KFC Lepas 15% Saham Jagonya Ayam: Strategi Segarkan Modal dan Perkuat Bisnis Ayam Terintegrasi

3 July 2025 10:50 WIB
logo-kfc_169.jpeg

Kuatbaca.com - PT Fast Food Indonesia Tbk (kode saham: FAST), pemegang lisensi dan pengelola waralaba KFC di Indonesia, resmi melepas sebagian saham miliknya di PT Jagonya Ayam Indonesia (JAI). Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat struktur pendanaan dan memperluas daya saing di industri pangan terintegrasi.

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (3/7/2025), FAST mengumumkan bahwa mereka telah menjual sebanyak 41.877 lembar saham Seri A milik JAI, yang setara dengan 15% dari seluruh saham yang telah diterbitkan oleh perusahaan tersebut. Nilai transaksi ini mencapai Rp 54,44 miliar.

Saham tersebut dijual kepada PT Shankara Fortuna Nusantara, sebuah entitas yang kini resmi masuk sebagai salah satu pemegang saham JAI. Transaksi efektif per 30 Juni 2025 ini dinilai sebagai langkah strategis guna memperkuat operasional dan pengembangan bisnis peternakan ayam terintegrasi milik JAI.

1. Fast Food Tetap Pengendali JAI meski Kurangi Kepemilikan

Meski melepas 15% kepemilikan, Fast Food Indonesia masih menjadi pemegang saham mayoritas JAI dengan kepemilikan sebesar 55%. Hal ini memastikan bahwa kontrol strategis dan arah pengelolaan bisnis JAI tetap berada di tangan Fast Food sebagai perusahaan induk.

Dengan tetap menjadi pengendali, FAST tetap memperoleh manfaat dari berbagai sinergi yang telah terbentuk, mulai dari efisiensi harga pasokan daging ayam hingga profit sharing dari kegiatan operasional JAI. Sebagai informasi, JAI merupakan pilar penting dalam rantai pasok daging ayam KFC Indonesia.

JAI tidak hanya menyediakan bahan baku ayam untuk restoran cepat saji, tetapi juga menjalankan berbagai lini usaha peternakan ayam secara terintegrasi. Mulai dari pabrik pakan, penetasan ayam, pembesaran, pemotongan ayam, hingga pengolahan daging menjadi produk siap saji, semua dilakukan oleh JAI.

Manajemen Fast Food menyebutkan bahwa meskipun ada perubahan struktur kepemilikan, JAI tetap beroperasi sesuai visi dan misi strategis perusahaan induk. Tujuan utamanya adalah menciptakan sistem produksi dan distribusi ayam yang efisien, kompetitif, dan berkelanjutan.

2. Suntikan Dana Segarkan Struktur Modal JAI

Masuknya PT Shankara Fortuna Nusantara sebagai investor baru bukan hanya menambah variasi dalam struktur kepemilikan, tetapi juga menjadi momentum penting untuk menyuntikkan modal segar ke JAI. Dana hasil transaksi senilai Rp 54,44 miliar diharapkan bisa mendukung berbagai proyek strategis dan ekspansi bisnis ke depan.

Manajemen FAST menyebutkan bahwa pengalihan sebagian saham ini merupakan langkah realistis untuk membuka ruang kolaborasi dengan pihak luar dalam pengembangan daya saing, kemampuan operasional, hingga penguatan finansial JAI. Hal ini dinilai penting untuk menjawab tantangan pasar ayam olahan yang semakin kompetitif.

Dari sisi strategis, dana yang diperoleh juga akan digunakan untuk percepatan pembangunan jaringan distribusi, modernisasi fasilitas produksi, dan peningkatan kapasitas rumah potong ayam serta unit pengolahan daging. Dengan kapasitas yang lebih besar, FAST berharap dapat menjaga stabilitas pasokan bahan baku ke seluruh jaringan KFC di Indonesia.

Selain itu, transaksi ini mencerminkan upaya konsisten perusahaan dalam menjaga ketahanan pasok daging ayam yang selama ini menjadi tulang punggung operasional ritel restoran KFC.

3. Langkah Strategis di Tengah Tekanan Kinerja

Penjualan sebagian saham JAI terjadi di tengah kondisi keuangan yang cukup menantang bagi FAST. Sebelumnya, perusahaan sempat mengalami tekanan kinerja dan mencatatkan kerugian. Dalam laporan sebelumnya, tercatat adanya beban operasional tinggi, termasuk akibat pandemi dan inflasi bahan baku.

Dengan kondisi tersebut, langkah pelepasan sebagian saham dinilai sebagai cara realistis untuk mendatangkan modal tambahan tanpa harus menambah utang. Strategi ini juga diharapkan bisa menjaga kelangsungan operasional sambil menunggu pemulihan bisnis di sektor makanan cepat saji.

Manajemen FAST menegaskan bahwa langkah ini bukan pelepasan kendali, melainkan bagian dari strategi jangka panjang dalam memperkuat kemitraan, mempercepat pengembangan, dan memaksimalkan potensi JAI sebagai lini bisnis strategis.

Kehadiran investor baru juga bisa mendorong JAI menjadi lebih terbuka terhadap transformasi teknologi dan efisiensi manajemen. Hal ini sesuai dengan tuntutan era industri pangan modern yang mengedepankan integrasi dan kecepatan produksi.

4. Efisiensi dan Kolaborasi Jadi Kunci Pertumbuhan

Dengan struktur kepemilikan yang baru, Fast Food Indonesia berharap adanya peningkatan fleksibilitas dalam pengambilan keputusan dan efisiensi dalam operasional JAI. Terbukanya peluang kolaborasi juga bisa mempercepat implementasi teknologi peternakan modern dan distribusi rantai dingin yang efisien.

Penguatan lini pasokan bahan baku ini akan berdampak langsung pada kualitas dan kestabilan harga produk ayam KFC yang selama ini menjadi andalan. Di tengah persaingan ketat dengan berbagai pemain baru di sektor food & beverage, jaminan pasokan daging berkualitas menjadi keunggulan strategis yang harus terus dijaga.

Ke depan, dengan dana tambahan dan kolaborasi lintas pemilik saham, JAI diharapkan bisa menjadi tulang punggung rantai pasok yang semakin andal, efisien, dan berkelanjutan untuk seluruh ekosistem bisnis KFC Indonesia.

Fenomena Terkini






Trending