MRT Tangerang Selatan Masuki Tahap Uji Kelayakan, Realisasi Proyek Semakin Dekat

Kuatbaca.com - Pembangunan jalur Mass Rapid Transit (MRT) yang menghubungkan Jakarta dengan Tangerang Selatan (Tangsel) akhirnya menunjukkan progres signifikan. Setelah sekitar tujuh tahun berada dalam tahap perencanaan dan wacana, Pemerintah Kota Tangsel memastikan bahwa proyek ini kini telah memasuki tahap uji kelayakan atau feasibility study.
Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, mengungkapkan bahwa kajian mendalam telah dilakukan secara serius dan kini tinggal menunggu proses penandatanganan kerja sama dengan para pemangku kepentingan terkait. “Progress saat ini sudah uji kelayakan, dan sebentar lagi sudah dimulai penandatanganan dimulainya kajian MRT dengan pemangku kepentingan,” ujar Benyamin, Jumat (25/4/2025).
1. Proses Panjang dan Kompleksitas Koordinasi Jadi Tantangan
Mewujudkan sistem transportasi massal modern seperti MRT di kawasan padat seperti Jabodetabek bukan perkara mudah. Menurut Benyamin, proyek ini membutuhkan waktu yang panjang karena harus melewati berbagai tahapan mulai dari diskusi intensif dalam Focus Group Discussion (FGD), penyesuaian rute (trase), hingga persiapan pembebasan lahan.
“Proyek MRT prosesnya panjang, bukan sehari dua hari. Mulai dari FGD, feasibility study, dan lain sebagainya, terus kita cek juga kan trasenya, yang paling ideal atau memungkinkan,” jelasnya. Selain itu, koordinasi dengan berbagai lembaga pemerintah dan swasta turut memperpanjang proses ini.
2. Kolaborasi Antarlembaga Kunci Sukses Proyek MRT Tangsel
Agar proyek ini bisa berjalan lancar, Pemerintah Kota Tangsel harus bekerja sama dengan banyak pemangku kepentingan. Beberapa instansi yang terlibat antara lain PT MRT Jakarta, Kementerian Perhubungan, Kemenko Perekonomian, Bappenas, Pemprov DKI Jakarta, Pemprov Banten, Pemkab Tangerang, dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ).
Dengan kompleksitas seperti ini, tak heran jika proyek MRT dari Jakarta menuju Tangsel baru bisa mencapai tahap kelayakan sekarang. Meski begitu, Benyamin optimis, “Harap bersabar dan doakan segera dapat terealisasi,” ujarnya.
3. Belum Ada Tanggal Pasti, Tapi Targetnya Secepat Mungkin
Meski progres sudah memasuki tahap uji kelayakan, Wali Kota Benyamin belum bisa memastikan tanggal pasti dimulainya konstruksi MRT tersebut. Namun, pihaknya menargetkan agar tahapan selanjutnya bisa dilakukan sesegera mungkin, terutama setelah penandatanganan kerja sama dilakukan. “Target dapat secepatnya, karena sudah uji kelayakan dan akan dilakukan penandatanganan kerja sama,” tambahnya.
Sebelumnya, jalur MRT Jakarta fase selatan ini sudah diwacanakan sejak tahun 2018. Kala itu, Menteri Perhubungan mendorong kolaborasi dengan pengembang swasta untuk mempercepat realisasi, mengingat keterbatasan anggaran dari pemerintah pusat.
4. Proyek Strategis yang Ditunggu Warga Tangsel
Keberadaan MRT yang menjangkau wilayah Tangerang Selatan diyakini akan memberikan dampak signifikan terhadap mobilitas warga, pertumbuhan ekonomi lokal, dan pengurangan kemacetan. Apalagi Tangsel merupakan salah satu kota penyangga Jakarta dengan tingkat kepadatan yang tinggi dan aktivitas harian yang terpusat pada transportasi antarkota.
Dengan rencana pembangunan ini, nantinya koridor MRT akan diperluas ke selatan hingga Lebak Bulus dan Tangsel, dan ke arah barat hingga Balaraja, sebagaimana tercantum dalam Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ). Sejumlah tahapan sudah dilalui sejak studi awal hingga tahap pra feasibility, namun tantangan teknis dan administratif membuat implementasinya mundur dari target semula.
Meski sempat direncanakan mulai pada tahun 2021, pembangunan belum juga terlaksana hingga kini. Namun demikian, pernyataan terbaru dari Pemerintah Kota Tangsel membawa angin segar bahwa realisasi proyek MRT kini semakin dekat dan bukan sekadar wacana semata.