjutan. Bank BUMN ini berkomitmen untuk terus mendukung perekonomian nasional dengan memberikan layanan perbankan yang lebih baik, inovatif, dan ramah lingkungan. (*)

Fenomena Terkini






Trending