Kuatbaca.com - PetroChina International Jabung Ltd (PCJL) kini memasuki babak baru dalam pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Jabung di Provinsi Jambi. Setelah resmi mendapatkan perpanjangan kontrak selama 20 tahun ke depan, perusahaan energi asal Tiongkok ini langsung tancap gas menyiapkan strategi guna mendongkrak produksi migas secara berkelanjutan. Keputusan ini bukan hanya memperkuat posisi PetroChina sebagai salah satu pemain utama di sektor hulu migas Indonesia, tapi juga menjadi peluang untuk membawa inovasi teknologi terkini ke wilayah kerja yang sudah cukup matang ini.
1. Teknologi Enhanced Oil Recovery Jadi Senjata Utama
Salah satu fokus utama PetroChina dalam meningkatkan produksi di WK Jabung adalah penggunaan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR). Strategi ini merupakan solusi jangka panjang untuk memaksimalkan potensi sumur-sumur tua. Saat ini, perusahaan tengah melakukan uji coba metode injeksi kimia sebagai bagian dari proses EOR. Teknologi ini memang terbukti berhasil memperpanjang umur produksi sumur di banyak ladang minyak tua, termasuk di negara asal PetroChina, Tiongkok.
Presiden Direktur PetroChina International Jabung Ltd, Wang Lei, menyebut bahwa perusahaan memiliki pengalaman luas dalam penerapan EOR dan siap mengaplikasikannya di Indonesia. "Kami memiliki pengalaman panjang dalam mengelola ladang minyak tua di Tiongkok, dan kami ingin berbagi serta menerapkan teknologi ini untuk mendukung sektor migas Indonesia," ujarnya di ajang IPA Convex 2025.
2. Tantangan Implementasi dan Komitmen Jangka Panjang
Meski teknologi EOR sangat menjanjikan, Wang Lei juga menyadari bahwa penerapannya tidaklah mudah. Proses ini memerlukan investasi besar, sumber daya manusia berkualitas, serta infrastruktur yang mendukung. Namun menurutnya, tantangan tersebut sebanding dengan hasil jangka panjang yang bisa diraih. EOR memungkinkan peningkatan tingkat perolehan minyak secara signifikan, sekaligus memperpanjang usia produksi sumur yang sudah melewati masa puncaknya.
Selain itu, penerapan teknologi ini menunjukkan komitmen PetroChina terhadap keberlanjutan produksi energi di Indonesia, sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional. Strategi ini dipandang sebagai bentuk sinergi antara teknologi, investasi, dan semangat kolaboratif untuk hasil yang optimal.
3. Optimalisasi Produksi dan Integrasi Teknologi Modern
Tidak hanya fokus pada EOR, PetroChina juga mengandalkan optimalisasi produksi migas dengan memanfaatkan teknologi digital dan artificial intelligence (AI). Salah satu contoh penerapan teknologi terbaru adalah survei seismik 3D dan 2D yang dilakukan pada tahun 2023 di wilayah timur WK Jabung. Hasil dari survei ini dinilai menjanjikan dan membuka peluang eksplorasi serta pengembangan baru di wilayah tersebut.
Di sisi lain, penerapan teknologi AI juga mulai diintegrasikan dalam proses drilling (pengeboran) untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi potensi kesalahan. Dengan kecerdasan buatan, analisis data menjadi lebih akurat dan cepat, sehingga keputusan operasional dapat diambil dengan dasar yang kuat. Ini menjadikan sumur-sumur tua di WK Jabung tetap relevan dan mampu memberikan nilai ekonomi yang kompetitif.
4. Sinergi dengan Pemangku Kepentingan Jadi Kunci Keberhasilan
Strategi terakhir yang tak kalah penting adalah menjalin koordinasi erat dengan berbagai pihak, baik mitra kerja, pemerintah daerah, hingga pemangku kepentingan di pusat. Kolaborasi ini dinilai sangat vital, terutama dalam memastikan kelancaran proyek eksplorasi dan produksi, serta meminimalisasi kendala non-teknis di lapangan.
PetroChina menyadari bahwa keberhasilan jangka panjang dalam pengelolaan WK Jabung tidak bisa dicapai secara mandiri. Oleh karena itu, perusahaan terus berupaya membangun komunikasi terbuka, mengedepankan transparansi, serta berkomitmen untuk menjalankan operasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Langkah ini juga sejalan dengan upaya Indonesia dalam menciptakan iklim investasi migas yang sehat dan kompetitif.