Sri Mulyani Sampaikan Kerangka APBN 2026, Targetkan Ekonomi Tumbuh 5,2-5,8%

20 May 2025 13:26 WIB
makan-siang-terakhir-bareng-jokowi-sri-mulyani-kompak-ke-istana-bareng-wamen_169.jpeg

Kuatbaca.com - Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, baru-baru ini mengungkapkan kerangka kebijakan ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM PPKF) untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dalam rapat paripurna yang digelar pada Selasa, 20 Mei 2025, Sri Mulyani menekankan bahwa kebijakan fiskal tahun 2026 akan berfokus pada pencapaian kedaulatan pangan, energi, dan ekonomi. Ini bertujuan untuk mewujudkan visi Indonesia yang tangguh, mandiri, dan sejahtera dalam menghadapi tantangan global yang terus berubah.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa kebijakan fiskal yang akan diusulkan telah dirancang dengan mempertimbangkan kondisi global yang penuh ketidakpastian. Perubahan drastis dalam tatanan dunia serta gejolak geopolitik menjadi faktor penting yang perlu diperhitungkan dalam perencanaan anggaran negara di tahun 2026. Menurutnya, kerangka ini menjadi bahan penting dalam penyusunan Rancangan APBN 2026, yang akan dibahas lebih lanjut oleh DPR.

1. Target Pertumbuhan Ekonomi di Kisaran 5,2-5,8%

Salah satu fokus utama yang disampaikan oleh Sri Mulyani adalah target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2026 yang diproyeksikan berada di kisaran 5,2% hingga 5,8%. Proyeksi ini disusun dengan mempertimbangkan berbagai dinamika global yang dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia. Sri Mulyani menjelaskan bahwa meskipun tantangan global terus ada, pemerintah akan berusaha menjaga daya beli masyarakat dan terus mendorong transformasi ekonomi yang berfokus pada sektor-sektor strategis seperti hilirisasi sumber daya alam dan perbaikan dalam iklim investasi serta sumber daya manusia.

Target pertumbuhan ekonomi ini diharapkan akan menjadi pondasi kuat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi lagi, yakni sekitar 8% dalam beberapa tahun mendatang, dengan visi jangka panjang menuju Indonesia Maju 2045. Sri Mulyani menekankan bahwa konsistensi dalam pencapaian target ini akan menjadi kunci utama bagi keberhasilan pembangunan ekonomi Indonesia ke depan.


2. Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah yang Terkendali

Dalam kerangka kebijakan ekonomi makro untuk APBN 2026, inflasi diproyeksikan berada dalam kisaran 1,5% hingga 3,5%. Angka ini menunjukkan upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas harga barang dan jasa di dalam negeri, meskipun berbagai tantangan ekonomi global dapat mempengaruhi laju inflasi. Upaya untuk menjaga inflasi pada level yang terkendali sangat penting untuk memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga dan pertumbuhan ekonomi dapat tercapai.

Selain itu, Sri Mulyani juga mengungkapkan bahwa nilai tukar rupiah diperkirakan akan berada pada kisaran Rp 16.500 hingga Rp 16.900 per USD. Hal ini menunjukkan proyeksi yang realistis mengingat fluktuasi nilai tukar yang sering dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi internasional. Pemerintah juga terus bekerja untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah agar tidak mengalami gejolak yang signifikan.

3. Suku Bunga dan Pasar Surat Utang Negara (SBN)

Sri Mulyani juga menyampaikan proyeksi untuk suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun pada tahun 2026 yang diperkirakan berada di kisaran 6,6% hingga 7,2%. Proyeksi suku bunga ini mencerminkan stabilitas pasar keuangan Indonesia yang diharapkan akan terus terjaga, di tengah ketidakpastian ekonomi global. Sri Mulyani menambahkan bahwa minat investor terhadap pasar SBN Indonesia diperkirakan akan tetap kuat, berkat kepercayaan pasar terhadap kebijakan fiskal yang telah dijalankan oleh pemerintah.

Dengan tingkat suku bunga yang menarik dan stabilitas ekonomi yang terjaga, pemerintah berharap dapat menciptakan kondisi yang kondusif bagi investor untuk terus berpartisipasi dalam pasar SBN Indonesia. Hal ini pada gilirannya akan memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dan perekonomian nasional secara keseluruhan.

4. Rincian Proyeksi Sektor-sektor Penting dalam KEM-PPKF 2026

Kerangka KEM-PPKF 2026 juga mencakup proyeksi beberapa sektor penting dalam perekonomian Indonesia, di antaranya adalah:

  • Lifting Minyak Bumi: Diperkirakan akan berada pada kisaran 600.000 hingga 605.000 barel per hari.
  • Lifting Gas Bumi: Diproyeksikan mencapai 953.000 hingga 1,17 juta barel setara minyak per hari.
  • Harga Minyak Indonesia (ICP): Diperkirakan berada pada kisaran USD 60-80 per barel.

Dengan proyeksi yang jelas untuk sektor energi, Sri Mulyani berharap Indonesia dapat mengoptimalkan potensi sumber daya alamnya guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Selain itu, sektor-sektor strategis seperti energi dan pangan akan menjadi kunci dalam mewujudkan kedaulatan energi dan ketahanan pangan Indonesia di masa depan.


Fenomena Terkini






Trending