Penggunaan Pinjol dan Paylater Meningkat Tajam Jelang Ramadan 2025, Ini Data Lengkap dari OJK

1. Warga RI Kian Gemar Gunakan Pinjol dan Paylater
Kuatbaca.com - Tren konsumsi masyarakat Indonesia terus menunjukkan pergeseran ke arah digital, termasuk dalam sektor pembiayaan. Data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa penggunaan layanan pinjaman online (pinjol) dan paylater semakin meningkat, terutama menjelang momentum besar seperti Ramadan dan Lebaran 2025. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat kini makin mengandalkan fasilitas keuangan digital untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga konsumsi musiman.
2. Total Pinjaman Pinjol Tembus Rp 80,07 Triliun
Hingga akhir Februari 2025, jumlah pembiayaan dari layanan peer-to-peer (P2P) lending atau yang lebih dikenal sebagai pinjol, mencapai angka Rp 80,07 triliun. Angka ini mengalami lonjakan signifikan, yakni tumbuh 31,06% secara tahunan (year-on-year). Bila dibandingkan dengan posisi Januari 2025 sebesar Rp 78,5 triliun, terjadi peningkatan cukup tajam hanya dalam waktu satu bulan.
3. Momentum Ramadan Dorong Kenaikan Pembiayaan
Lonjakan angka pinjaman ini terjadi tepat menjelang bulan Ramadan, yang biasanya diikuti oleh peningkatan kebutuhan konsumsi masyarakat. Hal ini mendorong sebagian besar masyarakat memanfaatkan layanan pembiayaan instan untuk memenuhi berbagai kebutuhan, mulai dari belanja kebutuhan pokok, pakaian, hingga persiapan mudik dan libur Lebaran.
4. Kredit Macet Pinjol Naik Jadi 2,78%
Meski pembiayaan meningkat, OJK juga mencatat bahwa tingkat wanprestasi (TWP90) atau kredit macet pinjaman online ikut naik. Per Februari 2025, angkanya mencapai 2,78%, naik dari 2,52% pada Januari 2025. Kondisi ini menjadi perhatian karena bisa menjadi indikator kemampuan bayar yang menurun dari sebagian peminjam, apalagi di tengah tekanan ekonomi yang masih berlangsung.
5. Layanan Buy Now Pay Later (BNPL) Perbankan Tumbuh 36,6%
Tak hanya pinjol, layanan Buy Now Pay Later (BNPL) milik perbankan juga mencatat pertumbuhan yang mencolok. OJK mengungkapkan bahwa per Februari 2025, total kredit BNPL yang tercatat di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) mencapai Rp 21,98 triliun, tumbuh 36,60% secara tahunan. Ini menunjukkan bahwa masyarakat mulai mengandalkan fasilitas kredit yang disediakan oleh perbankan untuk melakukan pembelian dengan skema cicilan jangka pendek.
6. Jumlah Rekening BNPL Capai 23,66 Juta
Jumlah pengguna layanan paylater perbankan juga masih tergolong tinggi, meskipun mengalami sedikit penurunan. Rekening aktif tercatat sebanyak 23,66 juta, dibandingkan bulan sebelumnya yang berjumlah 24,44 juta. Penurunan ini kemungkinan terjadi karena adanya pembersihan data nasabah tidak aktif atau restrukturisasi sistem oleh pihak bank.
7. Fenomena Pembiayaan Digital Jadi Sorotan OJK
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyampaikan bahwa pertumbuhan ini merupakan bagian dari transformasi sektor keuangan digital yang saat ini tengah berkembang pesat. Namun ia menegaskan bahwa perlindungan konsumen dan pengawasan terhadap risiko kredit tetap menjadi prioritas utama agar lonjakan pemanfaatan pinjaman digital tidak menimbulkan efek domino yang merugikan.
8. Tantangan Kredit Digital: Perlu Edukasi dan Literasi Finansial
Meski kemudahan dalam mengakses pinjaman digital menjadi solusi cepat, namun kurangnya pemahaman mengenai manajemen keuangan dan kemampuan membayar cicilan bisa menjadi bom waktu. OJK mendorong peningkatan literasi keuangan digital, terutama bagi generasi muda dan pekerja informal yang kini menjadi pengguna dominan layanan pinjol dan paylater.
9. Harapan OJK: Tumbuh Sehat, Bukan Sekadar Angka
OJK berharap agar pertumbuhan industri pinjol dan BNPL tidak hanya diukur dari sisi nilai pembiayaan, tetapi juga kesehatan ekosistem secara menyeluruh, termasuk kualitas pinjaman, tingkat kelalaian pembayaran, serta keberlanjutan usaha penyedia layanan. Penguatan regulasi, perlindungan data konsumen, dan peningkatan kerja sama antar lembaga menjadi langkah yang tengah dipertimbangkan.
10. Pinjaman Digital Jadi Andalan, Tapi Perlu Dikawal
Dengan total pinjaman pinjol yang sudah tembus Rp 80 triliun dan layanan paylater bank mencapai hampir Rp 22 triliun, tidak bisa dipungkiri bahwa pembiayaan digital kini menjadi bagian penting dari perilaku konsumsi masyarakat Indonesia. Namun, dibalik lonjakan angka tersebut, ada tantangan besar yang harus dihadapi: memastikan layanan ini tetap aman, terkendali, dan tidak membebani masyarakat di kemudian hari.