Menteri PUPR Tawarkan Proyek Rp 90 Triliun di Hadapan Investor Global

Kuatbaca - Pemerintah Indonesia kembali menunjukkan keseriusannya dalam mempercepat pembangunan infrastruktur nasional. Kali ini, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dody Hanggodo, membuka peluang investasi dalam sembilan proyek strategis senilai lebih dari Rp 90 triliun kepada para investor dalam ajang International Conference of Infrastructure (ICI) 2025 yang digelar di Jakarta International Convention Center (JICC), Rabu (11/6).
Dalam forum internasional yang mempertemukan pemangku kepentingan sektor publik dan swasta ini, Dody menekankan pentingnya sinergi lintas sektor untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Menurutnya, sembilan proyek yang ditawarkan adalah peluang nyata bagi investor untuk turut mengambil bagian dalam pembangunan nasional yang berdampak langsung bagi masyarakat luas.
Paket Proyek yang Ditawarkan: Dari Energi Terbarukan hingga Jalan Tol
Total proyek senilai Rp 90,21 triliun itu mencakup sektor-sektor vital seperti energi bersih, transportasi, dan pengelolaan limbah. Rinciannya, lima proyek berada di sektor sumber daya air, khususnya pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) yang tersebar di berbagai bendungan strategis di Indonesia.
Kelima proyek PLTM tersebut meliputi:
PLTM 5,4 megawatt (MW) di Bendungan Way Sekampung
PLTM 3,32 MW di Bendungan Tapin
PLTM 7,4 MW di Bendungan Leuwikeris
PLTM 3 MW di Bendungan Cipanas
PLTM 4,32 MW di Bendungan Karalloe
Nilai gabungan dari kelima proyek ini mencapai Rp 657,18 miliar. Proyek-proyek ini menawarkan potensi besar dalam meningkatkan bauran energi terbarukan di Indonesia, sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mencapai target emisi nol bersih.
Sementara itu, di sektor transportasi, ada tiga proyek jalan tol yang menyedot perhatian investor karena skalanya yang besar dan nilai strategisnya. Ketiga proyek tol tersebut adalah:
Tol Gilimanuk–Mengwi di Bali
Tol Pejagan–Cilacap yang menghubungkan Jawa Tengah
Tol Sentul Selatan–Karawang Barat di kawasan Jabodetabek
Ketiganya diperkirakan menelan investasi sekitar Rp 87,65 triliun, menjadikannya paket investasi terbesar dalam penawaran kali ini.
Tak hanya itu, pemerintah juga membuka peluang investasi pada proyek pengelolaan sampah modern, yakni pembangunan fasilitas pengolahan limbah di Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur, dengan estimasi biaya Rp 1,9 triliun. Proyek ini diharapkan bisa menjadi model pengelolaan sampah terpadu di kawasan perkotaan.
ICI 2025: Jembatan Menuju Kolaborasi Strategis
International Conference of Infrastructure (ICI) 2025 bukan sekadar forum diskusi. Acara ini menjadi ruang strategis bagi para pengambil kebijakan, investor, akademisi, hingga lembaga filantropi untuk menjajaki kerja sama konkret dalam pembangunan infrastruktur Indonesia.
Dengan target partisipasi hingga 3.000 peserta dari dalam dan luar negeri, ICI menghadirkan atmosfer kolaboratif yang mendorong berbagai inisiatif investasi. Kehadiran berbagai lembaga keuangan internasional dan swasta memberi sinyal positif terhadap daya tarik proyek-proyek nasional yang ditawarkan.
Acara ini juga menjadi ajang unjuk kesiapan pemerintah dalam mengelola investasi melalui skema yang transparan dan efisien, termasuk kemitraan pemerintah dan badan usaha (KPBU).
Menanti Langkah Konkret Para Investor
Penawaran proyek senilai Rp 90,21 triliun bukan hanya soal angka besar, melainkan wujud nyata dari prioritas pemerintah dalam membangun negeri melalui investasi jangka panjang. Dengan kebutuhan infrastruktur yang terus tumbuh seiring perkembangan wilayah dan urbanisasi, keterlibatan sektor swasta menjadi krusial untuk menutup kesenjangan pendanaan pembangunan.
Para investor diharapkan segera merespons tawaran ini dengan kajian mendalam, proposal konkret, dan komitmen jangka panjang. Sembilan proyek tersebut telah dipetakan dengan matang dan dinilai memiliki potensi keuntungan strategis, baik dari sisi ekonomi maupun sosial.
Dengan langkah-langkah ini, Indonesia membuka babak baru dalam pembangunan infrastruktur yang tidak hanya mengandalkan APBN, tetapi juga menggandeng kekuatan global demi percepatan transformasi nasional.