LG Mundur dari Proyek Baterai EV Rp 129 Triliun, Prabowo Yakin Indonesia Tetap Kuat dan Dilirik Investor

22 April 2025 21:40 WIB
presiden-prabowo-subianto-1745319854074_169.jpeg

1. Prabowo Tanggapi Santai Mundurnya LG dari Proyek Strategis

Kuatbaca.com - Presiden Prabowo Subianto merespons dengan tenang kabar mundurnya LG dari proyek investasi besar pengembangan baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia yang nilainya mencapai Rp 129 triliun. Menurutnya, langkah LG tersebut tidak akan mengganggu posisi Indonesia sebagai negara tujuan investasi strategis, terutama di sektor energi baru terbarukan.

“Pasti ada lah (pengganti LG). Tenang saja, Indonesia besar, Indonesia kuat, Indonesia cerah,” ujar Prabowo kepada awak media di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/4/2025).

2. Investasi Rp 129 Triliun Batal, Tapi Indonesia Tetap Optimistis

Dalam catatan media, LG Energy Solution, bersama entitas afiliasinya seperti LG Chem dan LX International Corp, semula tergabung dalam konsorsium yang akan membangun rantai pasok baterai EV di Indonesia. Proyek ini mencakup pengadaan bahan baku, prekursor, katode, hingga produksi sel baterai.

Namun, keputusan LG untuk mundur disebut terjadi setelah adanya perlambatan permintaan EV global, yang membuat perusahaan perlu menyesuaikan strategi bisnisnya secara global.

3. Indonesia Tetap Jadi Pemain Kunci karena Produksi Nikel

Indonesia masih memiliki posisi yang sangat strategis dalam industri baterai kendaraan listrik dunia karena merupakan produsen nikel terbesar di dunia, logam utama dalam pembuatan baterai lithium-ion. Dengan kekayaan sumber daya ini, pemerintah yakin Indonesia akan tetap menjadi magnet investor, baik dari Asia, Timur Tengah, maupun Eropa.

4. LG Masih Lanjutkan Investasi Lain di RI

Meski mundur dari proyek besar tersebut, LG menegaskan bahwa mereka tidak sepenuhnya hengkang dari Indonesia. Mereka tetap akan melanjutkan kolaborasi dalam proyek lain seperti Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power)—pabrik baterai hasil kerja sama dengan Hyundai Motor Group.

“Kami tetap melanjutkan bisnis kami yang ada di Indonesia,” kata perwakilan LG, seperti dikutip dari Yonhap News Agency.

5. Penyebab Mundurnya LG: Gejolak Industri EV Global

Sumber internal menyebut bahwa keputusan LG bukan karena masalah regulasi atau iklim investasi di Indonesia, melainkan karena perubahan permintaan global. Pasar EV yang sempat melambat akibat ketidakpastian ekonomi dan perubahan tren konsumsi memaksa banyak produsen untuk meninjau ulang ekspansi mereka.

6. Pemerintah Siap Jalin Kerja Sama Baru dengan Mitra Strategis

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Investasi sudah mulai mengidentifikasi mitra alternatif dari negara lain untuk menggantikan LG dalam proyek strategis ini. Beberapa perusahaan dari Tiongkok, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Jepang, dan Eropa dikabarkan telah menyatakan ketertarikannya untuk menanamkan modal di sektor baterai dan kendaraan listrik di Indonesia.

7. Prabowo Tegaskan Komitmen RI Terhadap Transisi Energi Hijau

Langkah LG tidak menyurutkan komitmen pemerintah untuk terus mengembangkan ekosistem kendaraan listrik nasional. Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia akan tetap melanjutkan proyek energi bersih, dengan dukungan investor yang memiliki visi jangka panjang terhadap transformasi energi.

8. Pentingnya Diversifikasi Mitra dan Daya Tahan Ekonomi

Kejadian ini mengingatkan pentingnya bagi Indonesia untuk tidak bergantung pada satu mitra strategis, melainkan terus membangun diversifikasi investasi. Dengan kekuatan ekonomi domestik yang stabil, ditambah dukungan politik dan birokrasi yang kondusif, Indonesia dinilai siap menjadi pusat industri EV Asia Tenggara.

9. RI Masih Pasok Komponen Baterai untuk Tesla Global

Meskipun proyek LG dibatalkan, Indonesia tetap menjalankan perannya dalam pasokan komponen baterai EV global, termasuk untuk raksasa otomotif seperti Tesla. Ini menjadi bukti bahwa posisi Indonesia tetap solid di mata industri otomotif dunia.

10. LG Pergi Bukan Akhir, Tapi Awal Peluang Baru

Mundurnya LG dari proyek Rp 129 triliun tidak berarti kegagalan. Sebaliknya, ini menjadi momentum untuk menarik mitra yang lebih agresif, inovatif, dan sesuai dengan visi jangka panjang Indonesia. Dengan dukungan infrastruktur, kekayaan sumber daya, dan kepemimpinan yang stabil, Indonesia tetap akan menjadi pemain kunci dalam revolusi kendaraan listrik global.

Fenomena Terkini






Trending