Neraca Perdagangan Indonesia Surplus Selama 61 Bulan Berturut-Turut, Mei 2025 Cetak Angka Fantastis

Kuatbaca.com - Indonesia kembali mencatatkan prestasi membanggakan dalam bidang perdagangan internasional. Pada bulan Mei 2025, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 4,3 miliar, berdasarkan laporan resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS). Ini merupakan bulan ke-61 secara berturut-turut sejak Mei 2020, di mana Indonesia terus menjaga tren surplus perdagangan.
1. Komoditas Nonmigas Menjadi Tulang Punggung Surplus
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa, 1 Juli 2025, mengungkapkan bahwa surplus kali ini terutama didorong oleh komoditas nonmigas yang berkontribusi sebesar US$ 5,83 miliar. Artinya, sektor nonmigas tetap menjadi tulang punggung utama dalam menjaga stabilitas neraca perdagangan nasional.
Beberapa komoditas unggulan yang menyumbang surplus besar antara lain:
- Lemak dan minyak hewani/nabati, seperti minyak kelapa sawit.
- Bahan bakar mineral, termasuk batu bara.
- Besi dan baja, yang menjadi andalan ekspor ke berbagai negara industri besar.
2. Sektor Migas Masih Mencatat Defisit
Meskipun sektor nonmigas memberikan kontribusi signifikan terhadap surplus perdagangan, sektor migas masih menghadapi tantangan. Pada Mei 2025, neraca perdagangan migas mengalami defisit sebesar US$ 1,53 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh tingginya nilai impor hasil minyak dan minyak mentah, yang masih menjadi kebutuhan vital untuk memenuhi konsumsi dalam negeri.
3. Surplus Kumulatif Januari–Mei 2025 Capai US$ 15,38 Miliar
Jika dilihat secara kumulatif dari Januari hingga Mei 2025, neraca perdagangan Indonesia tetap mencatat angka positif. Total surplus kumulatif dalam lima bulan pertama tahun ini tercatat mencapai US$ 15,38 miliar. Lagi-lagi, sektor nonmigas memberikan kontribusi signifikan dengan mencatat surplus sebesar US$ 23,10 miliar, sementara sektor migas mengalami defisit US$ 7,72 miliar.
Data ini menunjukkan bahwa meskipun sektor migas masih menjadi beban dalam neraca perdagangan, kekuatan ekspor Indonesia pada sektor-sektor strategis lainnya mampu mengimbanginya dengan baik.
4. Konsistensi Surplus, Indikator Keseimbangan Ekonomi Eksternal
Keberhasilan Indonesia mencetak surplus perdagangan selama 61 bulan berturut-turut bukan hanya prestasi statistik, tetapi juga merupakan indikator penting dalam menjaga keseimbangan eksternal ekonomi nasional. Surplus perdagangan yang konsisten mendukung ketahanan nilai tukar rupiah, meningkatkan cadangan devisa, dan memperkuat posisi Indonesia dalam hubungan dagang internasional.
5. Tantangan dan Strategi ke Depan
Meski capaian ini patut diapresiasi, Indonesia tetap harus menghadapi tantangan global seperti fluktuasi harga komoditas dunia, geopolitik, dan ketidakpastian ekonomi global. Oleh karena itu, pemerintah bersama sektor swasta diharapkan terus melakukan diversifikasi ekspor, meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri, serta mengurangi ketergantungan pada impor, terutama di sektor migas.
Penguatan infrastruktur logistik, peningkatan kualitas SDM, dan digitalisasi perdagangan juga menjadi faktor kunci untuk menjaga dan meningkatkan daya saing produk ekspor Indonesia ke depannya.
6. Optimisme terhadap Stabilitas Ekonomi Nasional
Dengan tren positif ini, Indonesia menunjukkan ketahanan ekonominya di tengah dinamika global yang tak menentu. Prestasi surplus selama 61 bulan memberikan sinyal positif bagi investor dan pelaku usaha bahwa ekonomi nasional berada di jalur yang stabil. Pemerintah diharapkan terus mengawal pertumbuhan ekspor dan memperkuat sektor-sektor strategis untuk mempertahankan keberlanjutan neraca perdagangan yang sehat.