Pemerintah Bangun 25 Ribu Gudang Darurat untuk Serap Beras

12 May 2025 10:54 WIB
gudang-bulog-probolinggo-pastikan-stok-beras-aman-sampai-10-bulan-ke-depan-untuk-3-wilayah-1740830237167_169.jpeg

Kuatbaca - Produksi beras di Indonesia tahun ini mencatatkan rekor baru dengan melimpahnya hasil panen dari petani lokal. Stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di gudang Bulog dilaporkan telah mencapai 3,6 juta ton dan terus bertambah seiring dengan masifnya penyerapan hasil panen. Ketersediaan stok yang melimpah ini menciptakan tantangan baru: kapasitas gudang yang nyaris penuh.

Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah melalui Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengumumkan rencana pembangunan 25 ribu gudang darurat yang dirancang untuk menampung hasil serapan beras dari Perum Bulog. Gudang-gudang improvisasi ini diproyeksikan memiliki usia pakai antara 5 hingga 10 tahun, sekaligus disertai rencana pembangunan gudang permanen di setiap desa. Kebijakan ini merupakan langkah strategis yang diinstruksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.

Penyerapan Beras Tertinggi dalam Sejarah Bulog

Sejak awal tahun hingga 10 Mei 2025, Bulog berhasil menyerap sebanyak 2.023.063 ton beras dari para petani. Angka ini menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah penyerapan beras Bulog pada periode Januari hingga Mei, selama 58 tahun berdirinya lembaga tersebut. Menteri Pertanian Amran menegaskan bahwa capaian ini merupakan bukti nyata dari peningkatan kesejahteraan petani serta langkah konkret menuju swasembada pangan.

Amran menambahkan bahwa biasanya penyerapan sebesar ini hanya tercapai dalam waktu setahun penuh. Namun, kali ini dalam waktu kurang dari lima bulan, target tersebut mampu dilampaui. “Ini adalah lompatan eksponensial yang luar biasa,” ungkap Amran dengan optimisme tinggi.

Murni Hasil Panen Lokal Tanpa Impor

Keberhasilan penyerapan beras ini sepenuhnya berasal dari hasil panen petani lokal. Pemerintah menegaskan bahwa tidak ada impor beras medium yang dilakukan sejak awal tahun 2025. “Ini murni produksi dalam negeri. Publik perlu tahu bahwa keberhasilan ini adalah hasil kerja keras petani dan kebijakan yang tepat sasaran,” ujar Amran.

Pada bulan April 2025 saja, Bulog mampu menyerap sebanyak 1,06 juta ton beras. Capaian bulanan ini menjadi yang tertinggi dalam sejarah Bulog, menunjukkan efektivitas strategi penyerapan yang lebih agresif dan terstruktur.

Dukungan Harga dan Infrastruktur Pengadaan

Untuk mendukung kesejahteraan petani, pemerintah telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 6.500 per kilogram, meningkat dari HPP tahun sebelumnya yang hanya Rp 6.000 per kilogram. Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan nilai jual yang lebih layak bagi petani, sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan memacu produksi secara berkelanjutan.

Selain itu, Bulog mengerahkan Tim Jemput Gabah yang bekerja sama dengan penyuluh pertanian, Babinsa, dan kelompok tani hingga Gapoktan. Penggilingan padi dari skala kecil hingga besar juga dilibatkan dalam mempercepat proses pengadaan beras dari para petani.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi beras nasional akan mencapai 18,76 juta ton hingga Juni 2025. Sementara itu, laporan dari USDA memperkirakan total produksi beras Indonesia tahun ini dapat menembus angka 34,6 juta ton, menjadikan Indonesia sebagai produsen beras terbesar di kawasan ASEAN.

Dengan serapan yang sudah melampaui 2 juta ton, Menteri Amran optimistis stok beras nasional dapat mencapai 4 juta ton pada akhir Mei 2025. Ia menilai capaian ini sebagai kemenangan besar bagi petani Indonesia, sekaligus menegaskan kesiapan pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

Langkah pemerintah membangun 25 ribu gudang darurat menjadi bagian dari upaya memastikan hasil panen petani tetap terjaga kualitasnya dan siap untuk didistribusikan kapan pun dibutuhkan. Selain menjaga stabilitas harga, kebijakan ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan Indonesia di tengah ketidakpastian iklim dan dinamika pasar global.

Fenomena Terkini






Trending