Mengapa Harga Emas Dunia Terus Naik? Ini Faktor Penyebabnya!

22 April 2025 10:30 WIB

Kuatbaca.com - Harga emas global kembali meroket dan mencatatkan rekor baru. Berdasarkan perdagangan spot internasional pada 21 April 2025, harga emas menyentuh angka US$3.349,48 per troy ons atau sekitar Rp 56,3 juta, sebuah rekor yang menandai tren kenaikan drastis dalam beberapa bulan terakhir. Lonjakan ini menjadi perhatian para pelaku pasar dan investor, terutama karena fluktuasi emas kerap menjadi indikator ketidakpastian ekonomi global.

Sebelumnya, harga emas sempat mengalami penurunan tipis pada 17 April 2025, berada di kisaran US$3.327,54 per troy ons, meski pada perdagangan intraday sempat menyentuh level tertinggi US$3.357,4. Lonjakan harga yang cepat dan signifikan ini menunjukkan bahwa emas semakin diminati sebagai aset aman (safe haven) di tengah gejolak geopolitik dan ekonomi.

1. Ketegangan Global dan Dolar Melemah Jadi Pemicu

Kenaikan harga emas kali ini tidak terjadi tanpa alasan. Ada sejumlah faktor yang memengaruhi pergerakan harga logam mulia tersebut. Salah satunya adalah ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan China, yang kembali memanas setelah munculnya wacana tarif baru untuk beberapa komoditas strategis. Hal ini memicu kekhawatiran pelaku pasar terhadap kelangsungan rantai pasok global, sehingga membuat emas kembali dilirik sebagai instrumen lindung nilai.

Di saat bersamaan, nilai dolar AS juga mengalami pelemahan, yang turut mendorong harga emas naik. Ketika dolar melemah, daya beli emas meningkat di kalangan pembeli non-AS, yang kemudian mendorong permintaan secara global. Investor global pun mulai mengamankan portofolionya ke instrumen yang lebih stabil seperti emas.

2. Kebijakan Trump Picu Lonjakan Minat Emas

Faktor lain yang turut memengaruhi pergerakan harga emas dunia adalah kebijakan Presiden Amerika Serikat saat ini, Donald Trump. Beliau diketahui menginstruksikan investigasi terhadap impor mineral penting, serta meninjau ulang produk-produk farmasi dan semikonduktor. Langkah ini menciptakan ketidakpastian pasar, yang secara historis selalu menjadi momen emas bersinar.

Trump juga menyatakan bahwa ada kemajuan dalam pembicaraan dagang dengan Jepang. Namun pasar masih diliputi kekhawatiran karena ketidakjelasan hasil akhirnya. Sentimen inilah yang membuat investor global lebih memilih menahan aset dalam bentuk emas dibanding instrumen lain yang lebih berisiko.

3. Analis Optimistis, Tapi Waspadai Koreksi Jangka Pendek

Meskipun harga emas terus meroket, sejumlah analis tetap mengingatkan bahwa koreksi jangka pendek tetap mungkin terjadi. Hal ini karena aksi ambil untung (profit taking) yang biasa dilakukan investor setelah harga mencapai puncak tertentu. Selain itu, volatilitas pasar saham dan tekanan margin call juga bisa memicu aksi jual mendadak pada emas.

Namun, di sisi lain, konsultan dan analis logam mulia masih optimis terhadap tren emas di jangka menengah hingga panjang. Ketidakpastian global yang masih berlangsung, seperti perang dagang, ancaman resesi, serta gejolak geopolitik, membuat emas diprediksi akan tetap jadi pilihan utama investor.

4. Harga Emas Antam di Indonesia Ikut Terkerek

Fenomena kenaikan harga emas global ini juga berdampak langsung pada harga emas Antam di pasar domestik. Per tanggal 21 April 2025, harga emas Antam naik Rp 15.000 per gram, mencapai rekor Rp 1.980.000 per gram untuk satuan 1 gram. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah penjualan emas batangan di Indonesia.

Untuk emas dengan ukuran terkecil, yaitu 0,5 gram, harga sudah menembus Rp 1.040.000, sementara untuk satuan terbesar 1.000 gram (1 kg), nilainya sudah mencapai lebih dari Rp 1,92 miliar. Tak hanya itu, harga buyback emas Antam—harga jual kembali ke pihak Antam—juga ikut naik menjadi Rp 1.829.000 per gram.

Dalam sepekan terakhir, pergerakan harga emas Antam berada dalam kisaran Rp 1.896.000 hingga Rp 1.980.000 per gram. Sedangkan selama sebulan terakhir, harga terus mengalami tren naik dari level Rp 1.754.000 per gram.

Fenomena Terkini






Trending