Pemerintah Janji Carikan Solusi Potongan Aplikasi Ojol, Driver Minta Hanya 10 Persen

24 May 2025 16:32 WIB
prasetyo-hadi-1746774133120_169.jpeg

Kuatbaca.com - Permintaan pengemudi ojek online (ojol) agar potongan aplikasi diturunkan dari 20 persen menjadi 10 persen kembali mengemuka dalam aksi demonstrasi yang terjadi di Jakarta dan sejumlah daerah. Tuntutan ini mencerminkan keluhan mendalam para pekerja sektor transportasi daring terhadap beban potongan yang dianggap menggerus pendapatan mereka secara signifikan.

1. Ojol Anggap Potongan 20% Terlalu Berat

Dalam aksi demonstrasi yang dilakukan para driver ojol baru-baru ini, salah satu tuntutan utama yang disuarakan adalah penurunan potongan aplikasi dari 20% menjadi 10%. Para pengemudi menilai, potongan sebesar 20% terlalu memberatkan, terutama di tengah biaya operasional yang terus meningkat seperti BBM, servis kendaraan, hingga kebutuhan sehari-hari.

Driver berharap, penyesuaian potongan tersebut bisa meningkatkan kesejahteraan mereka tanpa harus bergantung pada bonus-bonus yang bersifat tidak tetap. Tuntutan ini bahkan telah diajukan dalam audiensi dengan berbagai lembaga negara, termasuk DPR dan kementerian terkait.

2. Pemerintah Siap Fasilitasi Dialog Driver dan Aplikator

Menanggapi tuntutan tersebut, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menegaskan bahwa pemerintah akan turun tangan sebagai jembatan antara para pengemudi ojol dan pihak aplikator. Ia menekankan pentingnya duduk bersama dan mencari titik temu yang menguntungkan kedua belah pihak.

“Kita sedang berusaha menjembatani, mengkomunikasikan antara aplikator dan teman-teman pekerja ojol. Karena memang harus duduk dan dibicarakan bersama,” ujar Prasetyo kepada awak media di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (23/5/2025).

3. Potongan Versi Aplikator: 20% Sudah Ideal?

Pihak aplikator sendiri disebut masih mempertahankan skema pembagian hasil sebesar 80% untuk driver dan 20% untuk aplikator. Menurut mereka, potongan 20% dianggap sudah paling ideal untuk menjamin keberlangsungan layanan, mencakup biaya pengembangan teknologi, dukungan pelanggan, dan promosi.

Namun, Prasetyo menggarisbawahi bahwa pendapat aplikator tersebut tidak serta merta menutup ruang kompromi. Pemerintah ingin mendengar lebih banyak masukan dari para pengemudi dan akan melakukan pembahasan lintas kementerian untuk mencari jalan tengah.

4. Driver Ojol Diakui Sebagai Penggerak Ekonomi

Prasetyo juga menegaskan bahwa kontribusi driver ojol terhadap perekonomian nasional tidak bisa dipandang sebelah mata. Mereka adalah salah satu motor penggerak roda ekonomi harian, terutama di sektor informal, dengan jumlah yang sangat besar dan sebaran yang luas di seluruh Indonesia.

"Saudara-saudara kita di ojol ini salah satu penggerak roda ekonomi kita. Jumlahnya cukup besar, dari sisi kegiatan ekonominya juga signifikan. Membantu kita semua," ucapnya.

5. Menuju Skema “Win-Win Solution”

Pemerintah berharap agar semua pihak tidak terpaku pada kepentingan masing-masing. Alih-alih menimbulkan konflik berkepanjangan, Prasetyo menyatakan bahwa pemerintah menginginkan solusi “win-win” agar kesejahteraan pengemudi meningkat tanpa membuat aplikator kesulitan dalam beroperasi.

"Jadi kita mau cari titik temunya supaya untung bersama-sama kan," tegas Prasetyo di akhir pernyataannya.

Pemerintah sendiri kini tengah melakukan koordinasi dengan kementerian-kementerian terkait agar skema pembagian hasil ini dapat dibicarakan secara terbuka dan adil, serta merumuskan regulasi yang tidak hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga berpihak kepada para pekerja digital seperti driver ojol.

Fenomena Terkini






Trending