Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan terhadap rupiah pada awal perdagangan hari ini, Rabu (11/6/2025). Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.25 WIB, mata uang Negeri Paman Sam melemah tipis sebesar 4,50 poin atau 0,03% dibandingkan penutupan sebelumnya, dan kini berada di kisaran Rp16.270 per dolar AS.
Pelemahan ini menjadi sinyal positif bagi rupiah di tengah dinamika pasar global yang masih penuh ketidakpastian. Selain terhadap rupiah, performa dolar AS juga menunjukkan pergerakan bervariasi terhadap mata uang utama Asia lainnya.
Jika dilihat secara regional, dolar AS tercatat mengalami tekanan terhadap sejumlah mata uang Asia. Dolar AS melemah 0,14% terhadap dolar Taiwan dan turun 0,02% terhadap rupee India. Namun, penguatan tipis masih tercatat terhadap peso Filipina sebesar 0,01%, dan terhadap dolar Hong Kong di angka yang sama.
Sementara itu, dolar AS justru menguat lebih signifikan terhadap beberapa mata uang lainnya, seperti won Korea Selatan sebesar 0,20%, baht Thailand 0,15%, ringgit Malaysia 0,02%, dan yen Jepang 0,09%.
Pergerakan mata uang global hari ini menunjukkan volatilitas yang masih tinggi, terutama menjelang rilis data ekonomi penting dari AS dan Asia. Penguatan rupiah di tengah tekanan global dapat menjadi angin segar bagi stabilitas ekonomi domestik, meskipun Bank Indonesia tetap perlu mencermati arah kebijakan moneter global dan arus modal asing.
Sebelumnya, lonjakan nilai tukar dolar yang sempat mendekati Rp17.000 per dolar AS menjadi perhatian berbagai pihak, termasuk Ketua MPR RI yang menyebut kondisi tersebut sebagai momentum untuk mendorong peningkatan ekspor nasional.