Kuatbaca.com - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengakui bahwa Indonesia tengah menghadapi gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang cukup signifikan. Namun, di balik kondisi tersebut, Luhut menyampaikan optimisme dengan adanya potensi penciptaan lapangan kerja baru yang cukup besar.
“Memang benar banyak yang terkena PHK, tapi kami memprediksi akan muncul sekitar 67 ribu lowongan pekerjaan baru sebelum akhir tahun ini,” ungkap Luhut dalam acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 yang digelar di Jakarta Convention Center, Kamis (12/6/2025).
1. Relokasi Industri Tekstil Global Jadi Penyebab Utama Lowongan Kerja Baru
Menurut Luhut, salah satu faktor utama yang mendorong terbukanya lowongan kerja baru adalah masuknya industri tekstil dari merek-merek global yang melakukan relokasi pabrik ke Indonesia. Industri padat karya seperti tekstil memang menjadi sektor strategis dalam penyerapan tenaga kerja.
Dalam paparan yang disampaikan Luhut, sebanyak 67.780 lapangan kerja diperkirakan akan tercipta dari kehadiran dua perusahaan tekstil global yang membuka pabrik di berbagai wilayah Indonesia sepanjang tahun ini. Meski Luhut tidak menyebutkan nama perusahaan tersebut, distribusi pabrik sudah dirinci berdasarkan lokasi dan kebutuhan tenaga kerja.
2. Sebaran Pabrik Tekstil di Pulau Jawa, Dari Banten Hingga Jawa Timur
Pabrik-pabrik tekstil baru itu tersebar di sejumlah wilayah Pulau Jawa. Di Banten, akan berdiri dua pabrik di Serang dan Tangerang yang membutuhkan sekitar 1.520 tenaga kerja. Sementara di Jawa Barat, terdapat 11 pabrik yang berlokasi di kota-kota seperti Cirebon, Majalengka, dan Karawang, dengan kebutuhan pekerja mencapai 5.469 orang.
Wilayah dengan jumlah tenaga kerja terbesar adalah Jawa Tengah, di mana akan ada 10 pabrik baru di berbagai kabupaten seperti Brebes, Boyolali, dan Pekalongan, yang secara total menyerap hingga 60.481 tenaga kerja. Sedangkan di Jawa Timur hanya terdapat satu pabrik di Pleret dengan kebutuhan 400 pekerja.
3. Bantahan Luhut atas Isu Kontraksi Industri Tekstil dan Alas Kaki
Luhut menepis anggapan yang selama ini berkembang mengenai penurunan industri garmen dan alas kaki di Indonesia. Dia menegaskan justru ada relokasi besar-besaran dari China ke Indonesia, khususnya ke daerah-daerah kecil di Jawa Tengah.
“Kami terkejut karena industri dari China memilih memindahkan pabrik ke kota kecil di Jawa Tengah, bukan ke zona ekonomi khusus,” jelas Luhut. Menurutnya, faktor sederhana seperti Feng Shui menjadi pertimbangan perusahaan dalam memilih lokasi pabrik. “Mereka telah mempekerjakan sekitar 10.000 orang di sana,” tambahnya.
4. Data Pengangguran dan PHK yang Masih Mengkhawatirkan
Meski ada optimisme soal pembukaan lapangan kerja, data dari Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan angka PHK per Mei 2025 mencapai 26.455 orang, meningkat dibanding tahun sebelumnya. Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta jiwa atau setara dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,76% per Februari 2025.
Data ini diperparah dengan laporan Dana Moneter Internasional (IMF) yang menempatkan Indonesia sebagai negara berkembang dengan angka pengangguran tertinggi kedua di Asia Pasifik, dengan proyeksi naik menjadi 5% pada tahun 2025. Kondisi ini menegaskan perlunya upaya maksimal dari pemerintah dan pelaku usaha untuk menciptakan lapangan kerja yang cukup dan berkualitas.
Luhut: “Orang mengatakan banyak yang di-PHK, iya. Tetapi pada saat yang sama, prediksi kami akan muncul sekitar 67.000 lapangan pekerjaan sebelum akhir tahun ini,” ujar Luhut dalam konferensi tersebut.