Rencana Pembangunan Skytrain Sebagai Feeder LRT Jabodek dan MRT Jakarta

9 May 2025 11:42 WIB
sensasi-naik-kereta-gantung-di-tmii-usai-direnovasi-2_169.jpeg

Kuatbaca.com - Kementerian Perhubungan Indonesia berencana untuk mengembangkan sistem transportasi baru berupa Skytrain atau kereta gantung sebagai moda transportasi feeder untuk mendukung keberlangsungan LRT Jabodek dan MRT Jakarta. Rencana ini bertujuan untuk memperluas jaringan transportasi massal di wilayah Jabodetabek dengan memberikan akses yang lebih mudah ke stasiun LRT dan MRT. Dalam konferensi pers yang digelar pada 8 Mei 2025, Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, mengungkapkan bahwa proyek Skytrain akan difokuskan pada dua lokasi, yaitu Cibubur untuk feeder LRT Jabodek dan Lebak Bulus untuk feeder MRT Jakarta.

Penggunaan Skytrain sebagai moda transportasi penghubung diharapkan dapat mengatasi permasalahan kemacetan di beberapa area, sekaligus memberikan kemudahan akses bagi warga menuju stasiun transportasi utama. Dengan pembangunan yang efisien dan biaya operasional yang lebih rendah, Skytrain diyakini akan menjadi pilihan yang tepat dalam memperkuat sistem transportasi publik di Jakarta dan sekitarnya.

1. Alasan Pemilihan Skytrain untuk Feeder LRT dan MRT

Salah satu alasan utama pemilihan Skytrain sebagai moda feeder adalah efisiensi ruang dan biaya. Dudy menjelaskan bahwa Skytrain tidak memerlukan lahan yang luas, sehingga dapat dengan mudah masuk ke area pemukiman yang padat. Berbeda dengan kereta atau moda transportasi lainnya yang memerlukan jalur khusus dan lahan yang lebih besar, Skytrain lebih fleksibel dalam penempatannya. Selain itu, biaya pembangunan dan operasional Skytrain lebih terjangkau dibandingkan moda transportasi lainnya, menjadikannya pilihan yang lebih ekonomis dalam mengembangkan jaringan feeder.

2. Kerja Sama dengan Pemerintah Daerah dan Perusahaan Swasta

Dalam pembangunan Skytrain ini, Kementerian Perhubungan tidak berencana menggunakan dana dari APBN. Sebaliknya, pemerintah akan mengundang investor swasta untuk berpartisipasi dalam proyek ini. Untuk memastikan kelancaran pembangunan, Dudy Purwagandhi menyebutkan bahwa pihaknya akan menggelar investor gathering pada minggu depan untuk menawarkan peluang investasi dalam proyek Skytrain.

Selain itu, pemerintah juga menjalin komunikasi dengan Kementerian Dalam Negeri untuk memanfaatkan aset-aset milik pemerintah daerah sebagai lokasi pembangunan tiang Skytrain.

Melalui kemitraan dengan investor dan pengembang, diharapkan proyek Skytrain ini bisa berjalan lancar tanpa membebani keuangan negara, sambil memberikan manfaat besar bagi masyarakat, terutama dalam hal aksesibilitas dan kenyamanan transportasi.

3. Rute Skytrain yang Menghubungkan Area Pemukiman

Rute yang akan dilayani oleh Skytrain feeder untuk LRT Jabodek akan menghubungkan Stasiun LRT Harjamukti dengan Mekarsari, sementara feeder Skytrain untuk MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun MRT Lebak Bulus hingga ICE BSD. Rute-rute ini akan mencakup beberapa area pemukiman padat penduduk seperti Serpong, Bintaro, dan Lebak Bulus, yang diharapkan dapat menjangkau lebih banyak pengguna dan menawarkan solusi bagi warga yang kesulitan dengan transportasi umum yang ada.

Rute Skytrain dirancang untuk menjangkau kawasan-kawasan yang secara ekonomi lebih dapat dijangkau oleh tiket Skytrain, memungkinkan lebih banyak warga untuk memanfaatkannya sebagai transportasi alternatif. Dengan demikian, Skytrain diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi dan memperbaiki kualitas transportasi publik di kawasan Jabodetabek.

4. Potensi Kolaborasi dengan Pengembang dan Negara Penyedia Teknologi

Selain bekerja sama dengan pemerintah daerah dan investor, Kementerian Perhubungan juga berencana untuk melibatkan pengembang dalam pembangunan stasiun Skytrain. Hal ini bertujuan untuk mempercepat pembangunan dan memastikan keberlanjutan proyek.

Dudy Purwagandhi menyebutkan bahwa pengembang akan bekerja sama dalam pembangunan stasiun yang dilalui oleh Skytrain, memastikan fasilitas yang dibangun sesuai dengan standar dan kebutuhan masyarakat.

Dalam hal penyediaan teknologi, pemerintah Indonesia terbuka untuk bekerja sama dengan penyedia Skytrain dari berbagai negara, seperti China, Jerman, dan Belarusia, yang sudah memiliki teknologi Skytrain yang sudah teruji. Namun, Dudy menekankan bahwa yang terpenting dalam pemilihan penyedia teknologi adalah biaya pembangunan yang terjangkau dan kualitas layanan yang maksimal.

Fenomena Terkini






Trending