Kunjungan Menteri Bahlil ke Pertamina Hulu Mahakam Dorong Optimisme Produksi Energi Nasional

Kuatbaca.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, melakukan kunjungan kerja ke fasilitas operasional PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) di Lapangan Senipah Peciko South Mahakam (SPS), Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Kunjungan yang berlangsung pada 30 April 2025 ini menjadi bagian dari upaya strategis pemerintah untuk memastikan kelangsungan operasional sektor hulu migas yang menjadi tulang punggung ketahanan energi nasional.
Lapangan SPS sendiri merupakan salah satu aset penting dalam Wilayah Kerja Mahakam yang dikelola oleh PHM, anak perusahaan dari PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI). Kunjungan ini juga menunjukkan bentuk pengawasan dan dukungan langsung dari pemerintah pusat terhadap sektor energi, khususnya dalam memastikan bahwa setiap proses eksplorasi dan produksi berjalan optimal dan berkelanjutan.
1. Pemerintah Serius Genjot Produksi Migas Lewat Inovasi dan Kolaborasi
Dalam kegiatan tersebut, Bahlil didampingi sejumlah tokoh penting, termasuk Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud, Kepala SKK Migas Djoko Siswanto, serta jajaran direksi dari Pertamina Grup. Rombongan ini meninjau fasilitas produksi utama dan menerima paparan langsung mengenai kinerja operasional PHM, penggunaan teknologi terkini, serta pendekatan efisiensi dan budaya keselamatan kerja.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Chalid Said Salim, menyampaikan bahwa kunjungan Menteri ESDM merupakan bentuk dukungan nyata terhadap pelaku industri migas di Indonesia. “Kunjungan ini menjadi energi pendorong bagi kami untuk terus mengedepankan kinerja yang unggul dan berkelanjutan,” ujar Chalid dalam keterangannya.
2. PHM Fokus pada Inovasi, Digitalisasi, dan Keselamatan Operasional
General Manager PHM, Setyo Sapto Edi, menegaskan bahwa pihaknya sangat mengutamakan penerapan teknologi dan digitalisasi dalam operasionalnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan agar produksi migas tetap stabil di tengah tantangan global. “Kami berkomitmen menjalankan operasi hulu migas yang selamat, andal, patuh, dan efisien. Lapangan SPS menjadi contoh bagaimana lapangan mature bisa tetap produktif,” jelas Setyo.
Setyo juga mengungkapkan bahwa hingga Maret 2025, PHM telah mencatat produksi gas sebesar 439 MMSCFD dan minyak sebesar 25,1 MBOPD. Selain itu, perusahaan telah menyelesaikan 20 pengeboran sumur tajak sebagai bagian dari program eksplorasi yang agresif.
3. Keselamatan Kerja Jadi Pilar Utama Operasi PHM
Salah satu pencapaian yang turut dibanggakan adalah keberhasilan PHM mencatatkan 571 hari kerja tanpa kecelakaan, atau setara dengan lebih dari 44 juta jam kerja. Capaian ini menjadi bukti nyata bahwa perusahaan tidak hanya fokus pada output produksi, tetapi juga pada implementasi budaya keselamatan kerja (HSSE) yang kuat.
“Pencapaian ini merupakan hasil dari implementasi budaya keselamatan yang kuat di seluruh lini operasi di PHM, termasuk program pelatihan intensif dan peningkatan kepatuhan terhadap standar keselamatan,” tambah Setyo. Strategi PHM tidak hanya berorientasi pada hasil jangka pendek, tetapi juga pada keberlanjutan operasional dan pelestarian lingkungan sekitar.
4. Komitmen Pemerintah Terhadap Industri Hulu Migas Semakin Kuat
Dalam sesi wawancara di lokasi, Menteri Bahlil menyatakan harapannya agar PHM terus meningkatkan lifting minyak untuk memperkuat ketahanan energi nasional. “Saya berharap PHM terus fokus dalam meningkatkan lifting minyak untuk mendukung ketahanan energi nasional. Pemerintah akan terus menciptakan iklim investasi yang kondusif,” ujarnya.
Bahlil juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri migas dalam rangka mengejar target ambisius produksi nasional. Selain itu, pemerintah melalui Kementerian ESDM berkomitmen mendorong percepatan eksplorasi dan pengembangan lapangan baru yang potensial.
5. Pertamina Fokus Capai Target Gas Nasional 2030
Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menambahkan bahwa Pertamina telah mengalokasikan hingga 60% dari total belanja modal (Capex) untuk sektor hulu hingga tahun 2029. Langkah ini sebagai wujud keseriusan perusahaan dalam mengejar target produksi gas sebesar 12 miliar kaki kubik per hari (BCFD) pada tahun 2030.
Dengan strategi agresif di sektor hulu, kolaborasi erat bersama pemerintah, serta inovasi teknologi yang terus dikembangkan, Pertamina bersama anak usahanya termasuk PHM optimistis mampu menjadi pemain kunci dalam menjaga ketahanan energi nasional di tengah transisi menuju energi berkelanjutan.