Menteri Pertanian Bongkar Skandal Beras, Amran Sulaiman Diminta Waspada oleh Petinggi

2 July 2025 18:02 WIB
andi-amran-sulaiman-1740993865575_169.jpeg

1. Temuan Mengejutkan: 85% dari 212 Merek Beras Bermasalah

Kuatbaca.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali jadi sorotan publik usai membeberkan skandal besar di sektor pangan. Dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Amran mengungkapkan bahwa dari hasil pengujian terhadap 212 merek beras, sebanyak 85% dinyatakan bermasalah dan tidak memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh Permentan Nomor 31 Tahun 2017.

Temuan tersebut mencakup berbagai pelanggaran, mulai dari tidak sesuai dengan label volume, melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET), tidak teregistrasi sebagai Produk Segar Asal Tumbuhan (PSAT), hingga kandungan dan kualitas yang tidak layak disebut beras premium maupun medium.

“Hasilnya mengejutkan. Beras yang selama ini diklaim premium ternyata tidak sesuai mutu,” ujar Amran dalam rapat yang digelar di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Rabu (2/7/2025).

2. Anomali Harga Jadi Pemicu Investigasi

Amran mengaku mencurigai adanya kejanggalan ketika mendapati harga gabah di tingkat petani justru turun selama tiga bulan berturut-turut, sementara harga beras di tingkat konsumen malah terus naik. Kecurigaan ini kemudian menggerakkan Kementerian Pertanian untuk menggandeng Satgas Pangan dalam melakukan pengecekan lapangan di 10 provinsi utama.

“Kami cek langsung, dan hasilnya sangat mengkhawatirkan. Ini bukan hanya soal bisnis, tapi menyangkut hajat hidup orang banyak, terutama petani dan konsumen,” tegas Amran.

Investigasi ini tidak hanya menyasar label dan kualitas produk, tetapi juga menyentuh potensi praktik pengoplosan dan penggelembungan harga oleh pelaku usaha yang memanfaatkan celah distribusi dan pengawasan.

3. Dampak Pembongkaran dan Peringatan dari “Orang Besar”

Namun keberanian Amran membongkar skandal ini ternyata membuatnya mendapat peringatan. Ia menyebut bahwa ada seorang petinggi—yang juga merupakan sahabatnya—meminta dirinya untuk berhati-hati karena kasus ini “menyentuh orang besar”.

“Kemarin saya ditelepon dan ditegur oleh petinggi. Saya tak sebut namanya, tapi dia teman saya. Dia bilang hati-hati, karena ini menyangkut kepentingan besar,” ungkap Amran.

Meski mendapat peringatan, Amran menegaskan dirinya tidak akan mundur. Ia menyatakan bahwa kecurangan seperti ini merugikan berbagai pihak: negara, petani, konsumen, dan program ketahanan pangan nasional.

“Kami siap menanggung segala risiko. Negara sudah dirugikan terlalu lama, dan kami tidak bisa terus diam,” katanya penuh ketegasan.

4. Skandal Beras Jadi Alarm untuk Pengawasan Ketat

Pembongkaran kasus ini menjadi bagian dari serangkaian langkah tegas Kementerian Pertanian dalam mengamankan rantai distribusi pangan. Sebelumnya, skandal pengoplosan beras SPHP juga telah menyeruak, menyebabkan kerugian negara hingga Rp 10 triliun dalam lima tahun terakhir akibat beras bersubsidi dijual sebagai beras premium.

Kini, dengan semakin terbukanya informasi dan bukti kecurangan yang dilakukan oleh sejumlah pelaku industri, publik menanti langkah lanjut dari pemerintah: apakah akan ada penindakan hukum tegas terhadap perusahaan atau oknum yang terbukti melanggar?

Waspada, Tapi Jangan Mundur

Keberanian Menteri Amran dalam membongkar praktik curang di sektor perberasan patut diapresiasi. Namun, ia juga kini berada dalam posisi yang tidak mudah. Peringatan dari tokoh besar memperlihatkan betapa kuat dan mengakarnya jejaring kepentingan dalam distribusi pangan nasional.

Masyarakat berharap investigasi ini tidak berhenti hanya pada laporan, tetapi benar-benar berujung pada reformasi sistemik dalam tata niaga beras di Indonesia.

Fenomena Terkini






Trending