Sri Mulyani Bertemu Menteri Keuangan Arab Saudi dan Qatar di Beijing

25 June 2025 12:18 WIB
sri-mulyani-laporkan-apbn-ri-defisit-rp-3092-t-3_169.jpeg

Kuatbaca.com - Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, mengadakan pertemuan penting dengan Menteri Keuangan Arab Saudi, Muhammad Al Jadaan, dan Menteri Keuangan Qatar, Ali Ahmed Al-kuwari. Pertemuan ini berlangsung di sela-sela agenda pertemuan tahunan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) yang digelar di Beijing, China. Pertemuan ini menjadi momen strategis untuk membahas isu global yang sedang hangat, khususnya konflik yang tengah melanda Timur Tengah.

1. Membahas Dampak Perang Timur Tengah terhadap Dunia

Dalam diskusi yang dilakukan, Sri Mulyani menyoroti bagaimana perang antara Israel dan Iran memberikan dampak serius, tidak hanya dari sisi kemanusiaan tetapi juga pada ketidakpastian ekonomi global. Ia menegaskan bahwa situasi konflik yang berkepanjangan ini berpotensi merusak stabilitas pasar dan perekonomian dunia secara luas.

Melalui unggahan resmi di akun Instagram @smindrawati, Sri Mulyani menyampaikan, “Kami membicarakan situasi perang yang sedang terjadi di Timur Tengah dan dampak negatif pada aspek kemanusiaan dan ketidakpastian yang diakibatkan akan sangat negatif pada ekonomi seluruh dunia.” Pernyataan ini menegaskan betapa pentingnya peran dialog internasional untuk meredam ketegangan dan meminimalisir efek negatif dari konflik ini.

2. Harapan Perdamaian bagi Timur Tengah dan Dunia

Sri Mulyani juga menyampaikan harapannya agar perang di kawasan Timur Tengah dapat segera mereda dan tercipta kesepakatan damai yang menguntungkan semua pihak. Perdamaian di kawasan tersebut bukan hanya penting bagi negara-negara yang terlibat, tapi juga bagi stabilitas ekonomi dan kemanusiaan di seluruh dunia.

“Kita semua berharap kondisi di Timur Tengah segera mereda dan mencapai kesepakatan perdamaian untuk kepentingan seluruh umat manusia,” ujarnya dengan penuh optimisme. Pernyataan ini mencerminkan sikap diplomasi Indonesia yang aktif mendorong perdamaian global.

3. Konflik Israel dan Iran yang Memanas

Sejak 13 Juni 2025, ketegangan di Timur Tengah semakin meningkat ketika Israel melancarkan serangan militer besar-besaran ke Iran. Situasi semakin rumit dengan keterlibatan Amerika Serikat yang melakukan serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran. Sebagai balasan, Iran menargetkan pangkalan militer AS di Qatar, yang menandakan eskalasi konflik menjadi regional bahkan global.

Perang ini berlangsung selama 12 hari dan menimbulkan banyak korban serta kerusakan di kawasan tersebut. Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, akhirnya mengumumkan gencatan senjata yang mengakhiri konflik ini. Dalam pidatonya yang disiarkan oleh kantor berita resmi IRNA, ia menyatakan, “Hari ini, setelah perlawanan heroik bangsa kita yang hebat, yang tekadnya membuat sejarah, kita menyaksikan terbentuknya gencatan senjata dan berakhirnya perang 12 hari yang dipaksakan oleh petualangan dan provokasi Israel.”

4. Implikasi Ekonomi Global dan Peran Indonesia

Perang Israel-Iran ini memberikan dampak yang signifikan terhadap pasar keuangan dan stabilitas ekonomi global. Ketidakpastian yang muncul dari konflik ini menyebabkan fluktuasi harga komoditas dan mengganggu rantai pasokan global, termasuk energi. Selain itu, nilai tukar dolar AS sempat mengalami tekanan akibat ketegangan geopolitik ini.

Indonesia, melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani, berupaya aktif dalam dialog multilateral untuk mendorong solusi damai dan mengurangi risiko dampak ekonomi yang lebih luas. Dengan pertemuan dan koordinasi bersama menteri keuangan negara-negara penting seperti Arab Saudi dan Qatar, Indonesia memperlihatkan komitmennya dalam menjaga stabilitas ekonomi regional maupun global.

Fenomena Terkini






Trending