Pengembangan Kelapa Genjah Jadi Andalan Ekonomi Baru di Kawasan Transmigrasi

24 June 2025 10:28 WIB
wakil-menteri-transmigrasi-viva-yoga-mauladi-1750733191739_169.jpeg

Kuatbaca.com - Pemerintah melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kementrans) tengah mendorong peningkatan nilai ekonomi kawasan transmigrasi dengan mengembangkan budidaya kelapa genjah. Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi, menyatakan bahwa potensi kelapa genjah sangat besar dan bisa menjadi komoditas unggulan yang mendorong kesejahteraan transmigran. Saat ini, Kementrans memiliki hak pengelolaan lahan (HPL) seluas 3,1 juta hektare yang tersebar di 419 kawasan transmigrasi. Viva menegaskan, "Kami ingin semua kawasan transmigrasi produktif dan berdaya saing tinggi."

1. Sistem Inti Plasma Sebagai Solusi Alternatif Pemberdayaan

Guna mendukung program ini, Kementrans membuka dua skema utama: pemberian Izin Pelaksanaan Transmigrasi (IPT) kepada badan usaha, dan sistem inti plasma yang melibatkan langsung masyarakat transmigran. Menurut Viva, sistem inti plasma dinilai lebih memberdayakan karena tidak hanya melibatkan perusahaan, tetapi juga menciptakan sinergi antara transmigran dan warga lokal. “Lahan dan tenaga kerjanya sudah tersedia, tinggal bagaimana pengelolaan dan manajemennya dilakukan dengan profesional,” ujarnya. Pendekatan ini juga dinilai bisa memberikan keuntungan bagi semua pihak, termasuk dalam mendongkrak produksi kelapa nasional.

2. Potensi Ekonomi yang Menjanjikan dari Kelapa Genjah

Data dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan bahwa satu hektare lahan yang ditanami 200 pohon kelapa genjah mampu menghasilkan sekitar 200 butir kelapa per pohon per tahun. Jika dihitung, produksi tahunan dari lahan tersebut bisa menghasilkan pemasukan hingga Rp 320 juta untuk kelapa muda dan mencapai Rp 400 juta untuk kelapa tua. Dengan hitungan tersebut, budidaya kelapa genjah berpotensi menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat transmigran. Viva menjelaskan, “Kalau kita budidayakan di kawasan transmigrasi, ini bukan hanya meningkatkan produktivitas lahan, tapi juga meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.”

3. Pilot Project Dimulai di Maluku Utara

Untuk memulai inisiatif besar ini, Kementrans berencana menjalankan proyek percontohan atau pilot project di Provinsi Maluku Utara. Provinsi ini dinilai sangat potensial karena memiliki banyak lahan kosong yang belum termanfaatkan secara optimal, serta dukungan dari para bupati yang telah mengajukan permintaan pengiriman transmigran. “Dua hal inilah yang menjadi potensi besar untuk membudidayakan kelapa yang nilai ekonominya sangat menjanjikan,” ujar Viva. Lokasi ini juga akan menjadi barometer sejauh mana program ini bisa diimplementasikan secara nasional dan direplikasi di daerah transmigrasi lain.

4. Sinergi Lintas Sektor untuk Wujudkan Transmigrasi Produktif

Menurut Viva, keberhasilan program budidaya kelapa genjah ini tidak bisa hanya mengandalkan kerja satu kementerian saja. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk lembaga riset seperti BRIN dan perusahaan BUMN seperti PTPN I yang bergerak di bidang perkebunan. “Dalam budidaya kelapa genjah ini, kita harap bisa bersinergi dengan BRIN dan PTPN I,” ucap Wakil Ketua Umum PAN itu. Tujuan akhirnya adalah menciptakan kawasan transmigrasi yang mandiri, produktif, dan berkontribusi pada ketahanan pangan serta peningkatan ekonomi nasional.

Fenomena Terkini






Trending