Stasiun Tanah Abang Siap Berubah: Skema Baru Naik-Turun Penumpang Dimulai 29 Juni 2025

27 June 2025 20:28 WIB
keren-ini-wujud-perluasan-stasiun-tanah-abang-yang-nyaris-rampung-1749041877638_169.jpeg

Kuatbaca - Jakarta kembali bersiap menyambut wajah baru dari salah satu simpul transportasi tersibuknya, Stasiun Tanah Abang. Mulai 29 Juni 2025, sistem naik-turun penumpang di stasiun ini akan berubah total. Ini menjadi bagian dari pengoperasian penuh bangunan baru Stasiun Tanah Abang, yang telah rampung hampir sepenuhnya.

Transformasi besar ini menjadi langkah penting dalam upaya modernisasi transportasi publik Jakarta, yang selama ini kerap dibayangi kepadatan luar biasa di jam-jam sibuk.

Peron Dipisahkan, Penumpang Lebih Tertib

Perubahan paling mencolok adalah pemisahan jalur naik dan turun penumpang KRL. Selama ini, penumpang dari berbagai arah—terutama Rangkasbitung, Serpong, dan Parung Panjang—turun dan naik di jalur yang sama, menciptakan kemacetan manusia setiap pagi dan sore. Kini, dengan jalur kedatangan dan keberangkatan yang berbeda, situasi tersebut diharapkan bisa terurai.

Mulai 29 Juni, penumpang dari arah Rangkasbitung dan Parung Panjang akan diturunkan di jalur 3. Setelah kereta kosong, kereta akan digeser atau “dilangsir” ke jalur 5 atau 6 untuk kembali diberangkatkan ke rute awal. Jalur 5 dan 6 kini difokuskan khusus untuk keberangkatan penumpang, bukan lagi untuk naik-turun campur seperti sebelumnya.

Rute Baru, Jalur Baru, Pengalaman Baru

Tak hanya berlaku untuk rute Serpong dan sekitarnya, perubahan ini juga mencakup perjalanan dari dan menuju Stasiun Manggarai serta Duri. Jalur 1 akan menjadi tempat turun bagi penumpang dari Manggarai dan Duri. Sementara jalur 2 yang baru diaktifkan akan melayani penumpang tujuan Manggarai.

Langkah ini merupakan bagian dari transformasi bertahap yang bukan hanya memisahkan arus manusia, tetapi juga menyesuaikan dengan kebutuhan penumpang akan perjalanan yang lebih cepat dan nyaman. Dengan pengaktifan jalur tambahan dan pengalihan rute operasional, kapasitas lintasan ditingkatkan untuk menghindari penumpukan kereta, terutama di jam padat.

Fasilitas Penunjang: Tak Hanya Eskalator dan Lift

Modernisasi Stasiun Tanah Abang tak berhenti pada rel dan peron. Fasilitas penumpang juga mendapatkan perhatian serius. Sebanyak 11 unit eskalator dan 6 lift akan mulai beroperasi untuk menunjang mobilitas vertikal pengguna, termasuk lansia, anak-anak, dan difabel. Selain itu, penambahan gate baru dan pembukaan area lanskap membuat alur pergerakan menjadi lebih teratur dan ramah pengguna.

Bagi penumpang yang turun di jalur 3, akses utama akan melalui eskalator ke jembatan penyeberangan orang (JPO) yang telah disiapkan sebagai koridor utama. Penumpang dari arah Pasar Tanah Abang juga bisa menggunakan tangga manual menuju peron yang dituju. Semua ini dirancang untuk menciptakan pengalaman transit yang tidak hanya efisien, tapi juga nyaman dan manusiawi.

Salah satu kekhawatiran penumpang adalah potensi keterlambatan akibat proses langsir kereta. Namun, pengelola memastikan bahwa waktu peralihan kereta dari jalur kedatangan ke keberangkatan diupayakan tidak lebih dari 8 menit. Ini penting untuk menjaga agar jadwal KRL tetap berjalan sesuai rencana tanpa gangguan berarti.

Efisiensi waktu ini menjadi penentu keberhasilan pengaturan skema baru. Apabila proses langsir berjalan mulus, maka semua perjalanan akan tetap tepat waktu, dan pengguna tidak perlu khawatir kehilangan koneksi atau menunggu terlalu lama di stasiun.

Selama ini, Stasiun Tanah Abang dikenal sebagai salah satu titik transit paling padat di Jakarta, terutama karena posisinya yang strategis di tengah kawasan perdagangan. Kombinasi antara pedagang, pembeli, dan komuter harian membuat suasana stasiun kerap kacau.

Dengan diterapkannya sistem baru ini, diharapkan kekacauan itu dapat diminimalisir. Peron yang tertata, arus yang terpisah, dan fasilitas pendukung yang memadai merupakan tiga kunci utama yang ingin diwujudkan dalam transformasi ini. Jika berjalan lancar, model ini bahkan bisa menjadi acuan bagi modernisasi stasiun lain di Indonesia.

Modernisasi Stasiun Tanah Abang bukan hanya soal infrastruktur fisik. Lebih jauh dari itu, ini mencerminkan komitmen pemerintah dan operator transportasi untuk menghadirkan sistem transportasi publik yang berkelas dunia. Momen ini menjadi tonggak penting dalam menciptakan jaringan kereta komuter yang efisien, tertib, dan nyaman bagi seluruh lapisan masyarakat.

Dengan implementasi sistem baru mulai 29 Juni 2025, warga Jakarta dan sekitarnya akan memasuki babak baru dalam sejarah transportasi kota. Sebuah era di mana naik KRL tak lagi identik dengan desakan, kekacauan, atau ketidakpastian—melainkan sebuah pengalaman yang tertata, aman, dan menyenangkan.

Fenomena Terkini






Trending