Kuatbaca.com - PT PP (Persero) Tbk atau PTPP, salah satu BUMN terkemuka di sektor konstruksi dan infrastruktur, tengah menyiapkan langkah strategis untuk memperkuat posisi keuangan perusahaan. Salah satu strategi yang kini tengah digarap adalah divestasi anak usaha yang dinilai sudah tidak sesuai lagi dengan fokus inti bisnis perusahaan.
Rencana divestasi ini menyasar dua anak perusahaan utama yang bergerak di sektor penyediaan air minum dan transportasi perkeretaapian, dengan target penyelesaian proses pada pertengahan Juni 2025.
1. Fokus pada Bisnis Inti, Tinggalkan Aset Non-Core
Direktur Utama PTPP, Novel Arsyad, menjelaskan bahwa langkah divestasi merupakan bagian dari penataan portofolio bisnis PTPP agar kembali fokus pada core business di sektor konstruksi dan infrastruktur. Perusahaan menilai bahwa sektor penyediaan air minum dan transportasi kereta api sudah tidak lagi menjadi fokus utama dalam pengembangan jangka panjang.
Dengan melepas kepemilikan atas anak usaha tersebut, PTPP berharap bisa memperbaiki arus kas perusahaan dan meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan.
2. PP Infrastruktur Jadi Salah Satu Target Divestasi
Salah satu anak usaha yang akan dilepas adalah PP Infrastruktur, anak perusahaan yang selama ini mengelola proyek-proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Proyek SPAM biasanya bersifat jangka panjang dan membutuhkan modal besar, sehingga dinilai lebih cocok dikelola oleh mitra strategis atau entitas swasta yang memiliki spesialisasi di bidang tersebut.
Langkah ini juga dianggap sejalan dengan tren BUMN yang mulai melepas aset non-strategis dan memperkuat kemitraan untuk proyek-proyek dengan nilai investasi tinggi.
3. Potensi Dana Rp 3 Triliun dari Dua Aset
Menurut I Gede Upeksa, Direktur Strategi Korporasi dan HCM PTPP, proses divestasi dari dua anak usaha tersebut ditargetkan menghasilkan dana segar sekitar Rp 3 triliun. Angka ini tentu akan memberikan tambahan likuiditas yang sangat dibutuhkan perusahaan di tengah dinamika industri konstruksi yang masih menantang.
Dana hasil divestasi nantinya akan digunakan untuk mendukung kegiatan usaha utama PTPP, termasuk ekspansi proyek strategis nasional, pembayaran utang, serta optimalisasi proyek yang tengah berjalan.
4. Proses Legalitas dan Konsultan Keuangan Sedang Berjalan
PTPP telah menggandeng konsultan keuangan profesional untuk mengawal proses divestasi ini agar berjalan sesuai prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG). Saat ini, perusahaan tengah memfinalisasi dokumen Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) yang ditargetkan selesai pada Mei 2025.
Jika tidak ada hambatan, dokumen final berupa Share Purchase Agreement (SPA) akan ditandatangani pada Juni 2025, dan proses transaksi pun bisa langsung dilaksanakan.
5. Tidak Hanya Dua Anak Usaha, Bisnis Hotel Juga Akan Dilepas
Selain dua unit bisnis di sektor air dan kereta, PTPP juga berencana mendivestasikan lini bisnis hotel yang dimiliki perusahaan. Langkah ini diambil karena sektor perhotelan tidak lagi dianggap sebagai bagian dari lini usaha inti, dan memiliki potensi yang lebih besar jika dikelola oleh entitas yang benar-benar fokus di bidang hospitality.
Keputusan ini juga mencerminkan arah strategis perusahaan yang ingin menyederhanakan struktur bisnis, mempercepat perputaran modal, dan memperkuat posisi sebagai kontraktor utama di Indonesia.
6. Strategi Jangka Panjang Menuju BUMN yang Lebih Lincah
Langkah divestasi ini menjadi bagian dari restrukturisasi besar-besaran yang dilakukan banyak BUMN dalam beberapa tahun terakhir. Dengan menata ulang portofolio dan memperkuat sektor yang menjadi kekuatan utama, PTPP berharap bisa lebih kompetitif, efisien, dan adaptif menghadapi tantangan bisnis ke depan, terutama di sektor infrastruktur yang membutuhkan ketahanan keuangan jangka panjang.