Mentan Ungkap Dugaan Proyek Fiktif Rp5 Miliar di Kementan, Libatkan Pengamat Pertanian

Kuatbaca.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman membeberkan adanya proyek fiktif di lingkungan Kementerian Pertanian (Kementan) yang berpotensi merugikan negara hingga Rp5 miliar. Temuan ini mencuat saat Kementan melakukan investigasi internal terkait sejumlah program yang dijalankan oleh pihak ketiga.
Yang mengejutkan, dalam proyek ini diduga melibatkan seorang pengamat pertanian yang selama ini dikenal aktif memberikan kritik terhadap kebijakan pemerintah di sektor pertanian. Namun, alih-alih memberikan kontribusi positif, justru pengamat ini disebut terlibat dalam praktik yang merugikan negara.
1. Kritik Tidak Konstruktif dan Data Menyesatkan
Mentan Amran menyampaikan bahwa pihaknya selama ini selalu terbuka terhadap kritik, terutama dari kalangan akademisi, pengamat, maupun masyarakat sipil. Namun, menurutnya, tidak semua kritik yang dilontarkan selama ini bersifat membangun.
Ia menilai ada individu yang kerap melontarkan kritik dengan data yang tidak akurat, bahkan cenderung menyesatkan. "Ada si A atau si B yang mengkritik dari dulu. Dan kami menganalisa yang kritikannya sebagian besar tidak konstruktif. Bahkan kadang datanya salah," ujar Amran dalam pernyataan resminya di kantor Kementan, Jakarta Selatan.
2. Hasil Investigasi Ungkap Ketidakwajaran Proyek
Lebih lanjut, Amran mengungkapkan bahwa pihak Kementan telah melakukan penelusuran atas proyek yang dijalankan oleh pengamat tersebut. Hasilnya, proyek yang seharusnya bertujuan meningkatkan produktivitas sektor pertanian itu ternyata tidak dijalankan sebagaimana mestinya.
Beberapa pengadaan barang yang seharusnya dimanfaatkan di lapangan ternyata tidak digunakan. Bahkan, Amran menyebut adanya dugaan penggunaan tanda tangan palsu dalam laporan proyek. “Itu potensi kerugian Rp5 miliar dan tidak digunakan itu barang pengadaan. Itu pun sebagian tanda tangan fiktif, palsu tanda tangannya,” jelasnya.
Ia pun menyayangkan bahwa pihak yang selama ini vokal mengkritik pemerintah justru melakukan tindakan yang merugikan negara. “Ini yang mengkritik dari dulu pertanian, saya katakan ini musuh negara,” tegas Amran.
3. Kasus Dilimpahkan ke Penegak Hukum
Mentan menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mentoleransi segala bentuk penyimpangan, terlebih yang melibatkan dana negara. Kasus dugaan proyek fiktif ini kini telah diserahkan ke aparat penegak hukum untuk ditindaklanjuti sesuai prosedur.
Walaupun belum menyebutkan secara rinci identitas pengamat yang dimaksud, Amran memastikan bahwa proses hukum akan terus berjalan dan menjerat siapa pun yang terlibat, tanpa pandang bulu. “Siapapun masuk di pertanian, berani bermain-main, pasti kami beresin,” tegasnya.
4. Komitmen Mentan dalam Pemberantasan Korupsi
Amran juga menegaskan komitmennya dalam memberantas korupsi di sektor pertanian. Ia tidak segan untuk menindak tegas baik pegawai internal Kementan maupun pihak eksternal yang mencoba mengambil keuntungan secara tidak sah dari program pemerintah.
Ia bahkan mencontohkan bahwa dirinya tidak akan ragu memberikan sanksi kepada siapa pun, termasuk jika pelanggaran dilakukan oleh orang dekat. “Jangankan pengamat, pegawai sendiri aku pecat. Padahal dia anakku, anak kandungku, harusnya pecat. Apalagi pengamat masuk bermain-main, mau korupsi di pertanian, aku beresin,” ujarnya tegas.