Peluang Investasi Danantara dalam Merger Grab dan GOTO Kembali Muncul

6 June 2025 16:52 WIB
danantara-1740123997555_169.jpeg

Kuatbaca.com - Isu merger antara dua raksasa teknologi di Indonesia, PT Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Grab, kembali menjadi perhatian setelah Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) dikabarkan mempertimbangkan peluang investasi dalam kesepakatan tersebut. Informasi ini menunjukkan potensi langkah strategis yang bisa mengubah peta bisnis digital di Tanah Air.

Menurut kabar terbaru, Danantara tengah melakukan pembicaraan awal dengan GOTO untuk kemungkinan mengambil saham minoritas. Langkah ini diyakini bertujuan untuk mengantisipasi kekhawatiran pemerintah soal potensi dampak monopoli yang mungkin timbul akibat penggabungan kedua perusahaan.

1. Rencana Merger GOTO dan Grab dengan Nilai Transaksi Fantastis

Sebelumnya, laporan menyebutkan bahwa Grab menargetkan proses merger dengan GOTO rampung pada kuartal II tahun 2025. Transaksi ini diperkirakan melibatkan pembelian bisnis GOTO oleh Grab dengan nilai sekitar US$ 7 miliar, sebuah angka yang menunjukkan besarnya skala penggabungan usaha ini.

Merger ini jika terlaksana akan menjadi salah satu konsolidasi terbesar di sektor teknologi dan layanan digital di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia yang merupakan pasar utama kedua perusahaan tersebut.

2. Kekhawatiran Dampak Merger terhadap Konsumen dan Pasar

Meskipun merger ini menjanjikan sinergi dan efisiensi bisnis, ada kekhawatiran serius mengenai potensi pengurangan pilihan konsumen di Indonesia. Dengan dua perusahaan raksasa yang memiliki layanan serupa bergabung, masyarakat dikhawatirkan kehilangan alternatif layanan yang sehat dalam persaingan.

Dampak negatif ini bukan hanya soal konsumen, tetapi juga pelaku usaha lain di sektor digital. Jika dominasi pasar oleh satu entitas menjadi terlalu besar, maka akan sulit bagi pendatang baru untuk bersaing secara adil, yang berimbas pada inovasi dan kualitas layanan ke depannya.

3. Pandangan Ahli soal Keseimbangan Pemain Lokal dan Asing di Industri Digital

Direktur Segara Institute, Piter Abdullah, memberikan pandangan penting terkait isu ini. Ia menilai bahwa konsolidasi di industri digital harus memperhatikan keseimbangan antara pemain lokal dan asing agar tidak menimbulkan ketidakseimbangan pasar yang merugikan.

"Penting bagi pemerintah untuk mengkaji dengan seksama merger ini agar tidak menimbulkan dominasi yang merugikan pelaku usaha maupun konsumen," ujar Piter. Ia menegaskan bahwa pengawasan ketat dari regulator sangat dibutuhkan untuk menjaga kompetisi yang sehat di sektor digital yang saat ini terus berkembang pesat.

4. Pentingnya Pengawasan Ketat agar Merger Tidak Merugikan Semua Pihak

Sejarah menunjukkan bahwa merger besar dalam satu industri sering memicu kekhawatiran soal monopoli dan pengurangan persaingan. Oleh karena itu, upaya mitigasi risiko harus dilakukan sedini mungkin dengan pengawasan ketat dari otoritas terkait, seperti Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Memastikan bahwa penggabungan dua perusahaan besar seperti Grab dan GOTO tetap memberikan manfaat maksimal tanpa mengorbankan keseimbangan pasar menjadi tantangan tersendiri. Dengan begitu, merger dapat menjadi peluang untuk memperkuat ekosistem digital nasional, bukan justru melemahkan persaingan yang sehat.

Fenomena Terkini






Trending