Pemerintah Siapkan Rp 2 Triliun untuk Proyek Tambak Garam Raksasa di Pulau Terluar Indonesia

4 June 2025 12:56 WIB
melihat-dari-dekat-lokasi-proyek-garam-di-ntt-rp-2-triliun-1748927328672_169.jpeg

Kuatbaca.com - Pemerintah Indonesia tengah menggarap proyek strategis nasional berupa pembangunan kawasan industri garam raksasa di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT). Proyek ini menjadi langkah konkret menuju kemandirian produksi garam nasional dan diproyeksikan mampu menjawab kebutuhan dalam negeri tanpa bergantung pada impor. Dengan lokasi di pulau terluar, Rote Ndao dipilih sebagai lokasi yang strategis untuk pengembangan tambak garam berkelas industri.

Pembangunan kawasan ini bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara swasembada garam pada tahun 2027. Proyek ini juga mencerminkan perhatian pemerintah pusat terhadap pembangunan daerah tertinggal dan terluar, serta upaya serius dalam memanfaatkan potensi sumber daya lokal.

1. Anggaran Fantastis Rp 2 Triliun untuk Pembangunan Bertahap

Pemerintah menyiapkan anggaran besar mencapai Rp 2 triliun untuk merealisasikan proyek ini selama dua tahun, yaitu pada 2025 dan 2026. Dana ini tidak termasuk dalam pagu anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melainkan merupakan alokasi khusus dari Presiden Republik Indonesia sebagai dukungan penuh terhadap program swasembada garam nasional.

Rencana pengembangan kawasan sentra industri ini akan dibagi dalam beberapa tahap. Pada tahap pertama, pembangunan dilakukan di atas lahan seluas 1.193 hektare dengan anggaran Rp 749,91 miliar. Tahap kedua mencakup lahan 9.541 hektare dengan anggaran Rp 853,11 miliar, sedangkan tahap ketiga pada tahun 2027 akan mencakup lahan 3.135 hektare. Seluruh tahapan dirancang menyesuaikan dengan kondisi topografi dan morfologi wilayah Rote Ndao.

2. Target Produksi Garam Capai 2,6 Juta Ton Per Tahun

Proyek industri garam ini dirancang untuk mampu memproduksi garam secara masif, dengan target mencapai 200 ton per hektare per tahun. Bila seluruh tahapan rampung, total volume produksi ditaksir mencapai 2,6 juta ton garam per tahun. Angka ini setara dengan nilai produksi mencapai Rp 2,6 triliun per tahun. Skala produksi yang besar ini diyakini mampu memenuhi kebutuhan garam nasional, khususnya untuk sektor industri dan konsumsi rumah tangga, yang selama ini masih tergantung pada impor.

Pemerintah menargetkan tahap pertama pembangunan selesai pada akhir tahun 2025. Dengan demikian, produksi garam nasional dari Rote Ndao diharapkan sudah dapat dimulai pada Maret 2026.

3. Rote Ndao Menuju Transformasi Ekonomi Lokal

Pembangunan sentra industri garam nasional di Rote Ndao disambut dengan antusias oleh masyarakat dan pemerintah daerah. Proyek ini bukan hanya sebatas pembangunan fisik, tetapi membawa harapan besar untuk transformasi ekonomi di wilayah yang selama ini dikenal dengan tantangan pembangunan seperti kemiskinan dan stunting. Diperkirakan lebih dari 26.600 tenaga kerja akan terserap dalam berbagai sektor, dari hulu hingga hilir.

Keberadaan proyek ini juga akan mendorong tumbuhnya sektor pendukung lainnya seperti transportasi, logistik, perhotelan, dan kuliner lokal. Efek domino dari pembangunan industri garam ini diyakini akan mengubah wajah Rote Ndao menjadi kawasan produktif dan mandiri secara ekonomi.

4. Harapan Besar untuk Masa Depan Rote Ndao

Pemimpin daerah Kabupaten Rote Ndao menunjukkan apresiasi mendalam atas perhatian pemerintah pusat terhadap wilayahnya. Dengan penuh haru, ia menyampaikan keyakinannya bahwa proyek ini akan mengangkat kesejahteraan masyarakat lokal dan mengentaskan berbagai permasalahan sosial. Ia mengungkapkan harapan besar bahwa tingkat kemiskinan ekstrem dan prevalensi stunting akan menurun signifikan seiring berjalannya proyek ini.

Data terakhir menunjukkan bahwa angka stunting di Rote Ndao pada tahun 2023 berada di angka 29,8%. Pemerintah daerah optimis angka tersebut akan terus menurun seiring dengan bertambahnya akses ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Fenomena Terkini






Trending